Oleh: Ambaryani
Depan rumah dinas Camat Kubu, penuh dengan tanaman. Ada bunga jengger ayam, dan beberapa jenis cabek. Bunga-bunga ditanam langsung di tanah halaman rumah. Sedangkan cabek ditanam di dalam polibag.
Saat pertama menyerahkan surat tugas dan meminta SPMT di kantor camat dulu, tanaman-tanaman ini masih kecil-kecil. Belum lama ditanam. Tapi sekarang sudah berbunga, cabeknya sudah berbuah.
Cabek yang ditaman ada jenis cabek bakol, ada juga cabek ceri. Cabek ceri, bulat kecil-kecil. Sepintas tak mirip cabek, malah lebih menyerupai bunga. Tapi, kata Umak, mertua saya saat saya tunjukkan cabek ceri yang saya petik di depan rumah dinas camat, cabek ini pedas. Dulu Umak pernah menanamnya di Kapuas Hulu.
Tanaman-tanaman ini tumbuh subur, karena sering diurus oleh Pak Camat. Sebelum dan sesudah jam kantor, Pak Camat menyalurkan hobinya bertanam. Hampir tiap hari jika tidak sesang dinas luar daerah, beliau selalu mengurusi tanamannya. Pagi-pagi, sudah jongkok sambil mencabuti rumput yang tumbuh di sela-sela pohon bunga dan cabek. Sesekali beliau beri pupuk organik dan anorganik.
“Budak-budak di rumah ni suke makan cabek”, begitu kata beliau saat pernah sekali saya dan teman sekantor bertanya soal tanaman cabek yang lumayan banyak.Tak hanya di depan rumah dinas. Bunga-bunga yang ada di halaman kantor Camat Kubu, juga ide dari beliau awal penanamannya dulu.
“Pak Camat tu rajin betanam Mbak,” kata Pak Mardi, staf Trantib.
Satu hal yang positif dan inspiratif. (*)
