{"id":9857,"date":"2019-03-18T16:58:00","date_gmt":"2019-03-18T09:58:00","guid":{"rendered":"http:\/\/teraju.id\/?p=9857"},"modified":"2019-03-18T16:58:00","modified_gmt":"2019-03-18T09:58:00","slug":"ateng-tanjaya-sang-komandan-penjinak-si-jago-merah","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/teraju.id\/opini\/ateng-tanjaya-sang-komandan-penjinak-si-jago-merah-9857\/","title":{"rendered":"Ateng Tanjaya Sang Komandan Penjinak Si Jago Merah"},"content":{"rendered":"
* Catatan Ringan Syafaruddin Usman<\/p>\n
Jelang dinihari. Saat insan manusia terlelap pulas dalam tidurnya. Dari kejauhan, semakin dekat, kian jelas, lalu sayup menjauh. Begitu juga berikutnya. Dan bersambungan. Raung sirine kendaraan pemadam kebakaran menderu. Seisi kota di ruas jalan yang dilintasi terbangun. Para petugas, jika boleh disebut begitu, mereka yang punya semangat lebih dahsyat nyalanya dari kobaran api yang dihadapi, sigap dan bergegas. Mereka terbangun, tinggalkan mimpi dalam tidurnya, berhamburan dengan sepeda motor, menuju posko. Dan dibalut baju rompi khasnya, sembari menyertai teriakan nyaring sirine yang membahana, menuju TKP.<\/p>\n
Dalam hening sepenjuru kota, dari TKP yang sangat jauh, tak terlampau lama, info pun sudah diketahui.
\nNamun, dari kotak hitam HT yang seakan salah satu alat wajib para pemadam, terdengar suara khas. Komando dan arahan untuk meredam kobaran api yang menghanguskan.<\/p>\n
Alfa Tenggo. Begitulah suara dari pesawat komunikasi ini. Tak kenal waktu, suara berat penuh wibawa Alfa Tenggo mengarahkan para pemadam. Dan suara itu perlahan berhenti setelah bara api benar-benar teratasi.<\/p>\n
Pantang pulang sebelum padam. Inilah doktrin yang diberondongkan Alfa Tenggo dengan suaranya mengusara lewat frekwensi para insan pemadam yang tak kenal balas jasa.<\/p>\n
Dan, Alfa Tenggo pun tak ubahnya sebagai komandan tempur di lapangan yang mengendalilan para Pahlawan Tanpa Tanda Jasa itu menjinakkan si jago merah.<\/p>\n
*
\nItulah Alfa Tenggo. Dalam keheningan malam, saat tengah merayakan acara keluarga, sedang istirahat hingga waktu menghadiri sebuah acara, rela diabaikannya hanga untuk mengendalikan para penjinak \u201ctamu ganas\u201d yang menyisakan arang dan puing itu.<\/p>\n
Kelahiran 1952 di Pontianak, yang menjadikan semua orang sebagai saudaranya, suami, papa dan kakek dalam keluarganya itu bukanlah nama asing di tengah kegawatdaruratan dan bencana kebakaran.<\/p>\n
Sosok Alfa Tenggo adalah sosok figur yang berani ambil resiko mempertaruhkan nyawa sendiri untuk menyelamatkan banyak nyawa lainnya dari amukan si jago merah.<\/p>\n
Dan Alfa Tenggo yang usianya kini lewat dari setengah abad, handal memberi solusi, sigap dengan petunjuk teknisnya dalam penanggulangan musibah kebakaran.<\/p>\n
Sosok yang familiar dengan semua orang ini, sangat mustahil tak dikenal kalangan luas di Kota Pontianak. Namanya bahkan populer hingga tingkat nasional sampai juga mancanegara, untuk menempelkan predikat \u201cpakar pemadam kebakaran\u201d.<\/p>\n
Memang nama Alfa Tenggo sangat dikenal dan tak asing sekali di jagat pemadam kebakaran Kota Pontianak dan Kalimantan Barat, namun nama itu bukanlah nama asli si empunya panggilan udara, aebutan khas on air frekwensi.
\nAdalah Ateng Tanjaya, sang pemilik sah semua julukan tadi.<\/p>\n
Ateng Tanjaya adalah Alfa Tenggo adalah Pakar Pemadam Kebakaran adalah tokoh sosial kemasyarakat adalah penjunjung tinggi kepluralisa adalah penghayat dan pengejawantah Pancasila dalam hidup dan kehidupannya.
\nAteng, pencinta tanaman hias, penyuka ternak burung dan ayam, pengoleksi batu yang bernilai tinggi ini, putera asli Indonesia kelahiran Pontianak 62 tahun lampau.<\/p>\n
Keluarganya pun sangat mendukung dan mengapresiasi sumbangsih Ateng Tanjaya untuk kemaslahatan orang banyak ini. Tak khayal, sang adik pun seorang yang sudah sukses di dunia profesinya, sangat menunjang kepiawaian dan kedermawanan sosok bersahaja satu ini.<\/p>\n
Alfa Tenggo alias Ateng Tanjaya bukan cuma praktisi pemadam kebakaran, tapi juga dermawan dan pekerja kepentingan masyarakat.<\/p>\n
Ribuan pintu rumah milik keluarga korban kebakaran sejak belasan tahun silam telah disumbangnya. Bahkan Ateng pun menyingsingkan lengan bajunya turut menguruk tanah hingga memikulkan barang bantuan yang disumbangkan.<\/p>\n
Inilah sosok kebapakan yang juga piawai berpantun ini. Bukan mengutip pantun dari buku atau catatan orang lain, tapi Ateng mampu mengekspresikan rasa setia kawan dan persahabatannya dengan semua orang lewat bait-bait indah pantunnya.<\/p>\n
Sederhana, berpikir luhur, ulur tangan, tidak campur tangan, begitulah kesan mendalam tentang dirinya.
\nAlfa Tenggo alias Ateng Tanjaya bukan hanya sosok seorang suami dari seorang istri pasangan hidup yang setianya, papa dari anak dan mantu, ataukah kakek dari sejumlah cucu. Namun, Ateng Tanjaya adalah seorang Alfa Tenggo sahabat dan milik masyarakat luas, di Pontianak dan Kalimantan Barat bahkan Indonesia.<\/p>\n
Bravo Pak Ateng, victori Alfa Tenggo …<\/p>\n
* Penulis Syafaruddin Usman, historian researcher, writer & journalist<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"
* Catatan Ringan Syafaruddin Usman Jelang dinihari. Saat insan manusia terlelap pulas dalam tidurnya. Dari kejauhan, semakin dekat, kian jelas, lalu sayup menjauh. Begitu juga berikutnya. Dan bersambungan. Raung sirine kendaraan pemadam kebakaran menderu. Seisi kota di ruas jalan yang dilintasi terbangun. Para petugas, jika boleh disebut begitu, mereka yang punya semangat lebih dahsyat nyalanya […]<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":9858,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[14],"tags":[3936,3937,3938,1270],"adace-sponsor":[],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/9857"}],"collection":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=9857"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/9857\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/media\/9858"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=9857"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=9857"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=9857"},{"taxonomy":"adace-sponsor","embeddable":true,"href":"https:\/\/teraju.id\/wp-json\/wp\/v2\/adace-sponsor?post=9857"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}