{"id":8707,"date":"2018-10-19T09:36:21","date_gmt":"2018-10-19T02:36:21","guid":{"rendered":"http:\/\/teraju.id\/?p=8707"},"modified":"2018-10-19T09:36:21","modified_gmt":"2018-10-19T02:36:21","slug":"merevitalisasi-peran-komite-sekolah-untuk-meningkatkan-mutu-pendidikan","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/teraju.id\/edukasi\/merevitalisasi-peran-komite-sekolah-untuk-meningkatkan-mutu-pendidikan-8707\/","title":{"rendered":"Merevitalisasi Peran Komite Sekolah untuk Meningkatkan \u201cMutu Pendidikan\u201d"},"content":{"rendered":"
Ditengarai oleh Dr Aria Djalil * )<\/p>\n
Pengantar<\/strong><\/p>\n Kita semua mengharapkan terwujudnya pendidikan yang bermutu yang adil dan merata untuk semua peserta didik hingga di pelosok NKRI. Tidak hanya sekedar mengharapkan, tetapi juga berkewajiban untuk mewujudkannya. Dua kata: \u201cpendidikan bermutu\u201d, namun dapat melahirkan banyak definisi dan penjelasan, serta penafsiran. Tulisan singkat ini mencoba mengungkapkan salah satunya. Mudah-mudahan dapat kita jadikan sebagai bahan kontemplasi. Pada gilirannya akan menjadi pemicu untuk kita beraksi. Terlalu banyak sudah seminar dan sejenisnya yang berakhir dengan \u201cNo Action Talk Only\u201d (NATO). Komite Sekolah dan kita, setidaknya-tidaknya yang hadir saat ini, mudah-mudahan tidak tergolong kaum yang termasuk NATO.<\/p>\n Tulisan ini tidak membahas perihal \u201cera degitalisasi\u201d, tetapi mengajak peserta melihat wilayah masalah, dimana perangkat degitalisasi itu efektif untuk memecahkannya.<\/p>\n A. Lima Kriteria Sekolah Bermutu<\/strong><\/p>\n Meningkatkan mutu pendidikan memerlukan strategi, rencana kerja dan imlementasi yang tidak sederhana. Pendidikan bermutu hanya dapat diwujudkan oleh sekolah yang bermutu. Sekolah bermutu hanya terwujud jika semua pemangku pendidikan bersatu dan bersinergi.<\/p>\n Menurut Brian Caldwell dan George Spink (1988), sekolah yang bermutu adalah jika masyarakat di sekolah itu (Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, Komite Sekolah, siswa dan orang tua siswa) sepakat dan bertekad untuk mewujudkannya. Bukti-bukti sekolah yang bermutu terutama adalah jika:<\/p>\n 1.\u00a0 Tingkat kehadiran tinggi; B. Pemicu Sekolah Bermutu<\/strong><\/p>\n Adalah Hattie (2003), salah satu pakar yang mencoba mengungkapkan faktor-faktor yang menentukan kinerja akademik dan non akademik siswa. Menurutnya ada tiga faktor utama yang berkontribusi terhadap tinggi rendahnya mutu sekolah:<\/p>\n 1. Latar belakang siswa dan dukungan orang tua, berkontribusi = 50% Apa yang terjadi di rumah dan seberapa besar dan relevan keterlibatan orang tua, merupakan faktor penentu yang paling dominan terhadap kinerja akademik dan non-akademik putra(i)nya di sekolah. Bahkan merupakan penentu masa depan mereka.<\/p>\n \u201cOrang tua adalah orang pertama dalam kehidupan anak. Orangtua adalah guru pertama yang mempunyai pengaruh besar terhadap kinerja anak. Apa yang orang tua lakukan untuk membantu anak-anaknya belajar dengan sukses bahkan jauh lebih penting daripada seluruh harta yang dimiliki keluarga itu\u201d (W.J. Bennet, 1986).<\/p>\n Keterkaitan antara tiga faktor tersebut dapat diilustraskan seperti ini.<\/p>\n Tapai yang manis dan renyah memerlukan ragi yang bagus dengan takaran yang pas. Ragi yang diperlukan untuk mengembangkan sekolah yang bermutu adalah ragi yang efektif untuk: D. Bagaimana Mewujudkan Sekolah yang Bermutu<\/strong> Ruang gerak kita untuk bermanuver tidak hanya terfokus pada sekolah dan ruang kelas. Saatnya kita, termasuk Komsek, bersama OTS (Orang Tua Siswa) saling bersinergi untuk mewujudkan sekolah yang bermutu.