Oleh: Nur Iskandar
Akhir pekan mesti hati-hati. Jika tergoda tanpa pemikiran yang sahih, dapat dikibuli dan uang jutaan pun melayang.
Saya punya kecurigaan ketika seseorang mengaku bernama Dadang Suhendar dari Bandung datang menyapa lewat WhatsApp (WA). “Mohon maaf apa benar ini dengan anggota bidang waqaf?”
Labbaik…maaf dari siapa dimana? Begitu kata saya.
“Perkenalkan saya H. Dadang Suhendra. Di Bandung.”
“Tabarakallah. Siap bersinergi Kang Dadang.”
“Sebelumnya salam kenal ya pak semoga bapak beserta keluarga diberikan kesehatan, dijauhkan dari penyakit dan semoga selalu dalam perlindungan Allah swt.”
“Amiin yra. Alfatihah. Doa terbaik juga buat Bandung.”
“Amiiin Ya Allah…” Demikian sahut menyahut dengan sosok yang baru saja saya kenal.
“Boleh saya minta waktu sebentar pak? Begini Bapak saya kebetulan 2 hari lagi ada rencana aqiqoh untuk putri saya dan di sini kebetulan saya melihat sedang membutuhkan bantuan untuk pembangunan masjid jadi atas hajat tersebut sebagai tanda rasa syukur atas hal tersebut apakah boleh saya menyumbang pembangunan masjid dan asrama yatim al-amin? Untuk itu mohon diberikan arahan pak agar sebagai mana nanti apa yg saya harapkan bisa tersalurkan dan tercapai.”
Saya jawab, bahwa aqiqah anak perempuan dalam syara’ 1 ekor kambing. Anak laki-laki 2 ekor. Hukumnya sunnah muakkadah (diutamakan). Sebaiknya dilakukan sebagai tasakur ilallah dan dengan sunnah Rasulullah Muhammad SAW. Adapun niat membantu mesjid tetap. Sambil dihimpun lagi perlahan-lahan. Insya Allah bukan soal besar kecilnya, tapi ikhlasnya. Allah lipatgandakan rizki tanpa batas. Insyaallah.
Dadang Suhendra berujar, “Amiiin Ya Allah. Semoga ini menjadi awal perkenalan yang nantinya membawa keberkahan ke depannya.”
Dadang pun mohon dikirimkan nomor rekening…
Saya mulai curiga. Insting kewartawanan saya mulai bekerja. Jangan-jangan….jangan-jangan. Di batok kepala terbayang sejumlah liputan soal penipuan berlatar kiriman uang ke nomor rekening. Saya mawas diri sejak dini, tetapi komunikasi terus saya layani ekstra hati-hati. Tetapi kalau bukan latar belakang jurnalis, yang sudah terbiasa dengan penipuan model begini, bisa jadi puluhan juta raib dalam sejam-dua jam! Maka saya mau berbagi kisah ini. Agak panjang memang.
Saya ulur tarik dulu sebelum sampai ke nomor rekening. “Siapa nama anaknya? No berapa? Umur? Boleh foto bersama bp/ibu agar doa tersambung. Nama lengkap semua dengan bin / binti.” Maksud saya melihat foto mereka.
Dadang Suhendra Bandung menjawab satu saja. “SHERYN ALMAYRA PUTRI BIN DADANG SUHENDRA.” Foto tidak dia kirimkan. Saya mbatin…Hm.
Pukul 15.00 Dadang Suhendra Bandung cuit, “Mohon di kirim pak untuk nomor rekening.”
Saya coba ladeni. Saya kirim nomor Yayasan yang memang bergerak di bidang sosial, pendidikan, keagamaan. Saya sudah amankan nomor rekening pribadi agar tidak terkoneksi, sekaligus garansi tidak bercampuraduknya uang sosial dengan diri sendiri.
Kepada rekan bendaharawan Yayasan saya laporkan adanya penyumbang yang akan masuk. “Tersebut di atas nama dan norek nya Kang Dadang. Melalui Yayasan Visi TOP Indonesia kami menggerakkan sejumlah program wakaf, termasuk membangun mesjid.”
