in

Di Balik Launching Buku “Jalan Tengah Memaknai Corona”

Launching Buku Jalan Tengah Memaknai Corona

Oleh: Yusriadi

Rabu (2/9/2020) buku “Panggilan Kemanusiaan: Jalan Tengah Memaknai Corona” diluncurkan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kalbar Bapak Ridwansyah, M.Si. Kegiatan peluncuran diselenggarakan oleh Bidang Penaiszawa Kemenag, dirangkai dengan penyerahan hadiah untuk pemenang lomba video pendek, Jejak Wali di Nusantara.

Launching buku kali ini terasa beda. Setidaknya suasananya. Suasana batin setelah covid-19 memang masih mempengaruhi ‘rasa’. Tambahan lagi, mungkin karena selama ini launching buku dilaksanakan di kampus diselenggarakan dengan ‘selembe’, maka ketika launching dilaksanakan dengan formal suasana pun terasa lain.

Lebih dari itu persiapan menjelang launching juga tak kalah seru. Saat menyusun jadwal acara, sebagai bagian dari penulis buku, saya diminta pendapat oleh Bang Kaharudin, Kabid Penaiszawa. Saya mengusulkan sekapur sirih dari penulis tidak disampaikan dalam bentuk kata sambutan. Kata sambutan cukup dari Kabid dan pengarahan dari Kakanwil.

“Kalau dari penulis, pantun saja,”Saya usulkan pantun yang ada di dalam buku ini dibacakan. Ada Marsita Riandini, penulis buku yang juga jago pantun. Waktunya diagih 7 menit. Rigit. Maklum, acaranya offline dan juga online dengan zoom.

Marsita yang dihubungi via whatsApp menyatakan siap. Malah, beberapa saat setelah “siap”, dia mengirim untaian syair. Lalu, contoh rekaman suara. Pokoknya, semangat abis. Saya kabarkan kepada Pak Kahar, bagian sekapur sirih penulis, siap.

Tetapi apa daya, kemudian, ada hambatan non-teknis. Marsita meminta kawannya untuk membacakan pantun-syair yang sudah dikarangnya.

Soal buku setali-sekoin. Buku yang dicetak dalam jumlah lumayan banyak di luar pulau, dijadwalkan hari Selasa tiba di Pontianak. Sore, benda itu sudah bisa ditimang-timang.

Sejak covid-19, pengiriman barang memang sedang kurang lancar. Penerbangan belum stabil. Selain itu, hujan sepanjang hari Selasa siang sampai malam menambah faktor hambatan yang membuat buku tidak bisa sampai di tempat sebagaimana dibayangkan. Ada keterlambatan yang membuat hati ada rasa tambahan.

Alhamdulillah, pagi sebelum launching, buku sudah disiapkan. Penandatanganan sampul sebagai petanda peluncuran oleh Pak Ridwansyah juga lancar. Pantun yang dikarang Marsita juga dapat dibacakan dengan iringan musik tiruan, dan dinikmati hadirin.

Buku tentang corona juga sudah bisa dinikmati. Pak Kakanwil secara khususnya menyampaikan ketertarikan pada isi buku.

Kini, buku sudah dibagikan. Disebarkan kepada pembaca. Alhamdulillah. Semoga bermanfaat dan menjadi amal bagi semua. (*)

Written by Yusriadi

Redaktur pada media online teraju.id dan dosen IAIN Pontianak. Direktur Rumah Literasi FUAD IAIN Pontianak. Lulusan Program Doktoral ATMA Universiti Kebangsaan Malaysia, pada bidang etnolinguistik.

bps mempawah sensus

BPS Mempawah Adakan Rapid Test Pada Petugas Sensus 2020

IMG 20200903 WA0011

KEP’s Digital Market