<\/p>\n Mari kita bersama-sama membayangkan ….. : \u201cSuatu hari: Camat, Kades\/Lurah, Ka RT\/RW, dan kepala sekolah mengajak para OTS untuk bersama-sama berkumpul di balai\/aula desa atau aula kecamatan. Aula yang sebelumnya mungkin jarang dipakai, kini setiap bulan secara teratur menjadi wadah untuk bertemu bagi pemangku kepentingan. Mereka berurun rembug. Kadang mengundang ahli sesuai dengan maksud pertemuan. Semuanya saling mengingatkkan apa yang diungkapkan oleh Caldwell & Spink, Hattie, dan Bennet. Semuanya bersepakat untuk mewujudkan mimpi ADIDAS (All Day I Dream About School). Semuanya bersepakat untuk bersegera beraksi mewujudkan mimpi itu dalam wujud nyata yaitu sekolah yang bermutu………….\u201d.<\/p>\n Poteng, 5 Oktober 2018 .<\/p>\n * Penulis adalah mantan Atase Pendidikan dan Kebudayaan di Kedubes Indonesia-Canberra Australia, kini aktif mengajar di IKIP Pontianak dan SETC Singkawang.<\/p>\n Kepustakaan<\/strong><\/p>\n Bennett, W.J. What works: Research about teaching and learning. US Dept Ditengarai oleh Dr Aria Djalil * ) Pengantar Kita semua mengharapkan terwujudnya pendidikan yang bermutu yang adil dan merata untuk semua peserta didik hingga di pelosok NKRI. Tidak hanya sekedar mengharapkan, tetapi juga berkewajiban untuk mewujudkannya. Dua kata: \u201cpendidikan bermutu\u201d, namun dapat melahirkan banyak definisi dan penjelasan, serta penafsiran. Tulisan singkat ini mencoba mengungkapkan salah […]<\/p>\n","protected":false},"author":2,"featured_media":8706,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[4,2],"tags":[3464,3465,3466],"adace-sponsor":[],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/8707"}],"collection":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/users\/2"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=8707"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/8707\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/media\/8706"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=8707"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=8707"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=8707"},{"taxonomy":"adace-sponsor","embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/adace-sponsor?post=8707"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}
\n2. Drop-out rendah;
\n3. Hasil tes dan ujian tinggi;
\n4. Angka melanjutkan tinggi; dan
\n5. Etos kerja dan daya serap lapangan kerja tinggi.<\/p>\n
\n2. Pembelajaran di sekolah\/kelas, berkontribusi = 30%
\n3. Lingkungan sekolah dan teman sepermainan, berkontribusi = 20%<\/p>\n
\nC. Ragi Untuk Mengembangkan Sekolah Yang Bermutu<\/strong><\/p>\n
\n1. Menumbuh-kembangkan 5 BPs: (a) Be Punctual – tepat waktu; (b) Be Prepared – siap siaga; (c) Be Patient – sabar; (d) Be Polite – santun; dan (e) Be Positive \u2013 bersikap positif.
\n2. Mengembangkan lingkungan sekolah yang \u201cTERBINA\u201d (Tertib – Bersih Indah \u2013 Nyaman – Aman), terhindar dari narkoba, kekerasan\/bullying, dan vandalisme.
\n3. Mengadopsi contoh terpuji dari Singapura (menghindarkan bahaya kebakaran, berlaku tertib di jalan raya; tidak memasuki pekarangan\/tanah orang lain tanpa izin); dan
\n4. Menumbuh-kembangkan life skills. Misalnya memasak, berkebun\/berternak, memberikan pertolongan pertama<\/p>\n
\nMulai dari mana dan bilamana? Kita, termasuk Komite Sekolah (Komsek) mulai hari ini tidak hanya memusatkan aksinya pada hal-hal yang berhubungan langsung dengan sekolah. Tugas kita adalah bagaimana agar hubungan fungsional \u201cTiga Faktor\u201d yang diungkapkan oleh Hattie itu serasi, dinamis, efektif dan efisien.<\/p>\n
\nof Education, 1986.
\nCaldwell, B.& Spink, J.M. The self management. London: Taylor & Francis
\nLtd. Basingstoke, 1988.
\nHattie, J. Teachers make a difference: What is the research evidence, 2003.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"