“Baik pak mohon di tunggu ya pak insya Allah setelah ini saya kirim kan.”
“Tabarakallah. Kabari ya Pak agar amanah kami jalankan dengan sepenuhnya.”
“Baik pak.”
Sekira jeda shalat Ashar selesai, Dadang sudah kembali berkabar, “Alhamdulillah pak sudah saya kirimkan pak dan ini untuk pembangunan masjid 14jt dan sisa nya nanti bapak salurkan ke asrama yatim al-amin ya pak.”
Saya melihat bukti kirim total Rp 20.5 juta. Saya sujud syukur seraya membacakan doa, “Allahumma Sholli ‘alaa Sayyidina Muhammad. Doa kami semoga aqiqah SHERYN ALMAYRA PUTRI BIN DADANG SUHENDRA berjalan lancar. Ananda SHERYN tumbuh sebagai wanita muslimah yang menjadi cindera mata bagi kedua orang tuanya dan keluarga. Sehat lahir dan batinnya. Kelak berumahtangga sakinah, mawaddah, warahmah. Melahirkan keturunan yang menjadi imam orang-orang bertakwa. Menjadi pemimpin yang memakmurkan Nusantara. Amiin YRA. Tabarakallah. Semoga Kang Dadang senantiasa sehat bersama isteri dan keluarga besar tercinta. Amiin YRA. Alfatihah…..”
16.54, 5/12/2020 Dadang Suhendra Bandung: Amiiiin Ya Allah. Katanya, “Terima kasih ya pak atas doa nya doa dari saja juga untuk bapak beserta keluarga semoga di berikan kesehatan serta di berikan berkah dunia dan akhirat amiiin.”
Dadang Suhendra Bandung kemudian menitipkan kontak 081235225403. Ini nomor ibu Murni pengurus asrama yatim Al-Amin.
“Tabarakallah. Siap berkoordinasi Kang Dadang,” kata saya seraya mikir, kenapa menyumbang ke Al Amin harus lewat TOP Indonesia? Mulai aneh…
Pukul 17.00. Dadang Suhendra Bandung mengatakan, “Untuk selebih nya saya ucapkan terima kasih ya pak sudah bersedia menjaga dan menyampaikan titipan amanah dari saya semoga ini menjadi awal perkenalan yg akan membawa keberkahan kedepan nya untuk kita semua.” Saya sendiri mikir apakah ini pencucian uang berkedok zakat, infak, shodaqoh dan wakaf atau ziswaf?
Menjelang maghrib di malam Minggu Dadang Suhendra Bandung bertanya, “Pak ibu murni baru saja menjawab respon saya pak bagai mana sebaik nya apakah saya arahkan untuk langsung hubungi bapak?”
“Usai maghrib saya hubungi Kang Dadang. Tenang saja, amanah aman….”
“Siap pak saya cuma menanyakan saja pak agar saya tidak sampai salah langkah begitu pak. Untuk masalah amanah saya yakin bapak orang yg tepat untuk menjaga amanah dari saya.”
“Tabarakallah….sedang azan….siap-siap sholat dulu ya Kang…..”
“Siap mangga pak saya juga ijin sholat dulu assallamualaikum.”
Seusai Maghrib saya penuhi janji. Komunikasi saya kepada Bu Murni saya japri ke Pak Dadang.
“Asw Kang dadang berikut riwayat WA saya sama Bu Murni: [Asw Bu Murni, saya dapat no ibu dari Pak Dadang yang putrinya besok akan aqiqah. Ada dana sumbangan mampir ke rekening saya sebesar 20.5 jt. Saya siap berkoordinasi. Hanya seusai sholat maghrib masih lanjut zikrullah. Ntar bada Isya kita lanjutkan lagi ya Bu. Salam kenal, Nur Iskandar. Pegiat Wakaf Literasi-Literasi Wakaf di Badan Wakaf Indonesia Provinsi Kalbar Bidang Wakaf Produktif. [18.14, 5/12/2020] Murni Al Amin: waallaikumsalam waruhmatullah wabarukatuh….[18.15, 5/12/2020] Murni Al Amin: iya benar saya ibu murni dari pengurus asrama yatim al.amin—Posisi seperti dua jari dalam syurga bersama Rasulullah SAW. Mohon doa dan bimbingannya Bu Murni. [18.18, 5/12/2020] Murni Al Amin: alhamdulillah saya mewakili asrama yatim mengucapkan banyak terimakasih. Kebetulan dua hari terakhir sudah pusing memikirkan anak akan operasi]. Bu Murni kirimkan foto pasien di RS. Saya tanyakan RS mana di Bandung? Hasan Sadikin?
