{"id":1766,"date":"2016-09-29T07:26:00","date_gmt":"2016-09-29T00:26:00","guid":{"rendered":"http:\/\/teraju.id\/?p=1766"},"modified":"2016-09-29T07:26:49","modified_gmt":"2016-09-29T00:26:49","slug":"sebuah-parabel-aibrahaim","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/teraju.id\/edukasi\/sebuah-parabel-aibrahaim-1766\/","title":{"rendered":"Sebuah Parabel: Aibrahaim"},"content":{"rendered":"
Oleh : Nings S. Lumbantoruan<\/p>\n
Di suatu taman, anak lelaki melihat seorang bapak tua duduk di bawah pohon. Tampaknya bapak itu sedang menangis. Dari bajunya yang bagus, dia bukan orang melarat. Anak itu mendekatinya dan bertanya, \u201cApa gerangan yang membuatmu gusar, Pak?\u201d<\/p>\n
Sejenak si bapak ragu untuk menjawab. Tetapi akhirnya dia merasa ingin curhat pada anak itu. Dia menggeleng dan tersenyum tulus. \u201cTidak apa-apa, Nak. Bapak hanya sedih. Bapak punya dua orang anak lelaki, dan sekarang keturunan mereka saling membenci satu sama lain.\u201d<\/p>\n
Anak lelaki itu mendengarkan panjang lebar cerita si bapak. Dia merasa punya solusi. \u201cIni, saya kasi Bapak hadiah.\u201d Dia menjulurkan setangkai permen berbungkus warna biru.<\/p>\n
Bapak itu menerima dan mengucapkan terimakasih. Air mata si bapak berhenti melihat ketulusan anak kecil itu. Setangkai permen bisa menyelesaikan solusi.<\/p>\n
Setelah si anak merasa tugasnya sudah selesai, dia pergi ke arah kedua orangtuanya duduk di bangku taman yang lain. Tidak lama, anak itu berbalik lagi, dia ingat nasehat ibu gurunya di kelas. \u201cTak kenal maka tak sayang.\u201d<\/p>\n
Anak itu kembali mendekati si bapak, menyodorkan tangannya yang kosong, \u201cEvan.\u201d Dia memperkenalkan diri.
\nDengan cepat, lelaki itu menyambut tangan kecil itu, \u201cAbraham.\u201d Ucapnya. \u201cAtau kalau Nak Evan lebih menyukai huruf I dari pada A. Nak Evan bisa memanggilku Ibrahim.\u201d<\/p>\n
Evan tersenyum, \u201cBaiklah, Pak Aibrahaim. Evan main dulu ya. Jangan nangis lagi.\u201d Evan berlari ke arah ayunan di taman itu.<\/p>\n
Aibrahaim? Pak Abraham kemudian tersenyum mendengar nama baru pemberian Evan. Evan tidak bisa memutuskan lebih menyukai huruf A atau I. Karena itu, dia menggabungkan dengan cara mendekatkan keduanya.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"
Oleh : Nings S. Lumbantoruan Di suatu taman, anak lelaki melihat seorang bapak tua duduk di bawah pohon. Tampaknya bapak itu sedang menangis. Dari bajunya yang bagus, dia bukan orang melarat. Anak itu mendekatinya dan bertanya, \u201cApa gerangan yang membuatmu gusar, Pak?\u201d Sejenak si bapak ragu untuk menjawab. Tetapi akhirnya dia merasa ingin curhat pada […]<\/p>\n","protected":false},"author":2,"featured_media":1789,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[4],"tags":[735,734],"adace-sponsor":[],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1766"}],"collection":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/users\/2"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=1766"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1766\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/media\/1789"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=1766"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=1766"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=1766"},{"taxonomy":"adace-sponsor","embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/adace-sponsor?post=1766"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}