Di suatu hari Sabtu, kala sedang belanja keperluan mingguan di sebuah Mall, aku melihat anak balita laki-laki, mungkin 4-5 tahun umurnya, berdiri di depak kasir.
“Dik, uangmu tidak cukup untuk membeli boneka itu” kata si kasir, sambil menunjuk ke arah boneka yang dipegangi anak itu.
Anak itu menoleh ke arahku sambil bertanya, “Benarkah uangku tidak cukup untuk boneka ini, Kak?”
Kudekati dan kugandeng anak itu menyingkir dari depan kasir.
“Ayo, kita hitung ulang, Dik”, ajakku.
“Betul! Tidak cukup untuk membayar boneka ini, Dik” Jelasku, kemudian.
Wajah anak itu termangu.
“Ngomong-omong, boneka ini akan Adik berikan kepada siapa?” Lanjutku.
“Akan kuberikan kepada adik aku. Ia sangat ingin memiliki boneka ini, di hari ulang tahunnya. Aku titip mama saat menjenguk adik” Katanya, dengan mata yang memandang ke kejauhan.
“Ia sudah pergi bersama Tuhan…Kata papa, mama juga segera menyusul,”
Hatiku berdetak kecang. Dua hari lalu, di medsos ada berita truk yang menabrak mobil brio yang berisi seorang ibu dan anak balita. Si balita meninggal di tempat dan si ibu koma.
….
“Dik, ayo kita kitung ulang” Kataku, sambil menyisipkan sejumlah uang tanpa sepengetahuannya.
“Oooo, cukup Dik. Bahkan lebih!”. Lanjutku.
Sambil menangkupkan telapak tangannya, ia berucap, “Ya, Tuhan. Terima kasih mengabulkan permohonanku”
“Tadi malam, sebelum tidur saya berdoa agar Tuhan memberi uang yang cukup untuk membelikan boneka adik, yang ssudah bersama-Nya” Lanjutnya dengan wajah cerah.
“Sebenarnya, saya juga mau membelikan mama bunga mawar putih. Mama sangat suka mawar putih. Tetapi, aku tak mau meminta lebih banyak kepada Tuhan”
….
Seminggu kemudian, ada berita si ibu telah menghembuskan napas. Segera kukirim buket bunga mawar putih ke rumah duka.
Di sana, kulihat sebuket bunga mawar putih di tangan dan boneka mungil di samping almarhumah.
….
Sungguh tragis. Mama dan adik tercintanya telah direnggut dalam hitungan detih oleh sopir mabuk.
Salam setangkai bunga mawar
Leo Sutrisno
Selasa 2 Oktober 2024.
Peristiwa Sedih
Misteri 1. Luk 23:39-42