{"id":16295,"date":"2020-10-31T16:24:41","date_gmt":"2020-10-31T09:24:41","guid":{"rendered":"http:\/\/teraju.id\/?p=16295"},"modified":"2021-03-04T21:46:59","modified_gmt":"2021-03-04T14:46:59","slug":"seperempat-abad-arwana","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/teraju.id\/community\/seperempat-abad-arwana-16295\/","title":{"rendered":"Seperempat Abad Arwana"},"content":{"rendered":"\n
Oleh: Khairul Fuad<\/p>\n\n\n\n
Rumah Adat Melayu bilangan Jalan Sutan Syahrir Pontianak, sekaligus sudut ruangnya adalah kantor Majelis Adat Budaya Melayu (MABM), terasa berbeda malam itu 29\/10\/2020, tidak seperti biasanya. Seringnya Rumah Adat Melayu digunakan untuk perhelatan resepsi pernikahan oleh masyarakat Pontianak dengan ruangan yang representatif. Kadang juga digunakan untuk seminar atau gelar wicara, dan perhelatan yang menyedot animo banyak orang.<\/p>\n\n\n\n
Akan tetapi, malam itu sangat berbeda sebab perhelatan yang diselenggarakan sarat dengan rasa emosional secara psikologis. Bahkan, secara historis pun terpantik dalam perhelatan itu yang digawangi penuh oleh teraju<\/a>, media daring (online) besutan Nur Iskandar yang pernah mengomandoi Surat Kabar Harian Borneo Tribune (HBT). Perhelatan itu juga dalam rangka mendorong Sultan Hamid II menjadi pahlawan nasional yang selama ini diperjuangkan oleh Yayasan Sultan Hamid II di bawah kendali Anshari Dimyati yang baru saja menakhodai Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Pontianak sebagai Dekan.<\/p>\n\n\n\n