Bu Murni menjawab RS Advent. Saya makin curiga. Sebab saya punya liputan berkedok tuntutan kirim uang dengan alasan anak dioperasi,padahal anaknya sehat-sehat saja.
Kepada Pak Dadang saya mohon arahan apakah dana yang sudah di-tsf dikirim kembali ke Beliau—Bu Murni–saya hanya menjalankan amanah saja–mohon petunjuk…..
Dadang bilang, “Inalillahi sakit apa pak anak dari ibu murni?”
“Saya belum tanya sampai ke sana Kang….Bada Isya saya lanjutkan komunikasi.”
[18.51, 5/12/2020] Dadang Suhendra Bandung: iya pak nanti bapak kirim ke ibu murni ya pak
[18.51, 5/12/2020] Dadang Suhendra Bandung: semoga seterus nya untuk waktu kedepan kita bisa berbagi keberkahan terus ya pak.
“Baik saya juga sholat dulu pak…..” Begitu bahasa Dadang yang ternyata bersama Bu Murni sama-sama penipuan.
Saya sudah pasang kuda-kuda. “Alhamdulillah. Jika sip semuanya, tinggal minta norek Bu Murni, dan segera kami tsf. Mohon arahan…..”
[19.24, 5/12/2020] Dadang Suhendra Bandung: Baik pak kalau begitu bapak minta langsung sama ibu murni pak dan jika sudah bapak informasikan pada saya.
[19.25, 5/12/2020] Dadang Suhendra Bandung: semoga segera di berikan kesembuhan untuk anak ibu murni dan segera di angkat dari penyakit nya amiiin.
Kepada Bu Murni saya japri. “Alhamdulillah sudah tunai Isya. Sekarang minta noreknya Bu. Staf saya siap mentransfer……BTW anaknya sakit apa ya Bu? Teriring doa kami semua bersama para jamaah agar segera diangkat sakitnya oleh Allah SWT. Sehat. Fit. Tumbuh jadi imam para muttaqien…..amiin YRA.”
[19.31, 5/12/2020] Murni Al Amin: alhamdulilah ya allah . [19.31, 5/12/2020] Murni Al Amin: 1058845217 bri syariah murni. Dia kirim noreknya.
“Asyiap.”
“Baik pak.”
Kepada Dadang saya bilang, “Kondisi Sabtu-Malam Minggu, rekening yang saya kasih tadi rekening Yayasan yang mengelola ziswaf. Untuk tertib memang kami tidak buka ATM melainkan cek. Jadi, baru bisa di-tsf pada Senin ya Kang Dadang. Mohon maklum standar tertib administrasi kami agar tidak ada penyimpangan dana. Mohon maklum…..”
Dadang mulai gusar agaknya. Mulai neror. “Apa tidak ada jalan lain pak barang agar bisa membantu ibu murni? Apa tidak bisa pak untuk upayakan kirim malam ini pak beliau sangat membutuhkan untuk biaya oprasi.”
[20.05, 5/12/2020] Dadang Suhendra Bandung: saya juga posisi nya ada urusan keluarga.
[20.06, 5/12/2020] Dadang Suhendra Bandung: Barang kali ada rekan bapak yg bisa upayakan bantu ibu murni besok saya gantikan.
Sebegitu ngototnya. Dan saya semakin yakin, ini penipuan. Tapi saya yakinkan, Senin, setelah bank buka, rekening di tabungan dicek, akan segera ditransfer. Hak orang harus ditunaikan jika benar-benar-benar.
