{"id":2503,"date":"2016-10-27T09:44:49","date_gmt":"2016-10-27T02:44:49","guid":{"rendered":"http:\/\/teraju.id\/?p=2503"},"modified":"2016-10-29T10:40:39","modified_gmt":"2016-10-29T03:40:39","slug":"kejutan-di-kbf-2016","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/teraju.id\/opini\/kejutan-di-kbf-2016-2503\/","title":{"rendered":"Kejutan di Kalbar Book Fair 2016"},"content":{"rendered":"
Oleh : Yusriadi<\/p>\n
Kalbar Book Fair 2016 dimulai. Kegiatan telah dibuka secara resmi oleh Kepala BKAD Provinsi Kalbar, Ignatius, mewakili gubernur Kalbar, Rabu (26\/10).<\/p>\n
Banyak hal menarik dari penyelenggara kegiatan ini. Pertama, sepanjang yang saya ketahui baru kali inilah kegiatan serupa dilaksanakan. Meskipun ada tahun dalam penyelenggaraan, tahun 2016, namun tahun 2015 atau sebelumnya, kegiatan seperti ini tidak dilaksanakan.<\/p>\n
Ketua IKAPI Kalbar, Uray Husna Asmara mengatakan kegiatan pameran dan pasar buku di Kalbar pernah dilaksanakan tahun 1980-an. Selama ini ada pameran dan pasar buku, tetapi skalanya kecil. Tentu kegiatan ini bisa muncul dengan tampilan besar dan hebat karena penyelenggaran diserahkan kepada profesional.<\/p>\n
Kedua, banyak peserta lokal dan pengunjung. Keikutsertaan penerbit lokal dalam kegiatan KBF 2016 ini merupakan kejutan tersendiri. Mereka menampilkan karya-karya penulis lokal dan kebanyakan menulis tentang lokal. Penerbit lokal yang berpartisipasi antara lain STAIN Press-Club Menulis, Pijar, Pustaka Aloy, Devita, FIM dan FLP Kalbar. Kehadiran Dolok dan Kuwas dengan informasi lokal, tentu membuat kejutan tambahan. Kehadiran mereka menujukkan geliat penerbitan lokal.<\/p>\n
Ketiga, kehadiran penulis lokal atau penulis tentang lokal melalui buku-buku yang dipajang di stand, baik stand penerbit lokal maupun stand penerbit nasional.<\/p>\n
Kehadiran karya penulis lokal tidak dapat disebutkan satu per satu, karena mereka sangat banyak. Baik yang baru berkarya satu dua buku maupun mereka yang sudah menghasilkan banyak buku. Sebagian besar adalah pekarya pemula dan mencoba berkarya, tetapi sebagian lagi adalah pekarya hebat, yang karyanya tidak kalah menarik dibandingkan penulis nasional. Andai saja penulis lokal terus berkembang tentu dunia kepenulisan dan perbukuan Kalbar akan semakin rancak di kemudian hari. Andai pemerintah daerah mau mendampingi mereka dalam berkarya pasti banyak hal positif untuk masyarakat Kalbar. Setidaknya, konstruksi ilmu lokal akan mempertimbangkan bahan-bahan itu. Mungkin juga rekayasa sosial pemerintah melalui pembangunan sosial juga bisa memilih jalur ini.<\/p>\n
Keempat, antusiasme pengunjung tinggi. Setidaknya pada hari pertama kemarin jumlah pengunjung padat, ramai. Ribuan orang. Jumlah pengunjung yang dipatok panitia pasti terlampaui.<\/p>\n
Berdasarkan percakapan saya dengan pengunjung yang mampir di stand Club Menulis, pengunjung berasal dari kalangan masyarakat umum, pelajar, mahasiswa, guru, dosen, wartawan,karyawan dan ibu rumah tangga.<\/p>\n
Minat membeli lumayan tinggi untuk ukuran bulan tua seperti ini. Stand buku murah Rp5 ribu, Rp10 ribu, Rp15 ribu, Rp20 ribu, atau stand dengan diskon, dipadati pengunjung, dan umumnya pengunjung itu membeli satu dua buku. Para pengunjung merasa mereka perlu datang ke KBF dan mereka tertarik pada buku-buku di stand. Mereka harus membeli ketika rasa ingin memiliki buku muncul.<\/p>\n
Saya juga memantau dunia maya atau media sosial, antusiasme pada KBF 2016 sangat besar. Keinginan datang ke lokasi di Rumah Radakng terbaca, tinggi.<\/p>\n
Fenomena ini mengingatkan saya pada lesunya dunia perbukuan global, maksudnya perbukuan cetak, setelah dunia perbukuan elektronik muncul, di satu sisi, di sisi lain saya juga teringat pernyataan seorang pengusaha perbukuan nasional : “Buku versi cetak tetap diperlukan orang, karena buku cetak tidak sana dengan e-book”.<\/p>\n
Apa yang terlihat pada pengunjung dari sisi ini adalah adanya kerinduan pada pasar buku, khususnya untuk buku murah. Tugas semua pihak menyajikan buku yang sesuai dengan keinginan itu. Ada peran pemerintah membuat buku murah agar minat baca warga meningkat, dan gilirannya warga Kalbar menjadi masyarakat dengan budaya baca tinggi.<\/p>\n
Semoga kejutan di KBF 2016 ini menjadi inspirasi untuk semua pihak. (*)<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"
Oleh : Yusriadi Kalbar Book Fair 2016 dimulai. Kegiatan telah dibuka secara resmi oleh Kepala BKAD Provinsi Kalbar, Ignatius, mewakili gubernur Kalbar, Rabu (26\/10). Banyak hal menarik dari penyelenggara kegiatan ini. Pertama, sepanjang yang saya ketahui baru kali inilah kegiatan serupa dilaksanakan. Meskipun ada tahun dalam penyelenggaraan, tahun 2016, namun tahun 2015 atau sebelumnya, kegiatan […]<\/p>\n","protected":false},"author":8,"featured_media":2501,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[14],"tags":[983,848,312,107,646,48,76],"adace-sponsor":[],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/2503"}],"collection":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/users\/8"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=2503"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/2503\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/media\/2501"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=2503"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=2503"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=2503"},{"taxonomy":"adace-sponsor","embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/adace-sponsor?post=2503"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}