in

Berkunjung ke Halaman Gedung Putih dan Gedung Capitol

IMG 20190311 183420 291
Bersama Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA. di depan Gedung Putih

Oleh: Wajidi Sayadi

Hari kedua dalam kegiatan International Visitor Leadership Program (IVLP) “Promoting Tolerant Messaging Within Islam” ini adalah menerima materi dan diskusi tentang Federalisme Amerika Serikat, Sekularisme Pemisahan Agama dari Negara, Demokrasi dan Kebebasan oleh Akram R. Elias Presiden Capital Communications Group, Inc. (CCG). Beliau narasumber ahli yang terbiasa mempresentasekan tentang Pemerintah Amerika, politik, budaya dan sosial kepada para pejabat tinggi dari berbagai negara seluruh dunia yang berkunjung ke Amerika.

Kegiatan IVLP ini merupakan Program Pemerintah Amerika Serikat yang disponsori melalui Kementerian Luar Negeri USA. Tujuannya adalah untuk:

1. Mempelajari dan memahami bagaimana komunitas Muslim Amerika, para imam dan pemimpin masyarakat sipil Islam mengelola Lembaga-lembaga Islam, Masjid, dan sekolah-sekolah Islam,

2. Berbagi pemahaman dan pengalaman dalam mencegah Radikalisme dan terorisme serta mempromosikan toleransi dan Dialog antar umat beragama.

3. Mempelajari dan memahami nilai-nilai sipil termasuk demokrasi, hak asasi manusia, pluralisme, dan keragaman.

IMG_20190311_183449_629

Kegiatan IVLP ini dipusatkan di Washington DC, Detroit, Michigan, Los Angeles. California, diselenggarakan dari tanggal 9-22 Maret 2019.
Rombongan kegiatan dari Indonesia ini dipimpin oleh Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA. (Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta), pesertanya terdiri dari Aceh, Medan, Semarang, Jakarta, Makassar, dan penulis sendiri dari Pontianak Kalimantan Barat. Sebetulnya ada juga dari Papua Barat dan Jawa Barat tapi batal berangkat disebabkan karena ada suatu dan lain hal.

Setelah menerima materi dan diskusi sesuai tema yang telah ditentukan, peserta diagendakan untuk City Tour dalam Kota Washington, termasuk dikunjungi adalah Taman di depan Gedung Putih (The White House) rumah dinas Presiden Amerika Serikat sekaligus pusat pemerintahan negara.
Gedung Putih ini didirikan pada tahun 1800 M oleh Presiden Amerika Serikat yang pertama George Washington, namun ia tidak sempat tinggal di Gedung Putih ini sebab ia meninggal setahun sebelum selesai pembangunannya, yakni tahun 1799 M.

Di sekitar Gedung Putih terdapat kawasan luas terbuka di tengah kota juga terdapat Monumen Washington sebagai peringatan mengenang perjuangan Presiden pertama Amerika Serikat, yaitu George Washington.

Tidak jauh dari Gedung Putih dan Monumen Washington melanjutkan kunjungan ke halaman Gedung Capitol sebagai kantor Kongres bagi anggota Parlemen Amerika Serikat yang dibangun sekitar tahun 1800-an, khas bangunannya adalah Kubah besar bergaris bagian tengah di puncaknya ada patung seorang perempuan menghadap ke arah tempat terbitnya matahari yang melambangkan menghadap ke masa depan.

Gedung Capitol ini sebagai tempat Presiden Amerika Serikat dilantik dan diambil sumpahnya sebagai Presiden. Gedung Capitol ini sudah 38 kali menjadi saksi sejarah pelantikan Presiden Amerika Serikat sejak presiden yang ke 7 Andrew Jackson tahun 1829 hingga presiden ke 45 Donald Trump.

Gedung Putih, Monumen Washington, dan Gedung Capitol berdiri pada titik segitiga di Jantung Kota Washington. Pada jarak lurus dari ketiga bangunan bersejarah ini terdapat jalur besar yang biasa disebut National Mall, dari jalur terbuka inilah para pengunjung leluasa menyaksikan indahnya kota Washington.

Sekitar wilayah Gedung Putih dan Gedung Capitol ini banyak patung dan monumen dari para pejuang, pemimpin, dan presiden Amerika yang diabadikan sejarahnya, seperti George Washington, termasuk monumen para Jenderal, Prajurit Pejuang Perang Vietnam berdekatan gedung monumen Abraham Lincoln. Nama-nama para prajurit dan pejuang yang gugur dalam perang Vietnam terukir namanya sepanjang dinding dengan rapi di taman kawasan terbuka bagian samping monumen Abraham Lincoln pejuang dan pemersatu bangsa Amerika yang menghapus sistem perbudakan di Amerika.

Pengabadian sejarah seperti ini bagian dari cara menghargai jasa-jasa para pahlawan pendahulu yang hasil perjuangannya itulah dirasakan dan dinikmati oleh generasi saat ini, termasuk pembelajaran bagi generasi saat ini sebagai persiapan menyikapi masa depan yang akan berhadapan dengan tantangan dan harapan yang berbeda dengan para pendahulu.

Washington, 10 Maret 2019

Written by teraju

IMG 20190310 064543 913

Perawat Luka Se-Kalbar Dapat Tantangan Menulis Buku

IMG 20190312 200851 107

Lokmin Lintas Sektoral Pencegahan DBD dan Stunting