Kelakar OSO tentang Pegang “Bigik”, PKS sampai Guru Politik Ishak Saleh

4 Min Read
OSO saat tampil pidato di malam syukuran bersama, Sabtu, 29/4/17 malam di Grandball Room, Mahkota. Serius. Namun juga penuh gelak tawa. Foto Nuris/teraju.Id

teraju.id, Mahkota – Bukan Oesman Sapta Odang (OSO) kalau tak bisa mengocok perut hadirin. Tak terkecuali pada Malam Syukuran Bersama dari Kalbar untuk Indonesia di Grandball Room Mahkota, Sabtu, 29/4/17 malam. Lebih dari 1000 undangan tertawa lepas, sebagaimana orang nomor satu di DPD RI tersebut juga bicara spontanitas.

Pertama OSO terpancing dengan pidato Komisioner KPU RI, Viryan Azis, SE, MM. “Viryan pandai pula berpantun. Saya pun corat-coretlah,” katanya seraya membacakan pantunnya. Karena pantun susunan ala OSO tak nyambung, pendengar yang serius menunggu pun akhirnya hanya bisa tersenyum lalu tertawa lepas.

“Mana pantunnya Pak?” Demikian suara hadirin terdengar.

Kata OSO menyikapi tawa ringan hadirin, “Seumor-umor belom pernah aku bepanton. Baru malam inilah,” ungkapnya dengan suara serak-serak parau dalam dialek Melayu Pontianak.

Kedua, OSO dalam menjabarkan pandangannya bahwa Kalbar bisa maju lebih dari tiga atau empat orang yang diangkat sebagai pejabat negara (OSO/Ketua DPD RI, Viryan/Komisioner KPU RI, Fanshurullah Asa/Ketua BPH Migas RI dan Garuda Wiko/Komisaris BTN) di semester pertama tahun 2017 ini karena berani menjalani proses, juga menerapkan strategi, hingga speed atau kecepatan mencapai target. “Kita harus terbiasa kerja sama tim atau team work. Kita angkat orang yang tepat pada tempat yang tepat. ‘The right man on the right place’. Jangan angkat orang yang bodoh. Bisenye cume pegang bigik,” ungkapnya disambut GeRr hadirin.

Perihal pegang “bigik” ini tidaklah aneh bagi masyarakat Melayu. Terlebih di era 80-an. Kala itu anak remaja sampai orang tua tertentu terbiasa bercanda dengan memegang “bigik”.

Nah, pada saat mudanya OSO juga pernah “bertaruh”. “Berani ndak kau megang bigik Gubernur?” Begitu kisah salah seorang sumber teraju.id menyebut nama Gubernur yang sedang pidato. Sosok yang diajak bicara oleh OSO muda tentu geleng-geleng kepala. Ia yang juga cukup berani untuk berkelakar, tak berani.

Begitu gubernur era-80-an itu turun dari podium, OSO pun santai seraya nyelonong memencet “bigik” sang gubernur sehingga pria itu “tepanjat” seraya bertanya apa-apaan ini? Muka orang nomor satu di Kalbar itu pun merona merah. Tapi OSO memang OSO. Ia tidak kena damprat lantaran sang gubernur tahu “kenakalan” iseng OSO dan latar belakang OSO yang merupakan Raja Pasar Tjiplak. Sumber teraju geleng-geleng kepala.

Itu kisah unik memang. Dan OSO dalam pidatonya mengaku telah matang dan pensiun dengan kenakalan semacam itu. Kecuali hanya muncul dalam pidato mengenang masa lalu seraya memberikan nasihat sekaligus motivasi bagi generasi Kalbar agar maju, lebih dari sekedar berani. OSO bahkan tampak semakin religius dengan membangun Masjid Oesman Al-Khair yang mewah di pinggiran laut Sukadana, tanah kelahirannya. “Jangan sombong dan lupa kampung halaman, walaupun tempat kelahiran kita miskin,” imbuhnya.

Ketiga, tawa hadirin membuncah manakala anggota DPD RI asal Kalbar, Drs Abdurrahmi mengingatkan OSO agar berhati-hati kalau pidato di depan Presiden RI Joko Widodo. “Pak Oesman hati-hati kalau pidato di depan Presiden,” ungkap Abdurrahmi serius. Namun disambung OSO dengan kelakar terhadap Rahmi. “Hai Rahmi, jangan macam-macam kau. Kau tuh PKS,” ungkap OSO yang juga Ketua Umum Partai Hanura. Tergelak-gelaklah hadirin seantero ruangan karena OSO menggelitik lintas partai. Melalui kelakar, OSO membuat masalah beda partai, beda etnik, dan beda agama menjadi ringan. Itulah salah satu kekhasan OSO.

Keempat, OSO mengaku bisa menjadi negarawan asal Kalbar, pasti ada gurunya. Hadirin pun penasaran. Siapa dia? “Mohon berdiri Bapak Ishak Saleh,” ungkap OSO. Maka Ishak Saleh, politisi PPP yang hijrah ke PAN serta sempat menjadi anggota DPR RI pun berdiri seraya senyum.

“Saya dikader Pak Ishak Saleh di HIPMI. Gara-gara beliaulah saya jadi begini,” timpalnya membuat hadirin kembali tertawa lebar.


Kontak

Jl. Purnama Agung 7 Komp. Pondok Agung Permata Y.37-38 Pontianak
E-mail: [email protected]
WA/TELP:
- Redaksi | 0812 5710 225
- Kerjasama dan Iklan | 0858 2002 9918
Share This Article
Hobi menulis tumbuh amat subur ketika masuk Universitas Tanjungpura. Sejak 1992-1999 terlibat aktif di pers kampus. Di masa ini pula sempat mengenyam amanah sebagai Ketua Lembaga Pers Mahasiswa Islam (Lapmi) HMI Cabang Pontianak, Wapimred Tabloid Mahasiswa Mimbar Untan dan Presidium Wilayah Kalimantan PPMI (Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia). Karir di bidang jurnalistik dimulai di Radio Volare (1997-2001), Harian Equator (1999-2006), Harian Borneo Tribune dan hingga sekarang di teraju.id.