Ahok, Bagi Kalbar Lebih dari Sekadar Ahok

2 Min Read

Oleh: Yusriadi

Ahok sedang menjadi topik pembicaraan. Ahok sedang menjadi pusat perhatian.

Demo besar ummat Islam di Jakarta siang, dan kekalutan setelah Isya, yang dimaksudkan mendesak aparat hukum menangani laporan pelecehan agama Islam yang dilakukan Ahok. Demonstran juga mendesak agar hukum ditegakkan tanpa pandang bulu dan elit tertentu tidak membela-bela atau melindungi Ahok.

Demo dan desakan senada juga terjadi di hampir seluruh Indonesia. Solidaritas ditunjukkan oleh mayoritas umat Islam. Solidaritas itu pula yang mendorong aksi susulan pada malam hari di Pontianak merespon kericuhan antara demonstran dan aparat di Jakarta.

Seperti diberitakan, pada malam hari Jumat tersebut telah terjadi insiden di lampu merah Tanjungraya. Konsentrasi massa terjadi. Ada orang yang melaporan mengalami sweeping kala berhenti di lampu merah.

Hal ini membuat petinggi polisi dan walikota Pontianak turun jalan menenangkan massa. Aparat turun dengan alat pengamanan, berjaga-jaga agar hal yang buruk tidak terjadi. Massa dapat ditenangkan. Apa yang dikhawatirkan tidak terjadi. Kita semua dapat menarik nafas lega.

Tetapi peristiwa di lampu merah Tanjungraya harus tetap dijadikan sebagai peringatan dini.

Faktanya respon terhadap tindakan Ahok sudah masuk pada wilayah simbolik. Ahok sudah diberikan makna luas. Ahok bukan lagi nama pelaku yang dituduhkan melakukan pelecehan. Ahok bukan lagi nama orang yang harus dituntut dan ditindak secara hukum.

Kini, ahok adalah kata ganti untuk komunitas tertentu.

Respon terhadap ahok bagi sebagian orang adalah respon terhadap komunitas itu. Pemaknaan seperti ini tentu saja mengkhawatirkan. Respon seperti ini sudah jelas menakutkan.

Bagaimana pun banyak hal buruk bisa terjadi di tengah pemaknaan seperti ini. Oleh karena itulah pemerintah dan aparat perlu melakukan tindakan dan langkah-langkah untuk mencegah pemaknaan kata ahok yang meluas ini agar tidak dipahami di kalangan yang luas. Malah harus diupayakan memahami kata ahok dengan makna Ahok, seperti pemaknaan asal. Sudah pasti upaya ini tidak bisa dibebankan pada pemerintah saja.

Elemen masyarakat harus turut berperan dalam upaya ini. Malah sebaiknya mereka yang harus memainkan peran lebih banyak. Semoga damai selalu hadir di hati dan di antara kita, warga Kalbar ini. (*)


Kontak

Jl. Purnama Agung 7 Komp. Pondok Agung Permata Y.37-38 Pontianak
E-mail: [email protected]
WA/TELP:
- Redaksi | 0812 5710 225
- Kerjasama dan Iklan | 0858 2002 9918
Share This Article
Follow:
Redaktur pada media online teraju.id dan dosen IAIN Pontianak. Direktur Rumah Literasi FUAD IAIN Pontianak. Lulusan Program Doktoral ATMA Universiti Kebangsaan Malaysia, pada bidang etnolinguistik.