halaman Rumah Radakng<\/a>. Berbekal rencana kegiatan KKN pertama tentang perayaan hari kemerdekaan Indonesia, mahasiswa tersebut membuat program \u201cliterasi merdeka\u201d dengan mengadakan lomba rangking 1, pembacaan puisi, dan pantun berdendang (tundang). Mereka hendak menuju lokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) di SMA Negeri Sungai Kakap dengan perkiraan waktu satu jam di perjalanan.<\/p>\nSMA Negeri 2 Sungai Kakap telah berdiri megah menanti kedatangan kelompok mahasiswa itu. Rudi Hartono, mahasiswa yang merupakan anggota KKN kelompok 2 sekaligus alumni SMA tersebut sumringah menyambut kedua puluh empat temannya yang baru tiba. Selaku tuan rumah, Rudi dan guru-guru mempersilakan sekelompok mahasiswa tersebut untuk beristirahat dan mempersiapkan acara. Tanpa basa-basi, seksi perlengkapan mulai sibuk memasang spanduk di halaman, sedangkan mahasiswa lainnya meniup balon untuk mendekorasi aula yang nanti digunakan untuk kegiatan perlombaan. Setelah semua siap, upacara pembukaan pun dimulai.<\/p>\n
Siswa SMA 2 Sungai Kakap telah berbaris rapi dan memadati halaman. Mereka tampak semangat walau cahaya matahari tak menyurutkan panasnya sedikitpun. Upacara pembukaan dimulai dengan kata sambutan dari ketua kelompok yaitu Yuda Arisandi, kemudian dilanjutkan oleh dosen pembimbing KKN kelompok 2 yaitu Agus Syahrani, M.M. S. Ling.<\/p>\n
\u201cAdik-adik, walaupun kita bersekolah di daerah, di sebuah desa. Kita harus tetap semangat untuk menuntut ilmu. Walaupun cuaca sangat panas, tetapi saya lihat adik-adik sangat antusias untuk mengikuti acara ini. Saya melihat masa depan Indonesia yang cerah ada di sini! Saya melihat masa depan Indonesia yang cerah ada di sini! Saya melihat masa depan Indonesia yang cerah ada di sini!\u201d begitu Agus Syahrani, M.M.S. Ling. menggugah semangat siswa-siswa SMA Negeri 2 Sungai Kakap. Mereka mengaminkan ucapan dosen muda itu berulang kali dengan semangat yang menggebu-gebu. Acara pun kemudian resmi dibuka oleh perwakilan dari kepala sekolah yaitu Pak Tatang Maulana, S.Pd.<\/p>\n
Upacara selesai dan siswa pun mulai bubar untuk berteduh. Akan tetapi, siswa-siswa memadati halaman lagi dan membentuk lingkaran, ternyata jargon lomba Ranking 1 menarik perhatian mereka. Pemandu acara Rangking 1 menyebutkan soal-soal yang berkaitan dengan sejarah kemerdekaan dan bahasa Indonesia untuk dijawab oleh peserta yang berjumlah lima puluh orang. Sesi pertama, kedua, dan ketiga terlewati dan daftar pertanyaan banyak yang sudah dijawab. Akhirnya, di ujung perlombaan menyisakan seorang pemenang dengan predikat rangking 1 karena tidak pernah salah dalam menjawab soal yang diberikan oleh pemandu acara.<\/p>\n
Lomba yang diadakan di aula juga tidak kalah seru. Pembacaan puisi dan pantun berdendang (tundang) berlangsung sangat meriah. Walaupun terdapat beberapa gangguan, namun hal tersebut dapat diatasi. Panitia penyelenggara acara yaitu mahasiswa merasa sangat terpukau karena lomba yang mereka adakan disambut dengan antusias. Bagaimana tidak? Ada siswa yang sempat pingsan karena didiskualifikasi panitia gara-gara sudah berkali-kali dipanggil tapi tidak datang untuk membacakan puisi.<\/p>\n
Ternyata dia mendapatkan informasi yang salah tentang lokasi lomba pembacaan puisi. Peserta tundang sampai menyewa baju Melayu demi menampilkan persembahan terbaik. Bait demi bait pantun yang mereka dendangkan dalam bahasa Melayu Pontianak mampu membuat penonton berseloroh karena berisi hiburan, nasihat, dan sindiran. Iringan gendang, marakas, dan tamborin juga mampu membuat penonton bahkan juri ikut bergoyang.<\/p>\n
<\/p>\n
Acara demi acara terselesaikan dengan baik, lalu ditutup dengan pembagian hadiah dan foto bersama. Panitia acara yaitu mahasiswa KKN kelompok 2 tidak mau kalah, mereka berswa foto ria di depan spanduk. Sebagai mahasiswa, mereka bangga karena berhasil melaksanakan kegiatan pengabdian yang bertema \u201cliterasi bangsa\u201d dan menjalankannya di SMA Negeri 2 Sungai Kakap. Sebelum matahari benar-benar jingga dengan tibanya senja, mereka berkemas dan bersiap-siap pulang menuju pusat kota Khatulistiwa dengan perasaan gembira.<\/p>\n
(Siwi Annisa, FKIP Untan)<\/strong><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"teraju.id, Sungai Kakap— Titisan embun masih membasahi belantara Kota Khatulistiwa. Perlahan kedatangan pagi mulai tampak, cahaya mentari menyeruak dengan sinar jarum emasnya. Rumah Radakng yang biasanya sepagi itu belum menerima pengunjung telah didatangi sekelompok pemuda berbaju merah tua dengan aura wajah yang ceria. Siapakah mereka? Berawal dari program kerja yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan yang […]<\/p>\n","protected":false},"author":2,"featured_media":1520,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[153,2,3,4],"tags":[614,615,213],"adace-sponsor":[],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1519"}],"collection":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/users\/2"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=1519"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1519\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/media\/1520"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=1519"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=1519"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=1519"},{"taxonomy":"adace-sponsor","embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/adace-sponsor?post=1519"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}