{"id":12665,"date":"2020-03-11T22:54:11","date_gmt":"2020-03-11T15:54:11","guid":{"rendered":"https:\/\/teraju.id\/?p=12665"},"modified":"2020-03-11T22:54:26","modified_gmt":"2020-03-11T15:54:26","slug":"mengenal-penyakit-hati-dan-terapinya","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/teraju.id\/opini\/mengenal-penyakit-hati-dan-terapinya-12665\/","title":{"rendered":"Mengenal Penyakit Hati dan Terapinya"},"content":{"rendered":"\n
Oleh: Abdurachman Ahmad<\/p>\n\n\n\n
Para pembaca Media Online yg Budiman
Bersabda Rasulullah Saw,
\u201cKetahuilah bahwa di dalam tubuh terdapat segumpal darah, apabila ia baik maka seluruh tubuh akan baik, dan apabila rusak maka seluruh tubuh akan rusak. Ketahuilah ia adalah Hati.\u201d (HR. Bukhari dan Muslim)<\/p>\n\n\n\n
Sesungguhnya perkara hati merupakan perkara yang besar, Sehingga Allah menurunkan kitab suci-Nya untuk memperbaiki hati.<\/p>\n\n\n\n
Hal yg menekankan pentingnya memperhatikan hati adalah bahwa Allah menjadikan hati sesuai hikmah dan ilmu-Nya sebagai tempat bagi cahaya dan petunjuk-Nya. Hati adalah tempat ilmu pengetahuan. Melalui hat imanusia dapat mengenal rabbnya dengan hati, manusia mengenal nama-nama Allahdan sifat-sifat-Nya, dengan hati manusia dapat menghayati ayat-ayat syar\u2019iyah-Nya.
Allah berfirman,
\u201cMaka apakah mereka tidak memperhatikan Alqur\u2019an atau hati mereka terkunci,\u201d(QS. Muhammad, 24).<\/p>\n\n\n\n
Ayat ini menjelaskan bahwa hati manusia apabila terkunci, maka ia tidak akan dapat memperhatikan dan merenungkan ayat-ayat syar\u2019iyah-Nya. Dengan hati pula manusia dapat merenungkan ayat-ayat kauniyah-Nya, yaitu ciptaan Allah ada di jagad raya ini dan yang ada di dalam jiwa.<\/p>\n\n\n\n
Sebagaimana Firman Allah,
\u201cMaka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yangdi dalam dada.\u201d(QS. Alhajj : 46)<\/p>\n\n\n\n
Factor penyebab lain yang menekankan pentingya menjaga hatiadalah bahwa salah satu sifat hati yang utama adalah mudah berubah, gampang berbuat, dan tidak menentu.<\/p>\n\n\n\n
Rasulullah bersabda,
\u201cSungguh, hati anak adam itu sangat (mudah) berbolak-balik daripada bejana apabila ia telah penuh dalam keadaan mendidih.\u201d(HR.Ahmad)<\/p>\n\n\n\n
Pembaca Setia Media Online yg di Rahmati Allah. Penyakit hati secara umum dibagi menjadi dua; Syirik dan Melakukan Dosa<\/p>\n\n\n\n
Pertama, Syirik adalah menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain. Orang yang syirik adalah orang yang bergantung kepada selain Allah. Bergantung kepada selain Allah adalah perusak hati yang paling besar. Tidak ada perusak hati yng paling berbahaya daripada perusak hati ini, dan tidak ada yang memutuskan kemaslahatan dan kebahagiaan orang melainkan perusak ini. Karena seseorang bergantung kepada selain Allah, maka Allah Ta\u2019ala akan mewakilkan urusan-Nya kepada sesuatu yang menjadi tempat dia bergantung tersebut. Dan dia menghinakannya karena tindakannya bergantung kepada selain-Nya itu.Dia telah kehilangan kesempatan memperoleh tujuannya dari Allah Ta\u2019ala karena dia telah bergantung selain Allah, dank arena dia telah berpaling kepada selain-Nya.Sehingga bagiannya untuk Allah tidak diterima, sedangkan angan-angannya untuk selain Allah tidaklah sampai.<\/p>\n\n\n\n
\u201cDan mereka telah mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar sembahan-sembahan itu menjadi pelindung bagi mereka. Sekali-kali tidak. Kelak mereka (sembahan-sembahan) itu akan mengingkari penyembahan (pengikut-pengikutnya) terhadapnya, dan mereka (sembahan-sembahan) itu akan menjadi musuh bagi mereka.\u201d (QS. Maryam:81-82).
