teraju.id, Cafe Deal – Ikatan Perawat Luka se-Kalbar (InWOCNA) menggelar talkshow sekaligus gathering bertempat di Cafe Deal kawasan Jl Uray Bawadi, Sabtu, 9/3/19. Kegiatan diikuti 30-an peserta.
Ketua InWOCNA Kalbar yang juga perawat senior di RSUD Dr Soedarso, Alam Mastar Harahap, Neurs pada sambutannya mengatakan bahwa ikatan perawat luka dalam program kerjanya meletakkan dasar-dasar yang kuat berupa struktur organisasi, kemudian tahap berikutnya adalah penguatan program kerja secara nyata. Oleh karena itu digelar gathering sekaligus talkshow.
Pada gathering dan talkshow kali ini tema yang diangkat adalah penguatan karakter perawat luka untuk ekspose alias sosialisasi kepada publik. Demikian agar mereka mengetahui perawatan luka secara umum dan diharapkan perlahan, namun pasti hingga mendetail serta mendalam. Namun sajian ekspose juga harus menarik dan relevan.
Talkshow menghadirkan Pemimpin Redaksi media online teraju.id yang juga Direktur Penerbit TOP Indonesia, Nur Iskandar. Dua bahan presentasi disajikannya, yakni jurnalistik dasar dan penulisan artikel/opini.
Peserta dari Klinik Perawatan Luka Kitamura, Taufik menanyakan tentang penulisan novel berlatar belakang kesehatan. Menurutnya, sajian dalam bentuk novel sangat menarik dan bisa difilmkan. Berkait dengan hal ini, Nur Iskandar menuturkan, agar novelnya menarik dan relevan mesti memenuhi empat syarat. Pertama terdapat karakter tokoh yang kuat. Kedua, background-nya dideskripsikan dengan detail dan terperinci. “Total football dan full colour,” istilah yang digunakan Nur Iskandar. Ketiga, adanya adegan-adegan penting. Keempat, dialog-dialog tergambarkan sebagai plot cerita.
Pertanyaan demi pertanyaan mengalir deras sehingga muncul tantangan kepada 30-an perawat luka yang hadir dalam kesempatan talkshow maupun gathering agar membuat karya tulis berbentuk artikel lepas. Temanya adalah sesuatu yang paling menarik dalam kehidupan perawatan luka yang dialami masing-masing perawat. 30 artikel itu kelak diedit dan disempurnakan oleh editor penerbit. “30 artikel, jika masing-masing 10 halaman plus foto sudah menghasilkan 300 halaman. Pas untuk sebuah buku bunga rampai penulisan perawatan luka. Ini pasti menarik untuk dibaca sekaligus menebar manfaat keilmuan di tengah masyarakat.”
Selain ditampilkan dalam bentuk buku, Nur Iskandar juga menyilahkan peserta untuk mempergunakan aplikasi media sosial yang kini menjadi platform komunikasi massa. (kan)