teraju.id. Sragen – Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) NU Care-LAZISNU 2018 berlangsung di Pondok Pesantren Walisongo, Sragen, Jawa Tengah ditutup oleh Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin, Selasa (30/1).
Direktur NU Care-LAZISNU menegaskan Rakornas di Sragen merupakan Rakornas ketiga setelah 2016 di Jakarta, dan 2017 di Sukabumi.
Adapun Rakornas ketiga ini bertujuan memperkuat fundraising dan tata kelola ZIS belajar dari Kotak Infak (Koin) NU Kabupaten Sragen. Rakornas bertema Arus Baru Kemandirian Ekonomi NU, Menyongsong 100 Tahun Nahdlatul Ulama.
Rakornas diikuti perwakilan pengurus NU Care-LAZISNU dari tingkat wilayah, kabupaten, kecamatan, desa, termasuk UPZISNU/JPZISNU di seluruh Indonesia. Selain itu juga dihadiri perwakilan NU Care-LAZISNU Taiwan.
Selain itu dilaporkan penghimpunan dana NU Care-LAZISNU sepanjang 2017 di tingkat pusat mencapai Rp16.771.119.650. Dengan perolehan sebesar itu, Pengurus Pusat NU CARE-LAZISNU menyalurkan sebanyak Rp11.866.310.765. Rincian penyaluran NU Care-LAZISNU meliputi bidang pendidikan sebesar Rp4.301.905.000; kesehatan sebesar Rp680. 264.053. Adapun pemberdayaan ekonomi mencapai Rp2.709.302.872,- dan Siaga Bencana mencapai Rp1.008.429.840.
Diantara penyaluran adalah bantuan untuk etnis Rohingya dan suku Asmat yang saat ini masih berjalan. Sementara secara nasional penghimpunan mencapai 189 M.
Rakornas diisi dengan pendalaman fundraising, testimoni gerakan Koin NU Sragen, testimoni BMT Mitra Dana Sakti MWCNU Pasir Sakti Lampung Timur, pengelolaan zakat di sejumlah daerah.
Selain itu juga ZIS Trip yaitu kunjungan ke MWCNU dan bakal rumah sakit NU Sido Waras yang dibangun dari dana Koin NU Sragen.
Penutupan juga dihadiri Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati. Bupati saat penutupan, Selasa (30/1) memuji Nahdhatul Ulama sebagai organisasi masyarakat yang turut serta berperan dalam pembangunanekonomi mayarakat di Indonesia melalui Koin NU yang dilakukan oleh NU Care-LAZISNU Sragen dengan bertujuan kemandirian organisasi. Gerakan itu juga mengikis NU dengan label ormas yang menunggu dana turun dari pemerintah.
“Kalau sudah mandiri, ormas ketika ada kegiatan tidak mengharapkan dana dari maupun pusat, provinsi ataupun kabupaten. NU contoh kemandirian luar biasa,” kata Bupati.
Dikatakan NU dapat mengambil peran di tengah problem angka kemiskinan yang belum bisa ditahan lajunya. “Peran ini merupakan tanda kemajuan dan kebangkitan NU yang akan berlanjut menuju tahun-tahun berikutnya,” tuturnya.
Dia bberharap bahwa gerakan KOIN NU untuk dijadikan model nasional, dikarenakan kekuatan ekonomi yang dihasilkan luar bisa. Berdampak terhadap NU yang dipandang sebelah mata oleh orang lain.
Ia melihat kekuatan ekonomi yang semakin merata pada jamaah NU. Umat juga harus terbangun untuk bisa menjaga kemandirian dan berperan untuk membangun ekonomi negeri ini.
“Biasanya ormas yang belum mandiri selalu mengadakan kegiatan selalu mengandalkan dari pemerintah, tapi ini justru turut membangun pemerintah,” terangnya.
Bupati sangat menyambut baik langkah PCNU Sragen yang turut memberdayakan masyarakat melalui NU Care Lazisnu.
“Kemandirian ini saya sambut dengan baik, Sragen harus guyup rukun,” tandasnya.
Peresmian Koin NU Sragen diluncurkan oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj pada 14 April 2017.
Ketua PCNU Sragen KH Ma’ruf Islamuddin mengatakan Koin NU Gerakan Paten Nahdlatul Ulama.
“Gerakan Koin ini mohon untuk dipatenkan bahwa koin ini gerakan paten Nahdlatul Ulama, seperti lagu itu memiliki hak cipta,” katanya. (rilis).