teraju.id, Pontianak – Pertemuan Maritime Border Patrol Coordinating Group (MBPCG) yang ke-empat antara Pasukan Polis Marin (PPM) dan Polisi Perairan dan Udara Indonesia (Polairud) di wilayah Polda Kalimantan Barat yang dilaksanakan mulai tanggal 28-31 Oktober 2018.
Hadir ketua delegasi mesyuarat CP Dato’ Zainal Abidin bin Kasim, Timbalan Pengarah (Gerakan/PGA) KDNKA (keselamatan dalam negeri dan ketentraman awam) beserta rombongan, Kabaharkam Polri Komjen (Pol) Drs. Moechgiyarto SH M.Hum, Kakorpolairud Polri Irjen (Pol) Drs. M. Chairul Noor Alamsyah beserta rombongan, Kapolda Kalbar, Wakapolda, Irwasda dan para pejabat utama Polda Kalbar serta para undangan.
Kegiatan diawali sambutan Kapolda Kalbar Irjen (Pol) Drs Didi Haryono SH MH, yang mengatakan, suatu kebahagian diselenggarakan acara ini di wilayah Kalbar, dan tentunya selaku tuan rumah akan berupaya untuk dapat memberikan pelayanan yang maksimal dalam penyelenggaraan kegiatan.
Kapolda menjelaskan, bahwa Indonesia adalah negara kepulauan (archipelagic state) dan telah diakui oleh dunia internasional, sehingga bidang maritim menjadi dominasi penting di Indonesia, beberapa permasalahan khususnya kejahatan di bidang kelautan seperti (people smuggling, illegal fisihing, illegal trading, terorism, drug smuggling) sering terjadi di wilayah batas perairan Indonesia, hal ini menjadi trending issue dan dikuatkan dengan dampak globalisasi yang menjadikan batas–batas negara borderless.
Wilayah perairan perbatasan Indonesia – Malaysia selama ini masih menjadi perairan yang “angker” bagi para pelaut yang melintas, dikarenakan masih adanya kejadian pencurian terhadap kapal–kapal niaga di wilayah tersebut. “Hal ini tidak menutup kemungkinan terjadi di wilayah Kalimantan Barat yang mana secara geografis berbatasan langsung dengan Serawak Malaysia, juga lepas pantainya bisa menjangkau laut Cina Selatan.”
Kapolda Kalbar, Irjen (Pol) Drs Didi Haryono mengungkapkan, beberapa patroli pengamanan wilayah rawan pencurian di atas kapal yang dilakukan oleh Polair memang telah berhasil menurunkan intensitas kejadian, namun demi mewujudkan keamanan perairan menuju “zero accident” Polairud melakukan kerjasama dengan Polis Diraja Malaysia dalam kegiatan MBPCG (maritime border patrol coordinating group) ini. Ia berharap kegiatan ini dapat menghasilkan kesepakatan kedua negara untuk semakin meningkatkan patroli perairan dalam memberantas transnational crimes yang terjadi di perairan perbatasan dan memelihara keamanan serta ketertiban di perairan perbatasan Indonesia – Malaysia”.
Pada tempat dan kesempatan yang sama, Pengarah Keselamatan Dalam Negeri dan Ketenteraman Awam (KDNKA) PDRM CP Dato’ Zainal Abidin bin Kasim berharap pertemuan ini dapat menyelesaikan masalah kejahatan lintas batas dari kedua negara.
“Kerja sama ini diharapkan dapat menghasilkan produk yang dapat menyelesaikan masalah kejahatan lintas batas negara atau transnational crime,” ujarnya saat memberikan keterangan pers.
Sebagai informasi, MBPCG ke-4 ini dilaksanakan selama 2 (dua) hari dimulai dari tanggal 29 sampai dengan 30 Oktober 2018 dengan kegiatan ‘pelatihan pemeriksaan dan penyergapan kapal (boarding exercise) oleh tim khusus Polairud dengan Ungerin (unit gerakan marin) PPM (pasukan polis marin) dengan materi latihan pembebasan kapal dari pembajak.
Kedua delegasi dari Polri dan PDRM dipimpin oleh perwira tinggi berpangkat bintang tiga, dengan pelibatan delegasi Korpolairud Baharkam Polri berjumlah 107 personel dan delegasi Pasukan Polis Marin (PPM) dan Pasukan Gerakan Udara (PGU) PDRM berjumlah 85 personel, dan didukung kapal dan pesawat Polairud 2 kapal klas b, 3 kapal klas c, 1 unit helikopter, 1 unit pesawat udara cassa dan 2 unit sea-rider, sedangkan PPM /PGU menggunakan 2 unit kapal dan 2 unit pesawat udara. (r/cucu)