{"id":11609,"date":"2019-11-14T08:04:55","date_gmt":"2019-11-14T01:04:55","guid":{"rendered":"https:\/\/teraju.id\/?p=11609"},"modified":"2019-11-14T08:05:06","modified_gmt":"2019-11-14T01:05:06","slug":"inspirasi-dari-tanah-air-termarjinalisasi","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/teraju.id\/berita\/inspirasi-dari-tanah-air-termarjinalisasi-11609\/","title":{"rendered":"Inspirasi dari Tanah Air Termarjinalisasi"},"content":{"rendered":"\n

By Nuris<\/p>\n\n\n\n

Numpang lahir di tanah Gemah Ripah Loh Jinawi, seorang anak manusia menekuni ilmu perikanan di Malang, Jawa Timur. Namun di tempat marginal, lahan kritis Kalimantan Barat- Bumi Khatulistiwa dia mengabdi.<\/p>\n\n\n\n

Warga Kakap, Kabupaten Kubu Raya adalah petani padi. Mereka asing dengan tambak. Memang ada niat beternak, tapi tanah dan air asam tak kuasa dijinakkan.<\/p>\n\n\n\n

\"\"
Doktor Ikan paling kanan bersama penulis, tengah dan pemilik Rumah Makan Simpang Ampek Purnama, Mustafirin<\/figcaption><\/figure><\/div>\n\n\n\n

Di daerah marginal itulah Ir Muh Zainudin Arif yabg yang karib dipanggil Nanang menggeliat. Di sana pula rakyat melihat kemampuan olah kanuragannya di bidang perikanan. Tak pelak lagi gelar Doktor Ikan pun disandangkan.<\/p>\n\n\n\n

Pria 48 tahun ini kini punya rumah ikan. Ia tidak puas memproduksi nila, tapi juga udang. Rumah yang didedikasikannya untuk edukasi anak anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Ia tidak hanya menginspirasi kesejahteraan petani dan peternak di Desa Parit Keladi Kecamatan Kakap Kabupaten Kubu Raya, tetapi juga seantero Bumi khaTULIStiwa. Sepuluh, Seratus, sampai 1500 petani peternak diedukasinya. Banyak keluarga sangat sangat sederhana terangkat kesejahteraannya. Begitulah kiprah Nanang, alumni Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang di Bumi Kalimantan. Bumi khaTULIStiwa. Selamat atas kinerja Rumah Ikan besutan Doktor Nanang. Semoga terus menebar inspirasi seantero Ibu Pertiwi. *<\/p>\n\n\n\n

\"\"
Ir Muh Zainudin Arif akrab disapa Nanang saat berkunjung ke KEP’s Fish n Shrimp.<\/figcaption><\/figure><\/div>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

By Nuris Numpang lahir di tanah Gemah Ripah Loh Jinawi, seorang anak manusia menekuni ilmu perikanan di Malang, Jawa Timur. Namun di tempat marginal, lahan kritis Kalimantan Barat- Bumi Khatulistiwa dia mengabdi. Warga Kakap, Kabupaten Kubu Raya adalah petani padi. Mereka asing dengan tambak. Memang ada niat beternak, tapi tanah dan air asam tak kuasa […]<\/p>\n","protected":false},"author":4,"featured_media":11610,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[2,153],"tags":[4590],"adace-sponsor":[],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/11609"}],"collection":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/users\/4"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=11609"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/11609\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/media\/11610"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=11609"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=11609"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=11609"},{"taxonomy":"adace-sponsor","embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/adace-sponsor?post=11609"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}