Oleh: Ambaryani
Sejak 2 minggu lalu, tetangga di Teluk Nangka sudah mulai panen padi. Mereka sudah mulai menjemur gabah. Minggu ini, setiap pagi dan sore, mesin perontok padi stanbay di depan rumah.
Warga bergotong royong memanen, begitu juga merontokkan padi. Mereka kerjakan bersama. Tapi ada juga yang mengerjakannya sendiri.
Satu tempat dengan tempat yang lain tidak sama. Ada yang sudah panen sejak pertengahan Januari. Tapi warga Kampung Baru masih harus menunggu sampai akhir bulan Februari hingga awal Maret nanti.
Ibu Sinta, anak magang dari SMKN 1 Kubu, yang tinggal di Kampung Baru belum memanen padinya. Katanya, masa tanamnya dulu agak lambat. Tidak sama dengan desa lain.
Buk Mardi justru lebih awal panen sepertinya. Soalnya, Mas Darma anaknya pernah bercerita kalau Ibunya yang saya panggil Ma’e sedang sibuk panen padi.
“Mae sibuk Mbak, gek panen”, begitu katanya.
Tadi sore setelah kegiatan BKMT di Aula Kantor Camat, Ma’e juga buru-buru pulang. Katanya khawatir kesorean.
Padi yang dijemurnya belum diangkat.
“Balek sek yo Mbak?”
“La kok kesusu to Ma’e?”
“Ma’e mepe pari, Mbak”, kata Mas Darma sambil berlalu dan pulang ke Olak-Olak Kubu.