Hijau dan Biru

Oleh: Saripaini

Hijau dan biru. Ya, itu adalah warna yang paling akrab dengan mata, mungkin bisa dibilang warna yang tak lepas dari kehidupan atau warna kehidupan. Ya, jelas saja begitu, rasanya aku ingin bilang kalau semua daun warnanya hijau, walau kutahu tak semua daun bewarna hijau. Dan aku ingin bilang kalau langit itu warnanya biru, walau kutahu itu hanyalah pantulan dari dari air laut.

Hijau dan biru, terkadang membuatku tertawa. Rasanya, saat itu aku ingin bilang kalau mereka keliru, bahkan kerap kali protesku mengalir begitu saja, sulit untuk dikontrol, bermaksud menunjukkan warna yang sebenarnya.

Aku tidak berbicara tentang mereka yang buta warna parsial atau pun buta warna total sehingga sukar membedakan warna. Tapi tentang hal sepele yang cukup sering kutemui hingga itu menjadi hal biasa bagiku, biasanya kesalahan dalam penyebutan warna tersebut keluar dari mulut mereka yeng terbialng tua. Ya, tentang hijau dan biru, mereka kerap keliru saat menyebutnya. Mungkin ada latar belakangnya, mengapa hijau dan biru kerap tertukar. Entahlah apa.

Namun entah mengapa hal yang terbilang biasa itu, berubah menjadi aneh, ketika seorang muda yang menyebutkannya.

“Kok biru? Memangnye ade ke jambu warne biru?” protesku polos seraya memasang wajah sok bingung.
Ya, aku bermaksud ingin mengisyaratkan kalau dia keliru dalam menyebutkan warna. Tapi terbalik, mereka tersenyum saling menatap satu sama lain mengisyarakatkan kalau aku yang salah.

“Biru tu!” balas Rofik.

Keningku mengerut. Aku memilih diam, tak kuasa memperpanjang hal yang sepele dan rasanya tak penting untuk diperdebatkan.

“Kalau Orang Mendure bilang hijau tu biru,” sambung Qori lekat dengan senyum setengah tawanya.

“Ah, iye ke?” timpalku, kemudian ikut tertawa bersama mereka.

Aku benar-benar baru mengetahui tentang warna hijau versi orang Madura, jelas menurut mereka itu bukanlah suatu kesalahan. Tapi mungkinkah? Mungkinkah orang-orang jaman dulu menganggap hijau dan biru adalah warna yang sama?

Pontianak, 19 Maret 2018