Pengakuan Calon Duta Literasi
Oleh: Khoiriyah
Hati ini seketika berdebar ketika Laila, temanku, memanggil namaku untuk mempresentasikan buku yang sudah kubaca sebelumnya. Kali ini aku agak sedikit grogi, karena presentasi ini merupakan penyeleksian untuk menjadi Duta Rumah Literasi. Hati ini semakin berdebar ketika kakiku memasuki ruangan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat (LP2M) IAIN Pontianak, tempat presentasi dilaksanakan.
“Assalamu’alaikum,” ujarku.
“Wa’alaikumsalam,” jawab Bu Ninda bersama kawan-kawan yang ada di dalam ruangan. Ibu Ninda pun mempersilahkanku untuk mempresentasikan buku yang telah kubaca.
Dengan rasa gugup, dan grogi membuat presentasi saya kurang maksimal, apalagi ditambah dengan kondisi kesehatanku yang kurang baik, sehingga membuatku berkecil hati untuk lulus ke sesi berikutnya. Apalagi ketika melihat teman-teman yang mempresentasikan bukunya dengan baik. Ini membuatku kecil harapan.
Waktupun terus berlalu, selesai kupresentasikan buku, Bu Ninda melontarkan beberapa pertanyaan mengenai buku yang kupresentasikan. Beberapa pertanyaan Alhamdulillah bisa kujawab. Hanya satu pertanyaan yang tidak dapat kujawab, yaitu ketika Bu Ninda meminta bukti mengenai kutipan yang sangat kuingat dalam buku yang kupresentasikan. Karena waktu yang terbatas membuatku tidak sempat memberi bukti kepada beliau. Karena waktunya sudah habis bu Ninda pun mempersilahkan kepadaku untuk menutup presentasi.
Sedikit lega setelah menutup presentasi. Namun yang sangat menegangkan apakah aku lulus ke seleksi selanjutnya. Semoga saja hari ini aku lulus, dan jika aku lulus, aku akan lebih matang lagi untuk mempersiapakan seleksi selanjutnya. (* Kelas: MG.Haris )