in ,

Pohon Sirsak Berhantu

WhatsApp Image 2020 07 09 at 16.04.20

Oleh: Yusriadi

Dua tahun lalu. Saya mendapatkan beberapa kali peringatan agar membunuh pohon sirsak yang ditanam di halaman depan rumah.

“Bahaya, barang tu suka dengan pohon sirsak,” begitu katanya.

Barang itu, merujuk kepada makhluk halus. Hanya mereka merasa tabu menyebutnya.

Tak hanya seorang. Beberapa orang. Mereka seperti merasa perlu mengingatkan saya.

Saya kira, semua itu berkaitan dengan anak-anak yang suka menangis tengah malam, berkaitan dengan istri orang yang kesurupan, anak gadis yang sering histeris, serta penampakan-penampakan dan “rasa menurut indra ke-enam”.

Walaupun tidak percaya –karena kepercayaan seperti itu tidak ada dalam komunitas kami, tetapi, sebebarnya lama-lama kepikiran juga. Lama-lama, sesekali ada rasa aneh muncul setiap melihat pohon itu di waktu malam.

Pohon sirsak yang ditanam di depan itu sebenarnya Emak yang tanam. Mulanya ada empat pohon: dua di depan, satu di samping kanan rumah, dan satu pohon lagi di belakang. Pohon itu tumbuh dan berbunga. Tetapi karena pertimbangan kerimbunan dan lainnya, tiga pohon di tebang. Sisa, satu pohon saja.

Tetapi tahun-tahun pertama berbuah, buahnya sering tidak bagus. Ada semut dan lumut, ada hama, yang mengganggu. Bahkan, dari puluhan bunga yang ada, yang jadi buah hanya satu dua saja. Itu pun, buahnya tidak bagus.

Benar-benar mengesalkan. Saya sempat berpikir untuk menebangnya, menggantinya dengan tanaman yang benar-benar cocok. Jambu atau rambutan.

Tapi, Emak meminta, biarlah sisa satu. Janganlah sisa satu ditebang semua.
Soal buah belum jadi atau belum bagus, tidak apa, katanya.

“Mungkin nanti bisa bagus”.

“Daunnya bisa diambil untuk obat,” tambah Emak.

Ya, daun sirsak sering diambil. Diambil oleh kami atau keluarga yang datang. Rebusan daunnya, katanya manjur untuk menurunkan darah –tapi, perhatikan porsinya.

Alhamdulillah, Emak benar. Akhirnya, setelah semut-semut di pohon ditangani, disemprot, buah mulai banyak yang jadi, dan beberapanya bagus. Hijau-kuning ranum tanda masak bagus terlihat.

Kami memanennya, serentak. Beberapa buah bisa dibagikan. Sampai hari ini. Bunga dan buah tiada henti.
Kini tak ada lagi cerita “barang itu”.

Keseramanyang dahulu pernah dibicarakan sudah dilupakan. Kini, pohon sirsak menjadi terlihat menarik. Buah-buah yang menggoda mata dan rasa. (*)

Written by Yusriadi

Redaktur pada media online teraju.id dan dosen IAIN Pontianak. Direktur Rumah Literasi FUAD IAIN Pontianak. Lulusan Program Doktoral ATMA Universiti Kebangsaan Malaysia, pada bidang etnolinguistik.

IMG 20171201 090907 353

Sepatu Anti Badai

IMG 20171202 225024 417

Gula Kelapa Teluk Nangka