Belah Bonggol, Cara Petani Perbanyak Tanaman Pisang Kepok

teraju
3 Min Read

teraju.id, Pontianak — Penangkar benih pisang di Kalimantan Barat, mulai mengubah cara perbanyakan benih pisang selama ini melalui anakan berubah ke belah bonggol. Teknik ini dinilai lebih efektif dalam menghasilkan benih dalam jumlah besar, sekaligus mempercepat regenerasi kebun tanpa harus menunggu tunas anakan tumbuh secara alami.

Pisang kepok merupakan salah satu varietas unggul nasional asal Kalbar yang digemari masyarakat, terutama karena rasanya yang legit dan daging buah yang padat. Tak hanya dikonsumsi langsung, pisang kepok juga menjadi bahan utama untuk beragam olahan seperti keripik, kolak, hingga pisang goreng. Permintaan pasar yang stabil membuat kebutuhan akan benih pisang terus meningkat.

“Dari satu bonggol, kita bisa mendapatkan lima sampai sepuluh potongan benih. Dibanding menunggu tunas keluar sendiri, cara ini jauh lebih cepat,” ujar Marthadi, SP, MP, Fungsional Pengawas Benih Prov Kalbar, kepada teraju, Sabtu (6/7/2025).

Langkah awal dalam proses ini adalah dari pemilihan bonggol sebagai benih sumber dari rumpun yang sudah ditetapkan sebagai rumpun induk jelas asal usulnya, memilih tanaman induk yang sehat dan bebas penyakit. Bonggol dipilih dari anakan dewasa yang belum berbuah. Setelah pohon ditebang, bonggol digali lalu dicuci bersih dari tanah dan akar. Selanjutnya, bonggol dipotong menggunakan pisau tajam menjadi beberapa bagian, sesuai dengan ukuran bonggol bisa dibelah 2, 4, 6 atau 8. Selanjutnyya siapkan media semai yang poros dan terlindung dari sinar matahari langsung. Belahan bonggol di semai dengan jarak 20-30 cm dan dapat di panen setelah tumbuh tunas sekitar umur 1-2 bulan.

benih pisang

“Selama media tanam dijaga tetap lembap dan tidak becek, potensi keberhasilan metode ini sangat tinggi. Ini bisa menjadi solusi perbanyakan benih pisang dalam skala besar tanpa harus bergantung pada benih dari luar,” ungkap Marthadi.

Ia juga menambahkan bahwa metode ini sangat cocok diterapkan di Kalimantan Barat dan daerah sekitarnya karena iklim tropis basah yang mendukung pertumbuhan tunas dan sangat ideal untuk pengembangan kawasan agrowisata berbasis pisang, yang saat ini tengah dirintis di sejumlah desa di Kalimantan Barat.

Meski menjanjikan, metode ini juga memiliki tantangan. Jika tidak dilakukan dengan hati-hati, potongan bonggol bisa membusuk atau terkena serangan jamur. Oleh karena itu, petani disarankan untuk merendam bonggol dalam larutan fungisida sebelum ditanam dan melakukan penyemaian di tempat yang teduh serta berventilasi baik.

“Kuncinya pada pemilihan indukan dan sanitasi peralatan. Jangan pakai pisau yang kotor, karena bisa menyebarkan penyakit,” tambah Marthadi.

Perbanyakan pisang kepok dengan belah bonggol menjadi salah satu strategi adaptif petani dalam menjawab kebutuhan benih yang tinggi. Selain murah dan efisien, teknik ini juga memberdayakan sumber daya lokal yang selama ini kurang dimanfaatkan.

Dengan pendampingan teknis yang memadai, metode ini berpotensi memperkuat ketahanan pangan berbasis hortikultura di Kalimantan Barat dan mendorong tumbuhnya sentra benih mandiri berbasis masyarakat.

Share This Article
Leave a Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *