{"id":11153,"date":"2019-09-21T09:57:08","date_gmt":"2019-09-21T02:57:08","guid":{"rendered":"http:\/\/teraju.id\/?p=11153"},"modified":"2019-09-21T09:57:08","modified_gmt":"2019-09-21T02:57:08","slug":"mencetak-insan-akademik-melalui-rumah-literasi-fuad","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/teraju.id\/opini\/mencetak-insan-akademik-melalui-rumah-literasi-fuad-11153\/","title":{"rendered":"Mencetak Insan Akademik Melalui Rumah Literasi FUAD"},"content":{"rendered":"

Oleh: Saripaini<\/p>\n

Menulis merupakan satu bagian penting dalam kehidupan insan akademik, segala sesuatu dalam dunia akademik akan diproses setelah disajikan dalam bentuk tulisan, dari urusan sederhana seperti surat izin hingga urusan yang sangat penting seperti pengajuan atau pencairan uang. Semuanya butuh penyajian dalam bentuk laporan tertulis.<\/p>\n

Banyak mahasiswa yang bersusah payah mengikuti tes masuk ke perguruan tinggi, tapi tak sedikit juga mahasiswa yang kesulitan untuk keluar dari perguruan tinggi. Masuk susah, keluar lebih susah. Mengapa? Ya, karena syarat keluar sebagai sarjana di satu pergutuan tinggi harus melakukan sebuah penelitian, kemudian ditulis. Skripsi.<\/p>\n

Bagi kalangan mahasiswa, di dalam proses pembelajarannya hampir seluruh dosen pengampuh mata kuliah memberikan penugasan dalam bentuk makalah atau essai. Hal tersebut dilakukan oleh sebagian besar dosen-dosen di tempat saya kuliah. Saat ini, saya semeter 7 dan masih bisa dihitung pakai jari, mata kuliah apa saja yang tidak ada tugas membuat makalah. Ya, tentu saja hal penugasan demikan diberikan agar para mahasiswa mempelajari materi pembelajaran dan terbiasa dengan dunia tulis-menulis.<\/p>\n

Jika hampir seluruh perkuliahan dari semester 1-6 diberikan penugasan berupa makalah, seharusnya perkara menulis skripsi bukanlah persoalan bagi mahasiswa. Jika 1 semeter mahasiswa ditugaskan membuat 10 makalah, maka 6 semeter artinya ada 60 makalah. Bukan jumlah yang sedikit.
\nAkan tetapi kenyataan di lapangan menampilkan bahwa tidak sedikit mahasiswa yang mengalami kesulitan menulis skripsi. Mengapa demikian? Mungkin jawaban yang terlintas di benak adalah karena terbiasa Copas atau Copy paste. Ya, sebagian besar mahasiswa melakukan plagiasi, berbohong, demi memenuhi tugas, kemudian mendapat nilai. Apakah tindakan demikian boleh mendapatkan pembenaran? Seharusnya tidak, apa lagi para pelakunya mahasiswa yang didik di instansi negeri Islam dan berada di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah.<\/p>\n

Lebih dari tidak pantas, calon juru dakwah tebiasa berbohong dan membohongi guru.<\/p>\n

Oleh sebab itu, keberadaan program Rumah Literasi FUAD (Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah) IAIN Pontianak pantas mendapatkan apresiasi dan patut diajungi jempol. Program yang memberikan bimbingan kepenulisan kepada para mahasiswa baru selama 1 semester. Dengan dibekali keterampilan menulis mahasiswa didorong untuk berlaku jujur dan dapat mempertanggungjawabkan hasil pembelajarannya secara ilmiah. Ya, memang ketidaktahuan penyajian materi dalam bentuk tulisan bukalah satu-satunya alasan yang melatarbelakangi mahasiswa memilih untuk copy paste. Namun, hal ini mengurangi daftar alasan yang membuat mahasiswa melalaikan tugas.<\/p>\n

Jumat, 20 September 2019 merupakan hari kedua berjalannya kegiatan Rumah Literasi FUAD yang telah diresmikan pada April 2019 lalu. Dalam proses pembelajaran, para mentor dari tiap-tiap kelas akan memberikan pengahargaan berupa sebuah buku kepada mahasiswa yang layak atau memenuhi kriteria yang telah ditentukan, yakni katagori penulis terbanyak.<\/p>\n

Pemberian hadiah, ditujukan untuk menimbulkan semangat kompetisi bagi mahasiswa baru, agar semangat dalam menulis dan mengikuti rangkaian kegiatan yang berlangsung selama 3 jam.<\/p>\n

Saya rasa hasil menulis hari ini dapat dibanggakan untuk kelas penulis pemula, kelas A atau kelompok 1 misalnya, penulis tercepat jatuh kepada Cindi Surya dengan 1667 kata, diikuti Nur Hidayah 1629 kata dalam waktu 1 jam. Saya pikir ini merupakan awal yang sangat baik sebagai batu loncatan lahirnya insan-insan akademik yang jujur, amanah, tablig dan fatonah dari FUAD IAIN Pontianak.<\/p>\n

Punggur Kecil, 20 September 2019<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Oleh: Saripaini Menulis merupakan satu bagian penting dalam kehidupan insan akademik, segala sesuatu dalam dunia akademik akan diproses setelah disajikan dalam bentuk tulisan, dari urusan sederhana seperti surat izin hingga urusan yang sangat penting seperti pengajuan atau pencairan uang. Semuanya butuh penyajian dalam bentuk laporan tertulis. Banyak mahasiswa yang bersusah payah mengikuti tes masuk ke […]<\/p>\n","protected":false},"author":2,"featured_media":11150,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[14],"tags":[4367,4395,4365],"adace-sponsor":[],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/11153"}],"collection":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/users\/2"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=11153"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/11153\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/media\/11150"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=11153"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=11153"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=11153"},{"taxonomy":"adace-sponsor","embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/adace-sponsor?post=11153"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}