Maka orang yang paling terlantar adalah orang yang bergantung kepada selain Allah, karena sesuatu yang hilang darinya beraupa kemashlahatan, kebahgiaan dan kesenangannya adalah lebih besar daripada sesuatu yang dia dapatkan dari bergantungnya kepada selain Allah. Bahkan sesuatu yang dia dapatkan itu pun Nampak akan hilang dan punah.<\/p>\n\n\n\n
Secara global, pondasi dan kaidah dasar kemusyrikan yang diatasnya dibangun sesuatu adalah sikap bergantung kepada selain Allah, dan orang yang melakukannya mendapatkan celaan dan keterlantaran, Sebagaimana Allah Ta\u2019ala berfirman :
\u201cJanganlah kamu adakan tuhan yang lain disamping Allah, agar kamu tidak tercela dan tidak ditinggalkan (Allah).\u201d (QS.Al-isra : 22)<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Mengikuti Nafsu dan melakukan dosa
Syahwat dan dosa merupakan penyebab kedua kerusakan hati.
Allah Ta\u2019ala berfirman :
\u201cMaka pernahkah kam melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmuNya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya. Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?\u201d (QS. Al-jatsiyah :23).<\/p>\n\n\n\n
Semua dosa, baik yang besar maupun yang kecil itu merusak hati dan mengeruhkan kebersihannya. Oleh karena itu Allah memerintahkan agar semua dosa ditinggalkan. Maka setiap orang yang beriman wajib meninggalkan dosa yang lahir maupun yang batin, apalagi dosa-dosa hati sangat berbahaya dan mematikan. Di antara dosa hati yang tersembunyi adalah riya\u2019 yang dapat merusak amal, ujub yang bisa menjadikan amal bagai abu yang bertebaran, dan dengki yang dapat menghapus pahala-pahala kebajikan dan memperbanyak dosa.<\/p>\n\n\n\n
Para Pembaca Budiman Yang di Muliakan Allah
Al imam ibnul Qayyim memasukkan beberapa hal kedalam kelompok nafsu yang merusak hati, yaitu,terlalu banyak bergaul, terlalu banyak terbang dalam angan-angan, terlalu kenyang, dan terlalu banyak tidur.<\/p>\n\n\n\n
Obat Penawar Hati<\/p>\n\n\n\n
Diantara obat penawar hati itu adalah sebagai berikut:<\/p>\n\n\n\n
Pertama, obat hati yang pertama adalah Alqur\u2019anul Karim, Allah Ta\u2019ala berfirman :
\u201cHai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Robbmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang \u2013orang yang beriman.\u201d(QS. Yunus :57)
Ibnu Qayyim pernah berkata, \u201cinti penyakit hati adalah penyakit syubhat dan nafsu syahwat. Sedangkan Alqur\u2019an adalah penawar bagi kedua penyakit itu, karena didalamnya terdapat penjelasan-penjelasan yang qath\u2019I yang membedakan yang haq dan yang batil, sehingga penyakit syubhat akan hilang. Adapun alqur\u2019an memberikan penawar terhadap penyakit nafsu syahwat, karena didalam alqur\u2019an terdapat hikmah nasehat yang baik, mengajak zuhud terhadap dunia dan mengutamakan kehidupan akhirat.
