Ambaryani
Oleh:Ambaryani
Saat apel pagi Jumat lalu, kami peserta Latsar golongan III angkatan I kembali diingatkan soal keputusan yang telah kami ambil Juli tahun lalu saat pemberkasan. Kami semua telah membuat pernyataan siap ditempatkan di manapun.
“Waktu buat surat pernyataan pas pemberkasan, dalam kondisi sadar atau ada paksaan?” tanya pembina apel pagi hari itu.
Peserta yang apel saat itu menjawab tapi tidak satu suara. Tidak kompak. Entah karena pengaruh cuaca atau sebenarnya di dalam hati ada gejolak. Gejolak muncul saat pernyataan yang telah ditandatanggani dengan sunguh-sungguh harus dibuktikan. Sedangkan kenyataannya, ada kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Muncul masalah internal.
Tidak bisa dipungkiri, ada muncul rasa senjang saat melihat teman yang ditempatkan di kota. Akses mudah dan segala kelebihan lain. Dibandingkan kita yang ditugaskan nun jauh di sana dengan aneka masalah dan keterbatasan.
Tapi tetap saja, segala keputusan yang diambil akan ada konsekuensi di belakangnya.
Begitu juga dengan kami ke-40 peserta Latsar atau bahkan teman lain yang ditempatkan di wilayah yang aksesnya tidak mudah dan jauh. Apapun berbagai rasa yang muncul harus jadi pendorong bekerja semaksimal mungkin, bukan sebalinya. Masih saya ingat benar pesan Pak Kusyadi kepala BKPSDM Kubu Raya saat menyampaikan materi hari pertama Latsar.
“Jadilah berlian di manapun anda ditempatkan, hingga membuat banyak orang tertarik untuk mengambil berlian itu.”
Semoga saja, kami tetap konsisten dengan apa yang sudah kami putuskan. Walaupun dengan berbagai gejolak yang harus dihadapi. Harus mampu berdamai dengan diri sendiri. Begitu kiranya.
