{"id":6135,"date":"2017-12-08T09:59:58","date_gmt":"2017-12-08T02:59:58","guid":{"rendered":"http:\/\/teraju.id\/?p=6135"},"modified":"2017-12-08T09:59:58","modified_gmt":"2017-12-08T02:59:58","slug":"ibu-sixth-sense-bilang-di-rumahku-ada-jeli","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/teraju.id\/community\/ibu-sixth-sense-bilang-di-rumahku-ada-jeli-6135\/","title":{"rendered":"Ibu Sixth Sense Bilang di Rumahku Ada Jeli"},"content":{"rendered":"
Oleh: Khatijah<\/p>\n
Aku melihat ibu-ibu separuh baya menggunakan daster bercorak bunga mawar berwarna ungu, badannya gemuk, rambutnya yang ikal mengembang diurai, wajahnya seperti bulan penuh, pipinya bulat bak pentol bakso. Tangannya memegang handphone, matanya terfokus ke burung pleci yang ada di kandang tak jauh tergantung dari atas kepalanya.<\/p>\n
Dia tetanggaku yang sampai sekarang aku belum mengetahui siapa namanya karena aku hanya memanggilnya ibu. Kata Bang Long (abang sepupuku yang telah lama bertetangga dengan ibu tersebut) ibu itu tak bisa lagi membedakan mana manusia dan mana makhluk halus. Jadi aku memanggilnya ibu sixth sense, iya ibu indera ke enam.<\/p>\n
Berbicara tentang indera ke enam pastinya berbicara tentang hantu, bukan kali ini saja aku mendengar manusia bisa merasakan, melihat, bahkan berbicara dengan makhluk astral. Jika aku bertanya kepada mereka darimana asalnya, mereka selalu menjawab keturunan dari orangtua. Dan jika ditanya lagi mereka senang atau tidak, mungkin sejauh ini aku memprediksikan 50% menyukai 50% tidak.<\/p>\n
Sari (nama samaran) mengaku bisa merasakan makhluk halus tersebut, ia bilang memang dari orangtuanya dan katanya ia sudah membuang jauh-jauh benda tersebut meski terkadang terjadi kontra antara kenyataan dan keinginannya bagaimana tidak ia harus memaksakan dirinya untuk tak merasakannya sedangkan ia benar-benar merasakannya.<\/p>\n
Yeyen (nama samaran) ia menikmatinya, aku ingat sekali ketika ia berkata, “Eh sedaaap budak, ape agik kalo berenti di lampu merah tuh. Hmm segale tuyol tuh banyak bah digonceng orang”.<\/p>\n
Bukan hanya itu, katanya ia bisa membaca pikiran orang dan bahkan ia bisa melihat orang yang jauh darinya sedang melakukan apa. Sulit memang untuk dipercaya, sebab itulah kami tes dan memang tidak ada satupun yang salah dari tebakannya. Dan ini memang hal yang menyenangkan menurutku.<\/p>\n
Kembali ke sixth sense, sekarang matanya sudah terfokus ke handphone yang sedari tadi dipegangnya, ia senyam-senyum sendiri entah apa yang dilihatnya.<\/p>\n
“Eh Tijah,” sapanya ketika menyadari aku memperhatikannya.<\/p>\n
“Iya Bu,” jawabku tersenyum. “Gimana, enak dak tinggal di situ. Udah kenalan belom sama Jeli?” Serbunya dengan pertanyaan.<\/p>\n
“Jeli? Siapa Bu?” Tanyaku heran,<\/p>\n
namanyaseperti makanan tapi aku tau maksud ibu sixth sense pasti makhluk halus. Aku menunggu jawaban ibu, tapi sayang suaminya dari dalam rumahnya memanggilnya. Hah inilah hal yang tidak aku sukai membuat aku penasaran.<\/p>\n
Tiba-tiba Bang Long keluar, membawa burung pleci kesayangannya sambil bersiul ramah kepada pleci di dalam kandang yang dibawanya keluar rumah.<\/p>\n
Tentusaja aku tak akan membuang begitu saja kesempatan ini. “Bang Long, Jeli yee sape ?”<\/p>\n
Bang Long hanya tertawa. Aku heran melihatnya, entah-entah Bang Long kesurupan.<\/p>\n
“Jeli yee kuntilanak yang suke tidok di kamar belakang kite. Ibu malar sengomongan dengan die suboh-suboh”. (*) Pontianak 8 Desember 2017<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"
Oleh: Khatijah Aku melihat ibu-ibu separuh baya menggunakan daster bercorak bunga mawar berwarna ungu, badannya gemuk, rambutnya yang ikal mengembang diurai, wajahnya seperti bulan penuh, pipinya bulat bak pentol bakso. Tangannya memegang handphone, matanya terfokus ke burung pleci yang ada di kandang tak jauh tergantung dari atas kepalanya. Dia tetanggaku yang sampai sekarang aku belum […]<\/p>\n","protected":false},"author":2,"featured_media":6136,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[1972],"tags":[2805,2804],"adace-sponsor":[],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/6135"}],"collection":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/users\/2"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=6135"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/6135\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/media\/6136"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=6135"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=6135"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=6135"},{"taxonomy":"adace-sponsor","embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/adace-sponsor?post=6135"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}