Diantara hal penting bagi setiap orang yang ingin menyelamatkan dan memperbaiki hatinya adalah hendaknya dia mengetahui bahwa cara berobat dengan alqur\u2019an itu tidak bisa hanya sekedar dengan membaca alqur\u2019an, melainkan harus memahami dan mengambil pelajaran dan berita-berita yang terkandung di dalamnya dan mematuhi hokum-hukumnya.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Obat kedua adalah Cinta kepada Allah. Cinta kepada allah merupkan terapi yang paling mujarab bagi hati. Apalagi cinta itu merupakan akar ibadah dan pengabdian. Allah Ta\u2019ala berfirman,
\u201cDan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah;mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman, mereka amat sangat cinta kepada Allah.\u201d(QS. Al-Baqarah : 165)<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Selalu mengingat Allah ta\u2019ala dalam setiap keadaan, dengan lisan, hati, dan perbuatan. Jadi, bagian yang diperoehnya dari cinta adalah sesuai dengan kadar dzikirnya.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Mengutamakan cinta Allah Ta\u2019ala kepada sesuatu daripada cinta diri sendiri kepada sesuatu yang lain yang didominasi oleh hawa nafsu dan berusaha mencapai cinta kepada apa yang dicintai oleh Allah Ta\u2019ala walaupun jalur menu ke sana sangat sulit.<\/p>\n\n\n\n
Kelima, menela\u2019ah asma dan sifat Allah Ta\u2019ala dengan hati, mempersaksikannya dan mengenalnya, hati terus menerus menelaah hal itu di dalam medan olah makrifah ini. Maka siapa yang mengenal Allah Ta\u2019ala dengan nama-nama-NYa dan sifat-sifatNya serta perbuatan-perbuatanNya, maka dia pasti mencintai-Nya.<\/p>\n\n\n\n
Keenam, menyaksikan kebaikan ihsan, dan tanda kekuasaan Allah Ta\u2019ala, serta nikmat-nikmatNya yang lahiryah ataupun bathiniyah. karena semua itu membangkitkan cinta kepada Allah Ta\u2019ala.<\/p>\n\n\n\n
Ketujuh, yaitu bermunajat kepadaNya, membaca kitabNya, menghadirkan hati dihadapanNya, beradab dengan adab ibadah dan penghamban dihadapan Allah Ta\u2019ala, kemudian diakhiri dengan beristighfar dan bertaubat.<\/p>\n\n\n\n
Kedelapan, Bergaul dengan orang-orang yang mencintai Allah Ta\u2019ala dan orang-orang yang jujur, kemudian memetik buah perkataan mereka yang terbaik sebagaimana memetik buah yang terbaik dan paling ranum. Dan tidak berbicara melainkan pembicaraan itu memiliki kemaslahatan, dan pastikan bahwa tiap-tiap pernyataan dikemukakan membawa kebaikan dan bermanfaat buat orang lain.<\/p>\n\n\n\n
Semoga tausiyah singkat ini mendatangkan manfaat bagi penulis dan menjadikan kebaikan buat pembaca dimana saja berada.<\/p>\n\n\n\n
Akhir kalam semua yang salah datangnya dari diri saya pribadi dan yang benar mutlak datangnya dari Allah subhanahu wa ta\u2019ala.
Wallahu a\u2019lam<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"
Oleh: Abdurachman Ahmad Para pembaca Media Online yg BudimanBersabda Rasulullah Saw, \u201cKetahuilah bahwa di dalam tubuh terdapat segumpal darah, apabila ia baik maka seluruh tubuh akan baik, dan apabila rusak maka seluruh tubuh akan rusak. Ketahuilah ia adalah Hati.\u201d (HR. Bukhari dan Muslim) Sesungguhnya perkara hati merupakan perkara yang besar, Sehingga Allah menurunkan kitab suci-Nya […]<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":12666,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[14],"tags":[5073],"adace-sponsor":[],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/12665"}],"collection":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=12665"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/12665\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/media\/12666"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=12665"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=12665"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=12665"},{"taxonomy":"adace-sponsor","embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/adace-sponsor?post=12665"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}