{"id":11671,"date":"2019-11-17T20:58:07","date_gmt":"2019-11-17T13:58:07","guid":{"rendered":"https:\/\/teraju.id\/?p=11671"},"modified":"2019-11-19T11:51:07","modified_gmt":"2019-11-19T04:51:07","slug":"ketika-peserta-rumah-literasi-sulit-menulis-apa-yang-dilakukan","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/teraju.id\/berita\/ketika-peserta-rumah-literasi-sulit-menulis-apa-yang-dilakukan-11671\/","title":{"rendered":"Ketika Peserta Rumah Literasi Sulit Menulis, Apa yang Dilakukan?"},"content":{"rendered":"\n

Oleh: Yusriadi<\/p>\n\n\n\n

Meskipun pertemuan Rumah Literasi FUAD<\/a> IAIN\nPontianak sudah memasuki pertemuan ke-9 tetapi masih ada saja keluhan peserta.\nMereka masih mengeluh sulit dalam menulis. Sepertinya, sebagian peserta belum\nmencapai taraf yang diharapkan.<\/p>\n\n\n\n

Menurut perkiraan, \u00a0seharusnya setelah pertemuan ke-9 para peserta sudah running<\/em>. Lancar melancar dalam menulis dan bersemangat dalam berkarya. Semestinya tidak ada lagi terdengar pembimbing menagih karya atau peserta yang didesak-desak agar menyetor tulisan.<\/p>\n\n\n\n

Malangnya malahan masih ada saja peserta\nyang  –saya menyebutnya–, degil bin\nngeyel. Seperti saya ungkap dalam tulisan lalu, mereka masih bertanya masuk\nkelas pukul berapa, kelasnya di mana, karya yang harus diserahkan berbentuk\napa, kapan batas waktunya, bagaimana cara membuatnya.<\/p>\n\n\n\n

Jadi, tentu perkembangan terkini agak\nmengecewakan dan mengkhawatir. Jumlah peserta yang tercecer masih di luar\nekspektasi. Saking geramnya sampai-sampai saya terpaksa nimbrung dan menjapri\npembimbing kelas.<\/p>\n\n\n\n

Jumat kemarin saya berkesempatan masuk ke\nKelas JK Rowling. Saya mendampingi pembimbing tetap kelas.<\/p>\n\n\n\n

Saya masuk kelas serasa memasuki lorong gelap.\nTak ada cahaya semangat dari  peserta,\nyang jumlahnya hanya beberapa orang saja. Sepertinya, baru sepertiga yang\nhadir. Sementara yang hadir sebagiannya  hanya raga tanpa jiwa. <\/p>\n\n\n\n

Saya memulai dengan salam yang dijawab\nhambar. Tapi… tak apa, kelas tetap berjalan, berapa pun yang hadir dan\nbagaimana pun keadaannya. <\/p>\n\n\n\n

Saya mengevaluasi kegiatan sebelumnya. Memastikan\nsiapa yang hadir dan berkarya, menemukan masalah dan  akarnya. Sembari berjalan, beberapa peserta terlambat\nmenyusul kemudian. <\/p>\n\n\n\n

Tindakan pertama sebagai terapi, saya\nmenutup pintu bagi yang terlambat lebih dari 10 menit. Disiplin adalah kata\nkunci dalam menulis dan bahkan dalam hidup.<\/p>\n\n\n\n

Setelah itu baru kemudian memberikan pencerahan\ndan motivasi. Memberikan kabar gembira dan ancaman. Peserta sejauh yang teramati\nmencerna. Mereka “dipaksa” mengingat-ingat dan membuat renungan.\nMereka diminta berjanji dan berkomitmen. Mendeklarasikan kesadaran agar menyerap\nke dalam alam kesadaran. Caranya, saya meminta mereka menyebutkn beberapa\nmanfaat yang mereka dapatkan dari kelas hari ini. Satu per satu mereka menyampaikan\natau menyatakan apa manfaat yang diperoleh. Secara lisan lebih dahulu, kemudian\nditulis. <\/p>\n\n\n\n

Dengan cara ini evaluasi dan motivasi disisipkan.\nMereka juga mendapatkan bahan untuk tulisan. Tanpa mereka sadari mereka sudah\nmenulis karangan argumentatif, dengan cara yang sistematik. <\/p>\n\n\n\n

Ketika mereka mulai menulis, ruang kelas\nterasa lengang. Tak ada suara terdengar. Wajah-wajah peserta terlihat cerah.\nSemangat terlihat dan aura positif terpancar. Lorong gelap yang beberapa menit\nlalu terbayang, kini berganti ruang terang bercahays. Saya meninggalkan mereka\ndengan lega. Dada terasa berisi kepuasan dan kenikmatan.<\/p>\n\n\n\n

Dari pertemuan itu saya berkesimpulan ada\npeserta perlu dikembalikan ke pangkal jalan. Mereka perlu disemangati, terus\nmenerus.<\/p>\n\n\n\n

Mereka harus diyakinkan bahwa kegiatan ini perlu dilakukan untuk mereka. Mereka perlu disadarkan bahwa kegiatan ini lebih banyak manfaatnya dibandingkan mudaratnya. Mereka harus disadarkan bahwa menulis itu mudah, mengarang itu gampang. (*)<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Oleh: Yusriadi Meskipun pertemuan Rumah Literasi FUAD IAIN Pontianak sudah memasuki pertemuan ke-9 tetapi masih ada saja keluhan peserta. Mereka masih mengeluh sulit dalam menulis. Sepertinya, sebagian peserta belum mencapai taraf yang diharapkan. Menurut perkiraan, \u00a0seharusnya setelah pertemuan ke-9 para peserta sudah running. Lancar melancar dalam menulis dan bersemangat dalam berkarya. Semestinya tidak ada lagi […]<\/p>\n","protected":false},"author":8,"featured_media":11661,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[2,14],"tags":[3328,4365],"adace-sponsor":[],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/11671"}],"collection":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/users\/8"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=11671"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/11671\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/media\/11661"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=11671"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=11671"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=11671"},{"taxonomy":"adace-sponsor","embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/adace-sponsor?post=11671"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}