{"id":13151,"date":"2020-05-03T05:55:19","date_gmt":"2020-05-02T22:55:19","guid":{"rendered":"https:\/\/teraju.id\/?p=13151"},"modified":"2020-05-03T05:55:42","modified_gmt":"2020-05-02T22:55:42","slug":"segarnya-ce-hun-tiau-untuk-buka-puasa-cobain-resepnya","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/teraju.id\/community\/segarnya-ce-hun-tiau-untuk-buka-puasa-cobain-resepnya-13151\/","title":{"rendered":"Segarnya Ce Hun Tiau untuk Buka Puasa, Cobain Resepnya!"},"content":{"rendered":"\n

Oleh: Mikhael Hamashiah<\/p>\n\n\n\n

Memasuki Bulan Ramadhan, salah satu hal yang dinantikan adalah menyantap aneka makanan buka puasa. Hal yang lumrah apabila sepanjang tepi jalan raya berubah jadi lapak berjualan menu takjil. <\/p>\n\n\n\n

Namun, bagaimana dengan kondisi pandemi Corona yang tengah melanda? Nyatanya hal itu tidak mematahkan semangat pedagang untuk terus membuka lapak. Walaupun begitu, kalau dulu berdempetan, kini meja\/pondok yang didirikan diberi jarak, layaknya #socialdistancing. Beberapa lapak tepi jalan itu bahkan tak jarang terlihat menyediakan hand sanitizier di atas meja.<\/p>\n\n\n\n

Terlepas dari semua itu, alangkah lebih aman apabila kamu tetap #dirumahaja. Buang rasa malas atau lupakan rasa letihmu sejenak untuk menghindari kemungkinan terburuk terinfeksi COVID-19. Buka smartphone mu dan telusuri berbagai resep makanan yang bisa kamu buat sendiri selama #dirumahaja. Waktunya meningkatkan skill memasak dan berkreasi!<\/p>\n\n\n\n

Berkaitan menu buka puasa, kami punya rekomendasi yang menyegarkan, yaitu Ce Hun Tiau! Minuman khas Tionghoa di Pontianak ini mirip seperti cendol tetapi ukurannya lebih panjang dan bewarna putih. Ce Hun Tiau juga memiliki tambahan toping seperti ketan hitam, kacang merah, cincau, bongko (ati pari) serta disiram dengan santan dan gula merah. <\/p>\n\n\n\n

Kata Ce Hun Tiau sendiri berasal dari bahasa Tio Ciu, yaitu \u2018Ce\u2019 artinya ubi, \u2018Hun\u2019 artinya tepung, dan \u2018Tiau\u2019 artinya makanan yang memiliki bentuk panjang seperti mi. Nama minuman ini merujuk pada bahan utamanya, yaitu adonan panjang bewarna putih yang dibuat dari tepung sagu. <\/p>\n\n\n\n

Ce Hun Tiau menjadi jajanan yang tepat sebagai takjil karena akan menghilangakan dahagamu setelah seharian penuh menahan diri untuk makan dan minum. Rasa manis dari gula merah. Tekstur sagunya yang kenyal seperti agar-agar. Apalagi bila ditambah dengan es batu, minuman ini semakin menyegarkan! Sungguh menggiurkan bukan?<\/p>\n\n\n\n

Sekedar informasi, untuk mendapatkan Ce Hun Tiau yang nikmat, kamu bisa mengunjungi Jalan W.R. Supratman setiap siang menjelang sore. Di sana kamu akan menemukan gerobak-gerobak penjual Ce Hun Tiau. Satu porsi Ce Hun Tiau dikenakan harga mulai dari Rp 8.000,- hingga Rp 10.000,-.<\/p>\n\n\n\n

Tapi tadi kan disuruh tetap #dirumahaja? Oh jelas, kalau kamu tergiur setelah membaca artikel ini, berikut resep Ce Hun Tiau yang bisa kamu coba buat sendiri!<\/p>\n\n\n\n

Bahan :
\n\u2022 500 gram tepung sagu
\n\u2022 200 gram gula merah
\n\u2022 200 gram gula pasir
\n\u2022 1.300 ml air
\n\u2022 350 ml santan dari \u00bd butir kelapa
\n\u2022 1 ons kacang merah<\/p>\n\n\n\n

Cara membuat :
\n\u2022 Rendam kacang merah didalam air selama satu malam.
\n\u2022 Bersihkan kacang merahnya lalu rebus dalam 800 ml air sampai empuk.
\n\u2022 Masak 200 ml air, gula merah, dan gula pasir sampai mendidih dan gula larut. Saring.
\n\u2022 Rebus air sisa hingga mendidih. Tuang air sedikit demi sedikit ke atas tepung sagu.
\n\u2022 Aduk hingga menjadi adonan sampai menyatu dan kalis. Ratakan pada selembar plastik. Giling tipis. Potong-potong tipis seperti korek api. Lakukan sampai adonan habis.
\n\u2022 Rebus air hingga mendidih. Masukan adonan yang sudah dipotong-potong. Biarkan sampai mengapung. Angkat
\n\u2022 Masukkan adonan kedalam mangkuk lalu tambahkan santan, kacang merah, dan air gula secukupnya
\n\u2022 Tambahkan es batu. Ce Hun Tiau siap disajikan <\/p>\n\n\n\n

Itulah resep membuat Ce Hun Tiau. Bagaimana? Kamu tertarik membuat Ce Hun Tiau untuk berbuka puasa? Percayalah, usaha dan peluhmu selama membuat minuman ini akan sangat berarti! Ngabuburit juga jadi lebih produktif. Jangan lupa didokumentasikan biar bisa dipamerkan di sosial media. Selamat mencoba!<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Oleh: Mikhael Hamashiah Memasuki Bulan Ramadhan, salah satu hal yang dinantikan adalah menyantap aneka makanan buka puasa. Hal yang lumrah apabila sepanjang tepi jalan raya berubah jadi lapak berjualan menu takjil.  Namun, bagaimana dengan kondisi pandemi Corona yang tengah melanda? Nyatanya hal itu tidak mematahkan semangat pedagang untuk terus membuka lapak. Walaupun begitu, kalau dulu […]<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":13152,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[1972],"tags":[5250,2063,2126],"adace-sponsor":[],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/13151"}],"collection":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=13151"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/13151\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/media\/13152"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=13151"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=13151"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=13151"},{"taxonomy":"adace-sponsor","embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/adace-sponsor?post=13151"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}