teraju.id, Munzalan – Segala puji bagi Allah, gerakan infak beras yang dimulai dari Kota Pontianak, kini telah bergulir bak bola salju di 48 kota seluruh Indonesia. Demikian diungkapkan Pimpinan Pondok Pesantren Modern Munzalan Mubarakan Ashabul Yamin, Ustadz Lukmanul Hakim kepada teraju.id, akhir Ramadhan 1440 H.
“Dari 48 kota itu, kini tercatat pula jumlah santri penghapal quran mencapai 49 ribu orang. Semoga terus berkembang di seluruh pelosok Indonesia,” ungkap Ustadz alumni Pondok Pesantren Gontor yang juga idola kawula muda Nusantara ini seraya mengutip hadits Nabi, bahwa seseorang yang memelihara anak yatim berada di surga bersama Rasulullah seperti rapatnya dua jari. Apalagi santri yatim itu penghapal quran.
Dengan mengenakan stelan jas hitam, “ustadz gaul” ini menerangkan bahwa infak beras berkualitas nomor satu yang terhimpun di setiap kota adalah untuk yatim santri penghapal quran di kota yang bersangkutan. “Jadi, tidak ada yang terkumpul di subsidi-silang. Semua kembali ke lokal masing-masing,” tambahnya.
Cara infak beras bagi yatim penghapal quran itu sendiri sangat gampang. Dapat berkunjung langsung ke Mesjid Kapal Munzalan, atau 48 kota penyalur infak beras, atau dapat pula transfer dana via rekening Rp 25 ribu per bulan seperti dicantumkan pada laman FB Gerakan Infak Beras.
Sebelumnya, di bulan Maret 2019 gerakan infak beras berkualitas nomor satu bagi yatim penghapal quran ini telah eksis di 36 kota Indonesia. Laporan nasional yang juga dimuat di laman FB Gerakan Infak Beras mengungkapkan 123 ton beras tersalurkan kepada 46.524 santri penghapal quran. Nilai total dana itu setara dengan Rp 1.4 miliar. Di waktu-waktu tertentu, para donatur dapat berjumpa para santri yatim penghapal quran dalam even Sedekah Akbar. Kegiatan tersebut dijadwalkan pada kota-kota penyalur infak beras seluruh Indonesia. (Nuris)