{"id":15598,"date":"2020-09-20T22:11:46","date_gmt":"2020-09-20T15:11:46","guid":{"rendered":"http:\/\/teraju.id\/?p=15598"},"modified":"2020-09-22T23:44:14","modified_gmt":"2020-09-22T16:44:14","slug":"jangan-ada-dendam-dan-sentimen-sejarah-sultan-hamid-untuk-am-hendropriyono-dan-anhar-gonggong","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/teraju.id\/opini\/jangan-ada-dendam-dan-sentimen-sejarah-sultan-hamid-untuk-am-hendropriyono-dan-anhar-gonggong-15598\/","title":{"rendered":"Jangan Ada “Dendam dan Sentimen Sejarah” Sultan Hamid untuk AM Hendropriyono dan Anhar Gonggong"},"content":{"rendered":"\n
Oleh: Turiman Faturahman Nur<\/p>\n\n\n\n
Ini fakta sejarah! Sultan Hamid II menjadi tahanan politik Orde Lama tanpa sidang pengadilan, di rumah sempit di gang Tembok Jakarta 1958 karena beda pemikiran politik. Semua yang berseberangan secara politik ditangkap. Rata-rata tokoh politik yang pegang prinsip, namun Sultan Hamid II ikhlas. <\/p>\n\n\n\n
Menjelang wafat Presiden Soekarno, Sultan Hamid II minta izin untuk menemui Soekarno itupun berdebat dengan penjaga RS. Akhirnya diberi waktu lima menit apa yang dikatakan Sultan Hamid II, “Bung, ini Hamid, maaf kesalahan saya, dan kesalahan bung juga saya maafkan.” Demikian diabadikan dalam buku Soekarno memoar, betapa ikhlasnya Sultan Hamid II. Sultan Hamid II wafat dalam keadaan sujud pada sholat magrib.<\/p>\n\n\n\n