teraju.id, Sukan – Rumah Pusaka salah satu destinasi yang menarik untuk dikunjungi kala melawat ke Bandar Sri Begawan, Brunei Darussalam. Komunitas anak muda di sini menghadirkan sastra lisan secara kreatif. Tidak saja sastra lisan itu ditulis ke dalam sebuah buku, tetapi dipentaskan.
Pelajar dan masyarakat umum banyak berkunjung ke setiap jadwal pertunjukan. Di tempat pertunjukannya lantai dua Sukan, terdapat banyak flyer. Misalnya layar bergambar lakon cerita Lukmanul Hakim bersama anaknya. Ada juga legenda Teluk Buyung atau Dendang Kecapi.
Seni peran dari sastra lisan menggunakan pentas laksana teater. Layar lebar di pentas menampilkan latar belakang cerita. Gambar tersebut ditembakkan melalui proyektor. Ruangan teater gelap. Setiap pertunjukan mampu menampung 50 pengunjung.
50-an murid SD memenuhi ruangan teater tersebut, Sabtu, 2/3/19, sekira pukul 10.00 waktu setempat atau 09.00 WIB.
Dua sastra lisan ditampilkan. Kisah si Buyung dan belajar mengaji. “Sastra lisan ini menghibur. Di sini nilai nilai pendidikan ditanamkan,” ungkap Zefri Arif, sastrawan yang juga dosen Bahasa dan Sastra Fakultas Seni dan Ilmu Sosial, Universitas Brunei Darussalam.
Gelak tawa terdengar renyah dari para murid kala menyimak sastra lisan. Misalnya kekocakan si Buyung kala mandi di kali, atau saat dia bermimpi bertemu putri raja yang menjelma sebagai ikan merah. Begitu pula murid terbahak bahak ketika pemain mendialogkan dua anak belajar mengaji. Apa yang dieja dan diucapkan berbeda. Misalnya, Alif atas A Alif depan U dibaca kakiku. Kekeliruan itu mengundang gelak tawa.
Zefri Arif yang kenal akrab dengan sastrawan Indonesia Taufik Ismail menjelaskan Rumah Pusaka juga memproduksi film. “Kami berdiri sejak 1985. Hingga kini berdikari dan telah ratusan naskah diadaptasi ke seni peran.” (Nuris)