“Baik pak mohon di infokan jika sudah ya pak”.
Sudah cukuplarut malam. “Maaf sekedar tanya, kenapa pakai muter muter tsf tadi Kang? Kan bisa langsung ke Bu Murni?” Saya memancing.
“Dapat no saya dari mana gerangan? Sekedar sambung silaturahmi.”
Dadang bilang begini,”Jadi begini pak tadi saya kebetulan sudah konfirmasi dengan beliau namun setelah itu saya minta kirim nomor rekening dan beliau baru merespon lagi malam ini dari pada saya bolak balik jadi saya nitip sama bapak karena saya juga akan ada acara.” Sebuah penjelasan yang membingungkan bukan?
Saya jawab saja, “Noted. Subhanallah.”
Dadang, “Jadi dan kebetulan saya ada rencana akan aqiqoh putri saya dan saya cari info bagai mana langkah baik nya di situ untuk membantu pembangunan dan sedekah pada anak yatim.”
Saya jawab pakai pantun. Mumpung demam pantun. “Sungguh mulia hati Kang Dadang// Bertahkim asrama yatim// Secepat kilat saye meriang// Jalankan amanah jauhkan zholim ❤️// Amiin yra.”
Dadang, “Baik pak terima kasih ya pak…..mohon di upayakan ya pak agar bisa membantu ibu murni.”
Saya bilang lagi, “Zikir senantiasa terpatri// Ikhtiar penghias saban hari// Wabil khusus Kang Dadang jangan bersedih hati// Ibarat kembang–besok–Insya Allah menjadi//”
Dadang, “Baik pak.”
Minggu pagi Dadang telepon. “Assallamualaikum…”
Saya, “www. maaf lagi dinas luar kota kang….balik senin.”
“Lalu bagai mana pak untuk asrama ibu murni?”
“Insya Allah Senin. Asrama? Mesjid? Yatim? atau operasi di RS Advent Kang?” Saya mulai korek-korek emosinya.
[10.19, 6/12/2020] Dadang Suhendra Bandung: Maksud nya pak?
[10.19, 6/12/2020] Dadang Suhendra Bandung: yang untuk ibu murni apa sudah bapak salurkan?
“Kang mohon maaf, Badan Wakaf Indonesia masih cek di lokasi. Melalui BWI Jabar yang di Bandung, kunjungan ke Asrama Pondok Al Amin, sudah cek ke KH Saefudin …..” Saya gantung sampai di situ sebab saya sudah koordinasi sama KH Saefudin dan dibilang tidak ada nama Murni di Al Amin-Bandung.
“Nama Bu Murni fiktif!” Demikian saya ke Dadang.
“Itu asrama baru pak,” jawabnya.
“Boleh di sharelok Kang?” Sejak saat itu WA Dadang stop. Skak mad.
Murni juga begitu. Saya minta sharelok lokasi pasien yang katanya di RS Advent Bandung tak berani sharelok. Mungkin keduanya takut langsung diciduk polisi.
Sementara Senin pagi pukul 08.00, staf Yayasan Visi TOP Indonesia cek nominal rekening tidak berubah. Tidak ada dana transfer yang masuk. Saya pun mengurut dada. Bahwa masih ada orang yang tega hendak mengibuli pegiat ziswaf demi memetik uang masuk jutaan rupiah senilai yang dia transfer–katanya–yang kalau pengelola ziswaf tidak kenyang makan asam garam keuangan, bisa jadi tertipu. Melalui kisah ini, saya hanya mau bilang hati-hati. (Penulis adalah pegiat Wakaf Literasi-Literasi Wakaf. Anggota BWI Kalbar Bidang Wakaf Produktif. CP WA 08125710225).
Foto tulisan saya yang dishare Dadang (1). Bukti transfer yang ternyata invalid (2). Norek Yayasan (3). Pasien yang dikatakan Murni sedang di RS Advent Bandung (4) serta sosok mengaku Dadang dalam foto wall WA miliknya (5). Mohon maaf jika foto Dadang main comot saja dari seseorang yang tak ada juntrungannya dengan Dadang si “penipu”.