{"id":15017,"date":"2020-08-23T13:29:20","date_gmt":"2020-08-23T06:29:20","guid":{"rendered":"http:\/\/teraju.id\/?p=15017"},"modified":"2020-08-23T13:30:04","modified_gmt":"2020-08-23T06:30:04","slug":"petani-berhak-gawai","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/teraju.id\/community\/petani-berhak-gawai-15017\/","title":{"rendered":"Hanya Petani yang Bertani Berhak Buat Gawai"},"content":{"rendered":"\n

Oleh: Masri Sarep Putra<\/p>\n\n\n\n

Robatn – kami, Dayak Jangkang (Bidayuh) bilang lahan ladang yang tinggal tunggu waktunya menghasilkan abu dan tanah bakar.<\/p>\n\n\n\n

Sebagai anak petani dan petani, saya pun berladang. Telah diatur dalam Peraturan Gurbernur Kalimantan Barat, jadi aman-aman saja. Hanya 1,5 hektar dari 50 hektar ya\u2026 gak ngaruh kali?<\/p>\n\n\n\n

Tanam padi dulu. Setelah itu, baru kopi kolonial.<\/p>\n\n\n\n

Saya pernah menulis yang demikian ini:<\/p>\n\n\n\n