Oleh: Yusriadi
Hitung cepat Pilkada Kalbar 2018 sudah diketahui. Pasangan Sutarmidji- Ria Norsan, unggul atas pasangan Carolin MN- Suryadman Gidot dan Milton Crosby-Boyman Harun.
Hasil ini, sekalipun belum final, tetapi memberikan bayangan mengenai kemungkinan siapa yang akan menjadi Gubernur Kalbar selanjutnya. Pelaksana hitung cepat mengklaim, kemungkinan hasil akhir berbeda dibandingkan hitungan akhir resmi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), kecil.
Bagi kita rakyat Kalbar, sebenarnya siapa pun yang menang akan diterima dengan lapang dada. Tidak bisa dimasalahkan apakah pemenang itu pilihan hati atau bukan. Tidak mungkin ditolak jika keputusan akhir adalah kehendak orang yang lebih banyak.
Pasti ada rasa senang dan syukur jika pemimpin terpilih adalah orang yang sesuai. Dan, pasti akan sangat disyukuri jika pemimpin mendatang bisa memberikan yang terbaik untuk daerah ini.
Bagaimana pun, Kalbar tetap dan sangat memerlukan pemimpin yang hebat untuk mendayagunakan potensi yang ada, dan untuk membawa Kalbar menjadi lebih baik.
Saya mencatat, sebenarnya banyak pekerjaan rumah daerah ini yang memerlukan pemimpin terbaik. Beberapa di antaranya dinyatakan di bawah ini.
Pertama, potensi alam. Kalbar memiliki kekayaan potensi alam. Namun potensi alam Kalbar belum tergarap maksimal. Lahan kosong masih mudah dijumpai. Sepanjang perjalanan ke pantai selatan, utara dan arah timur, di belakang rumah-rumah penduduk lahan-lahan yang ditumbuhi semak belukar. Di beberapa tempat lagi ternampak kebun kelapa, hutan karet, dan penanaman sawit. Gagasan bernas yang pernah muncul semisal one village on product belum mendapat tempat.
Kegairahan warga bertanam-kebun, belum diiringi pengetahuan dan kearifan mereka membaca pasar dan masa depan. Belum dimanage untuk mendukung pertumbuhan ekonomi lingkungan. Belum juga didukung oleh kebijakan pemerintah semisal pendampingan, pemodalan, dan penyediaan prasarana.
Gubernur Kalbar mendatang dapat memanfaatkan kegairahan warga dalam bertanam-kebun dan berwirausaha, sehingga ekonomi lingkungan tumbuh. Lapangan kerja yang sering dikeluhkan dapat terbuka.
Kedua, potensi komunitas dan budaya. Kalbar dikenal sebagai masyarakat yang majemuk. Banyak suku dan komunitas. Masing-masing memiliki budaya dan kearifan. Tak terhitung jumlahnya.
Selalu ada orang-orang hebat dari komunitas itu, mereka yang menciptakan inovasi baik budaya material maupun non-material. Mereka menjadi panutan dalam bidangnya.
Semua ini akan menjadi modal yang sangat berharga untuk pembangunan daerah ini ke depan. Bahkan, modal budaya, terutama modal sosial, nilainya bisa tidak terkira besarnya, yang akan membuat gerak dan dinamika pembangunan menjadi lebih rancak dan dahsyat.
Pemimpin mendatang moga-moga tertarik untuk memandang potensi budaya ini sebagai khazanah berharga: baik langsung maupun tidak langsung. Lalu muncul rencana pembangunan yang bertitik tolak dari khazanah lokal tersebut.
Pendekatan ini rasanya penting karena sering kali orang memandang keragaman daerah ini biang masalah dan menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat. Sering seorang pemimpin terjebak ketika bersedia diajak untuk hanya memikirkan komunitasnya dan menjadikan sebagai instrumen politik, lantas menganggap komunitas dan budaya lain lain sebagai musuh. Energi positif pun jadi negatif. Kalbar tidak akan bisa maju hanya dengan memajukan satu kelompok, karena Kalbar milik bersama. Setiap kelompok di Kalbar hidup berkongsi ruang dengan yang lain.
Ketiga, pemerataan pembangunan. Pembangunan dalam berbagai bidang di daerah ini sudah dilakukan. Namun, faktanya pembangunan selama ini belum atau tidak merata. Sungguh pun gagasan pemerataan sudah muncul sejak lama tetapi pelaksanaannya, nampaknya tidak mudah. Masih banyak pemukiman penduduk yang tidak berlistrik dan bersinyal, tidak bersemen atau aspal, terbatas layanan pendidikan dan kesehatan.
Daerah yang terisolir masih cukup banyak. Tidak hanya di ujung Kapuas Hulu, Sambas atau Ketapang, tetapi juga daerah yang sejengkal dari Pontianak. Kita dapat menyebut beberapa kampung di pesisir yang mengalami situasi itu.
Kedepan fasilitas dasar untuk kehidupan warga harus menjadi prioritas, tanpa memandang apakah warga itu dahulu pendukung atau oposan. Tanpa menilai apakah warga yang akan menikmati itu berpendidikan atau terbelakang.
Kiranya, pemerintah baru harus melihat peta pembangunan pelbagai bidang di daerah ini. Peta pembangunan bidang apa pun ini akan membantu pemimpin memberikan layanan terbaik kepada warga, tanpa menghitung apakah penduduknya padat atau jarang.
Mudah-mudahan catatan di atas menarik perhatian pemimpin baru. Sehingga kekayaan Kalbar akan menjadi modal bagi mereka membawa daerah ini menjadi daerah yang maju. Semoga ini juga membantu mereka mempertanggungjawabkan amanah yang sudah diberikan.
Selamat dan sukses untuk pemenang.
(*)