Oleh: Ambaryani
Hari ini, saya ditugaskan untuk menghadiri pertemuan Audit Maternal Perinatal (AMP) Pembelajaran Medik dan Sosial di Puskesmas Kubu Kecamatan Kubu. Kegiatan ini sudah saya ketahui saat Kapus Kubu Jumeno bertamu langsung dengan Kasi Kesra Kamis lalu. Beliau memberi tahu akan diselenggarakan kegiatan ini untuk mencegah kasus kematian ibu dan bayi.
Saya bersyukur ada di ruang rapat Puskesmas Kubu hari itu. Banyak ilmu baru yang saya dapat seputar kasus eklamsi pada proses kehamilan. Eklamsi dapat didefinisikan keracunan saat kehamilan yang mengakibatkan si ibu darah tinggi selama kehamilan.
Saat dokter Vidiatmaja Agbari, S. PoG menjelaskan kasus preeklamsi, saya terangguk-angguk sendiri. Karena sebagai orang awam yang bukan berkecimpung di bidang medis, hal ini saya ketahui samar-samar. Hanya dengar-dengar dari beberapa pengalaman ibu hamil yang saya kenal.
Selama ini saya sempat heran dan banyak pertanyaan di benak saya, kok setiap hamil tensi darah selalu tinggi? Apa sebenarnya sebabnya?. Karena kasus ini akibatnya fatal, nyawa ibu dan bayi terancam.
Saat terjadinya darah tinggi pada saat kehamilan, si ibu akan merasa nyeri kepala hebat, pandangan kabur dan pada tingkat terparah akan kejang-kejang. Dan hal itu jika sudah terjadi hal tersebut harus segera mendapatkan pertolongan medis secara cepat dan tepat.
Eklamsi bisa disebabkan faktor makanan, faktor riwayat kehamilan sebelumnya, kehamilan ganda, faktor usia ibu hamil. Dan jika sudah terjadi eklamsi, faktor stress pada ibu saat kehamilan akan memperparah kondisi eklamsi yang sudah terjadi.
Beberapa kasus yang diceritakan oleh bidan desa yang hadir saat kegiatan AMP, banyak masyarakat awam yang belum mengetahui betapa tingginya resiko proses melahirkan dengan latar belakang eklamsi jika tidak mendapat pelayanan medis.
Banyak masyarakat yang masih ngotot dan tidak mengindahkan saran petugas medis. Tetap kekeh ingin melahirkan di rumah walaupun sudah diberi rujukan untuk mendatangi faskes denngan fasilitas yang lengkap.
Kadang, minimnya pengetahuan akan suatu hal membuat kita tetap mempertahankan pendapat sendiri yang belum tentu benar. Bahkan pendapat orang yang berkompeten tidak diindahkan.
Saya ingat ada salah satu hadits mengatakan, ‘Tolabulilmi faridhotul ‘alakulli muslimin wa muslimat’. Menuntut ilmu itu wajib bagi muslimin dan muslimat. (*)