{"id":19058,"date":"2024-09-25T07:29:54","date_gmt":"2024-09-25T00:29:54","guid":{"rendered":"https:\/\/teraju.id\/?p=19058"},"modified":"2024-09-25T07:29:55","modified_gmt":"2024-09-25T00:29:55","slug":"tidak-menyerah-ada-dia","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/teraju.id\/opini\/tidak-menyerah-ada-dia-19058\/","title":{"rendered":"Tidak Menyerah, Ada Dia"},"content":{"rendered":"\n
<\/p>\n\n\n\n
Dear Setyawati, anakku.<\/p>\n\n\n\n
Tanggal 22 September sore, kami mengantar ibu kontrol untuk persiapan kemo yang ketujuh. Sabtu pagi, 23 September ’23, pukul 10:00 masuk kamar rawat inap, untuk diobservasi kesiapan fisiknya, pra-kemo.<\/p>\n\n\n\n
Seperti biasa, Pak Manto yang membantu menguruskan seluruh persyaratan administrasi yang diperlukan. Terima kasih yang tak terhingga, Pak.<\/p>\n\n\n\n
Tetapi, ada yang berbeda dari perawatan-perawatan sebelumnya. Kali ini, tidak dimasukkan langsung ke kamar isolasi di gedung kemo. Tetapi, dimasukkan ke kamar inap umum dengan fasilitas berkelas.<\/p>\n\n\n\n
Sehingga, kapur barus, wipot, baigon, serta peralatan lain \u2018untuk camping\u2019, yang selalu bapak persiapkan dari rumah tak lagi terhampar di lantai. Sebaliknya, justru tersimpan rapi di lemari yang tersedia di kamar tersebut.<\/p>\n\n\n\n
Mengapa? Bapak tidak tahu, maaf. Barang kali, manajemen mengubah kebijakan pelayanan bagi ibu. Dan, mungkin, juga bagi pasien-pasien kemo yang lain. Tentu, kita sangat berterima kasih atas pelayanan ini.<\/p>\n\n\n\n
Tanggal 23-24 September tak ada kegiatan yang berarti. Tanggal 25 dan 26 ibu kembali menjalani sejumlah pemeriksaan yang sudah dua atau tiga kali dilakukan sebelumnya. Diantaranya, pemeriksaan lab, USG, Endoskopi, Kolonskopi, dan CT scan.<\/p>\n\n\n\n
Sungguh sangat sibuk. Hasilnya? Terapi kemo dihentikan. Katanya, ada perkembangan yang positif secara signifikan.<\/p>\n\n\n\n
\u201cSyukurlah, kontrol tidak perlu seminggu sekali\u201d. Kata ibu dengan \u2018sumringah\u2019, begitu dokter keluar kamar.
\u201cMenjadi, tiap tiga bulan sekali. Lumayan, sampai Desember bisa bernpas lega\u201d
\u201cAku sudah \u2018stress\u2019 dulu, tiap kali mendekati jadwal kontrol\u201d Lanjutnya.<\/p>\n\n\n\n
Bapak rangkul ibumu. Sembari berbisik,
\u201cPermohonan kita dikabulkan. Terima kasih dan syukur kami kepada-Mu, Tuhan\u201d<\/p>\n\n\n\n
Dear Setyawati, anakku.<\/p>\n\n\n\n
Bapak, ibu, dan abangmu berpelukan di sekitar tempat tidur sembari mendaraskan pujian:<\/p>\n\n\n\n
\u2018Hatiku tenang berada dekat-Mu, Kaulah jawaban hidupku
Hatiku tenang berada dekat-Mu. Kau yang plihara hidupku\u2019<\/p>\n\n\n\n
\u2018Pertolongan-Mu begitu ajaib. Kau t\u2019lah memikat hatiku
Di saat aku tak sanggup lagi. Di situ tangan-Mu bekerja\u2019<\/p>\n\n\n\n
\u2018Pertolongan-Mu begitu ajaib. Kau t\u2019lah memikat hatiku
Kini mataku tertuju padaMu. Kurasakan kasih-Mu, Tuhan\u2019<\/p>\n\n\n\n
\u2018Kini mataku tertuju padaMu. Kurasakan kasih-Mu Tuhan\u2026.\u2019<\/p>\n\n\n\n