Rosario 4. Mawar Burgundi untuk Pak Dhé

4 Min Read

Warna ‘burgundi’ (burgundy) adalah warna anggur yang khas dari daerah Burgundy (Perancis). Warna burgundi tampak merah bercampur ungu kemilau.

Sore itu Vian, bersama beberapa kawan sekelasnya di Sekolah Dasar tiga puluh tahun, berada di sebuah Café kopi yang kesohor di kota ini. Sebuah pertemuan nostalgia.

Pembicaraan mereka ke sana ke mari. Dari berbagai berita viral di medsos hingga hingga pacar, serta jargon-jargon mereka, dulu. Memang mereka akrab dari dulu.

Sekitar setengah jam kemudian, masuk seorang lansia yang langsung duduk sendirian di pojok. Tidak begitu lama, seorang pelayan menyusul dan siap dengan secangkir kopi dan dua potong kue talam ubi ungu.

“Aku ke sana. Menemui pak dhé, ya. Sebentar!” Kata Vian tanpa menunggu respons kawan-kawannya.

…..

“Selamat sore, Pak” Sapa Vian.

“Oh, sore, Bang Vian. Ayo duduk” Sahut pak tua.

“Wah!, masih ingat nama saya, Prof” Kata Vian.

“Selamat ya atas promosinya sebagai ‘Associate professor’. Suatu Kesempatan yang sanagt bagus bagi mkalian yang berprestasi”. Kata pak tua dengan hangat.

Vian tidak kaget. Ia tahu bahwa pak tua itu adalah seorang komputer berjalan. Tak ada yang tidak diketahui. Kecoak di lobang toilet pun akan ketahuan.

“Terima kasih, Prof” Jawabnya.

“Prof, juga terlihat segar bugar. Saya dengar pernah sakit berat” Lanjut Vian.

“Terima kasih. Bersyukur masih diijinkan menyusuri jalan-jalan di kota ini tiap hari. Walau tidak segisit dulu” Kata pak tua.

“Ya, Prof. Semua ada waktunya.” Kata Vian.

……

Lima belas tahun yang lalu, juga di bulan Oktober, pak tua sakit mendadak dalam perjalanan pulang dari daerah.
Begitu turun dari dari bus, langsung diterima ambulans. Sejak pukul 04 dini hari istri sudah menyiapkannya. Pak tua langsung dibawa ke rumah sakit.

Sembilan hari, tim medis melaksanakan observasi yang intensif dan seksama. Tetapi, tidak berhasil menemukan penyakit yang diderita.

“Pak, saya selaku ketua tim medis, dimana ibu juga ikut di dalamnya, menyatakan bahwa diagnostik medis tidak dapat ditegakkan. Kami persilahkan mencari second opinion”. Kata seorang dokter di hari ke-sepuluh pagi.

“Baik, Dok” Kata pak tua.

“Saya tidak akan mencari ‘second opinion’. Karena, saya melihat Dokter dan tim telah berkerja sangat profesional. Saya dengar dari istri, dokter juga telah berkonsultasi ke Jakarta dan bahkan ke Singapura. Sekali lagi terima kasih atas usaha para dokter menangani sakit saya. Kalau begitu saya mohon ijin pulang ke rumah. Nanti” Lanjut pak tua.

“Baik, Prof. Saya titip bapak dirawat di rumah, ya Dok” Kata dokter itu kepada istri pak tua.

…..

“Lalu, apa yang Prof dan ibu lakukan?!” Tanya Vian.

“Suatu malam, saya sangat kesakitan. Saya minta tolong Vikjen agar didoakan via SMS. ‘Bapak harus menhadiri Perayaan Ekaristi tiap hari. Itu obat yang sangat mujarap’ tulis Vikjen” Jawab pak tua.

“tu saya jalani hingga hari ini. Kadang-kadang, istrinya menyarankan tidak usah berangkat ke gereja, karena hujan. Yang kita alami ini belum apa-apa dibandingkan dengan penderitaan-Nya” Lanjut pak tua.

“Hidup itu penuh misteri, Bang. Tetapi. Omong-omong, terima kasih telah sabar mendengarkan kisah ini. Salam untuk kawan-kawan di meja sana, ya” Kata pak tua mengakhiri kisahnya.

Vian pun kembali ke meja semula. Kembali menikmati reuniannya hingga tengah malam.

‘’’’’

Sebagai penutup doa Rosario yang biasa didaraskan di pagi subuh Vian menyisipkan:

“Bunda, dalam hidup ini banyak rahasia dan rencana-Nya yang tak kami mengerti. Ajarilah kami, menyimpan semuanya itu di dalam hati kami. Sabarkanlah dan yakinkanlah kami, pada saatnya, kelak, Ia sendiri yang akan menguakkan dan menjelaskan kepada kami” Amin!!!

Salam setangkai bunga mawar

Leo Sutrisno
Kamis, 3 Oktober 2024.
Buah renungan Peristiwa Terang, Misteri 1 (Mat 3:16-17): BERSEDIA MENERIMA SANG PENYEMBUH


Kontak

Jl. Purnama Agung 7 Komp. Pondok Agung Permata Y.37-38 Pontianak
E-mail: [email protected]
WA/TELP:
- Redaksi | 0812 5710 225
- Kerjasama dan Iklan | 0858 2002 9918
Share This Article