Oleh: Ambaryani
Sudah lama saya tidak mendengar apa lagi ikut acara banca’an. Banca’an adalah salah satu tradisi orang Jawa. Tradisi ini bisa dilakukan sebagai wujud syukur ataupun, baca do’a sebelum memulai sesuatu. Sebelum memulai menanam padi misalnya. Kalau dalam tradisi orang Dayak dan Melayu tolak-bala atau tepung tawar.
Dulu zaman masih kecil, sering saya ikut banca’an. Kadang banca’an acara 3 bulanan atau 7 bulanan anak bayi. Kalau acara tuju bulanan, acara besarnya disebut tedak sinten, acara simpelnya banca’an.
Orang tua membuat acara baca kecil-kecilan, sebagai wujud syukur bayinya diberi kesehatan hingga usianya sudah 7 bulan. Yang memimpin do’a biasanya dukun beranak yang sudah membantu si ibu melahirkan. Dulu melahirkan dengan bantuan dukun beranak. Tenaga medis sangat minim.
Yang hadir dalam acara banca’an syukuran anak bayi, ya anak-anak kecil usia SD. Kami selalu riang gembira kalau mendapat panggilan untuk banca’an. Selain bisa makan bersama teman-teman sebaya, pulangnya kami diberikan berkat. Takir, tempat nasi yang terbuat dari daun pisang dan dibuat menyerupai bakul nasi dengan bantuan lidi sebagai penjepit kanan-kirinya. Didalam takir, ada nasi lengkap lauk-pauknya.
Selain itu, yang sanggat kami tunggu adalah momen saweran. Momen saweran, anak bayi akan ditutup mengguanakn keranjang kurungan ayam, kemudian kami berkumpul didekat keranjang tersebut, beras kuning yang sudah dicampur uang logam (koin) akan ditabur-taburkan ke arah kami. Dan kamipun berebut memungutnya. Kami senang walaupun hanya dapat 50-500 rupiah saja dulu.
Pagi ini, saya mendapat kiriman bungkusan nasi, urap, sambal tahu, bihun goreng, kerupuk plus peyek teri dari Bu Pailah yang tinggal di Desa Olak-Olak Kubu. Beliau membuat banca’an sebelum memulai nandor padi atau menanam padi.
“Mbak, ini titipan dari Mae”, kata Pak Sumardi suami Bu Pailah yang juga bekerja di Kantor Camat Kubu.
Menurut Pak Mardi, tradisi banca’an selalu istrinya lakukan sebelum menanam padi. Katanya banca’an dilakuakan sebagai bentuk permohonan do’a agar proses menam padi berjalan lancar.
Bungkusan nasi lengkap beserta lauk-pauk akan dibawa ke ladang, kemudian dibacakan doa memohon kelancaran sebelum menanam padi, kemudian nasi tersebut akan dimakan bersama-sama warga yang membantu menanam padi di ladang. Semoga saja proses menanam padi Bu Pailah akan diberi kelancaran hingga hasil panen yang berlimpah nantinya. Amin…