Oleh: Ambaryani
Jalan berhantu. 3 hari lalu, saya mendengar istilah itu dari teman kantor. Saat itu kami harus menuntaskan bimtek di kantor hingga menjelang magrib. Al-hasil, ba’da Magrib kami baru bisa pulang. Hari sudah gelap hari itu. Teman kantor mengajak lewat jalan belakang.
“Kite lewat jalan belakang jak. Jalan depan tu banyak hantu”, begitu katanya.
Mungkin, itu hanya gurauan agar kami searah dengan beliau. Ya, beliau biasanya akan mengawal jika kami pulang kemalaman. Maklum, rumah kami di Teluk Nangka, agak jauh dan sepi. Tetangga juga hanya 1, 2 rumah.
Jalan depan yang dimaksud adalah jalan poros tepian sungai Kubu. Sedangkan jalan belakang, jalan arah darat Parit Rimba. Rasanya jalan depan tak ada yang aneh-aneh. Malah terkesan eksotis. Indah.
Jalanan tepi sungai punya pesonanya tersendiri. Tapi entahlah. Yang terpenting selama saya di Kubu, semuanya berjalan lancar.
Sebelumnya kami pernah dengar istilah ini dari beberapa teman. Katanya, di Kubu banyak hal-hal mistik begitu. Kata orang banyak hantu. Dia punya banyak kekhawatiran akan hal itu. Dan membuatnya berpikir banyak hal yang seharusnya tak perlu dipikirkan.
Kami diajarkan dan meyakini. Di manapun tempatnya ada makhluk ghaib. Hanya saja dunia kita berbeda, kita memiliki dunia masing-masing. Sejauh semuanya berjalan semestinya, semuanya akan akan lancar. Dan yakin, akan 1 kekuatan yang tak mungkin ada tandingan. Allah. A’udhubillahiminasyaitonirrajim. (*)