Teraju.Id, Rektorat – Aksi demo mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura masih berlanjut hingga malam tadi. Hal ini bisa dilihat dengan masih bertahannya mahasiswa di Gedung Rektorat Untan. Mereka menuntut Dekan Fakultas Teknik diturunkan dari jabatannya. Kondisi demikian telah berlangsung dua malam.
“Pihak universitas tidak mau mengadakan forum terbuka! Yang kami mau hanya forum terbuka sehingga kami bisa menyampaikan aspirasi kami kepada mereka!” teriak massa.
Dari pihak Rektorat sendiri tidak memberikan alasan yang jelas dengan tidak diadakannya forum terbuka. Kami ingin menyampaikan aspirasi kami hanya di forum terbuka, tegas mahasiswa dalam orasi disambut teriak gaduh yes yes yes.
Mahdi salah seorang mahasiswa Fakultas Teknik yang berada di antara demonstran menerangkan bahwa mereka ingin memperjuangkan diadakannya kembali kegiatan Pengenalan Wawasan Akademis Angkatan (Pawang) yang sempat dibekukan oleh pihak fakultas. Ia juga mempertegas bahwa aksi yang mereka lakukan tidak ada sangkut pautnya dengan 3 temannya yang diskorsing pihak fakultas.
Kami di sini bukan untuk memperjuangkan ketiga teman kami yang diskorsing melainkan untuk memperjuangkan kegiatan kami. Kami hanya mau kegiatan kami kedepannya berjalan lancar. Jadi ketiga kawan kami yang di skorsing sudah berstatus menjadi mahasiswa non-aktif dan tidak terlibat lagi dalam aksi-aksi seperti ini, ujarnya.
Kondisi massa yang berjaga di Gedung Rektorat dua malam ini tak luput dari pengamanan aparat. Hal ini untuk mengantisipasi tindakan anarkistis. Bahkan Wakapolres berada di antara massa. Ikut urun rembug. Namun mahasiswa menolak rujuk sebelum tuntutan mereka dikabulkan.
Warek III Bidang Kemahasiswaan Prof Dr Kamarullah, SH yang menerima kehadiran Wakapolres enggan memberikan komentar. Hal senada dilakukan pihak Rektorat. Begitupula Dekanat Fakultas Teknik di mana kampus FT tak bisa menjalankan proses pembelajaran sebagaimana biasanya.
Perihal demo mahasiswa FT ini gamblangnya adalah perihal larangan perpeloncoan. Dan aksi mahasiswa FT sejak dulu sampai sekarang tetap eksis. Hal inilah sesungguhnya yang menjadi inti soal.
Siapa yang bisa mengurai masalah ini? Jawabnya adalah keterbukaan antara sesama. Yakni dengan memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Lalu dibuat kesepakatan bersama. Dan inilah win-win solutionnya. “Sama-sama dapat muka,” ungkap salah seorang alumni Untan yang tak mau disebutkan namanya. (Mahas)