Pendahuluan
Dua dimensi ruang dan waktu seolah bertemu menjadi satu pada bulan Oktober 2019 kemarin. Yakni 100 tahun surat kabar pertama di Borneo Barat (Kalimantan Barat) serta 248 tahun hari jadi Pontianak.
Dua dimensi tersebut kemudian dilebur menjadi satu. Menjadi sebuah nama. Kami sepakat menyebutnya Seratoes-248, sebagai identitas dari rangkaian kegiatan bersama. Yang dilakukan oleh 41 komunitas, juga persorangan dari berbagai latar belakang. Dari para Penggiat Sejarah, Jurnalis, Penggiat Kajian Budaya, Penggiat Literasi, Aktivis Masyarakat Sipil, Seniman, Cineas, Fotografer, Editor, Konten Kreator, Mahasiswa, Penulis, Peneliti, Guru, Dosen serta lainnya.
Kelangsungan rangkaian kegiatan Seratoes-248 merupakan sebuah strategi kebudayaan yang hendak ditawarkan dan dilakukan. Kini, dua dimensi ruang dan waktu tersebut sudah menjadi tiga. Bertambah dengan Seratoes-248 sebagai dimensi ruang dan waktu. Karena, sejarah bukan hanya kemarin namun juga hari ini.
Seratoes-248
Rangkaian kegiatan Seratoes-248 total berlangsung selama 18 hari. Dimulai pada pembukaan hari Selasa, (15/10/2019) di kantor LKBN Antara biro Kalbar, sampai hari Sabtu (19/10/2019). Kemudian mulai Senin, tanggal 21 hingga hari Jumat (25/10/2019) Rangkaian pameran koran langka dan buku konten lokal berpindah ke lokasi ‘venue’ Daun Lebar Coffee Jalan Sepakat 1, Pontianak Tenggara.
Hari berikutnya, Sabtu (26/10/2019) hingga hari Rabu (30/10/2019) rangkaian kegiatan berada di wk Bos jalan m Sohor 6A-8A. Selanjutnya mulai hari Kamis (31/11/2019) hingga Sabtu (02/11/2019) berada di PMK co working space, jalan wonoyoso 2 no 3.
Rangkaian kegiatan dalam rangka menyambut 100 tahun koran langka dan hari jadi Pontianak ke 248. Terdiri dari dua kegiatan besar. Yakni Pemeran koran langka serta pameran Buku lokal konten. Dilakukan di empat tempat. Di Kantor LKBN Antara biro Kalbar, Daun Lebar Coffee, Warung Kopi BOS, serta PMK Co-working Space. Juga dilakukan 8 dikali 2 atau 16 kali bedah buku dan diskusi di sepanjang rangkaian kegiatan. Alhamdulillah dengan segala keterbatasan dan kondisi di lapangan kesemua rangkaian di bedah buku dan diskusi dapat terlaksana dengan baik.
Untuk Koran-koran langka yang di pamerkan di antaranya surat kabar Halilintar, Soeara Borneo, Warta Borneo, Berani, Sinar Borneo, Kapoeas Bode, Oetoesan Borneo, Borneo Barat, Borneo Simboen, serta juga potongan halaman depan surat Borneo Barat Bergerak.
Untuk buku-buku yang dipamerkan merupakan buku-buku dari Kalimantan Barat. Yang Secara garis besar terdiri dari tiga kategori ; Pertama, buku yag ditulis oleh penulis Kalimantan Barat dan diterbitkan di kalbar. Kedua, buku yang ditulis oleh penulis kalbar namun diterbitkan diluar kalbar. Ketiga, buku-buku yang ditulis oleh orang luar kalbar diterbitkan di luar kalbar. Namun, tentang Kalimantan Barat.
Pameran, diskusi serta bedah terbuka untuk umum tanpa di pungut biaya sepeser pun. Bahkan seluruh rangkaian kegiatan ini dilakukan melalui swadaya dengan fundraising penjualan kaos untuk membiayai segala keperluan. Upaya ini selain untuk memberi tawaran konsep dalam melakukan kegiatan. Agar tidak terjebak kegiatan hanya Momen ceremony dan orientasi proyek saja. Juga tentunya untuk menjaga idealisme serta merajut kebersamaan. Laporan keuangan saat ini setidaknya terkumpul uang 4 juta. Untuk membiayai teknis kegiatan tercatat uang tersisa sampai hari ini sebanyak 835.000,-
Selain itu juga dari kegiatan ini terdapat inventaris partisi pameran sejumlah 4 buah dengan kualitas yang sangat baik. Serta 6 display untuk pameran berwarna hitam.
Semoga segala interaksi dan kerja-kerja budaya dalam rangkaian kegiatan Seratoes-248 dapat membawa kebaikan dan keberqahan untuk kita semua. Bagi pribadi, bagi komunitas, bagi kota Pontianak dan seterusnya.
Semoga Momen gerakan ini dapat menjadi pemicu dan intropeksi dalam menjaga stabilitas kerja-kerja budaya kita semua. Karena, satu diantaranya, setelah dari rangkaian kegiatan ini ada ‘keinginan’ untuk menggagas dan merealisasikan Museum Pers Daerah Kalimantan Barat.
Menggagas Museum Pers Daerah Kalimantan Barat
Setidaknya ada beberapa hal yang melatar belakangi Latar belakang gagasan, keinginan untuk membuat Museum Pers Daerah Kalimantan Barat. (Pertama) Materi pameran koran langka yang sudah ada, sayang jika tidak di tindaklanjuti. (Kedua) Sebagai wahana pembelajaran, informasi khususnya sejarah surat kabar dan sejarah pers di Kalimanatan Barat. (ketiga) Sebagai tempat alternatif yang ada di kota Pontianak untuk wahana rekreasi, informasi dan tempat edukatif yang dapat dikunjungi. (keempat) Mendorong keberadaan museum-museum dengan tematik lainnya untuk ada di kota Pontianak.
Momen lanjutan keberadaan museum pers menjadi penting untuk sebagai tahapan selanjutnya. Kebutuhan dan operasional museum nanti nya tetap menggunakan gerakan crowdfunding. Dari pencarian tempat, sewa rumah (sederhana), display materi pameran masing-masing item seperti koran langka yang sebagian file nya sudah, narasi dan informasi sejarah penyiaran di kalbar, perkembangan fotografi dan lainnya.
Keberadaan museum pers daerah kalbar semoga akan segera terealisasi 2019. Tentunya dimulai dengan yang sangat sederhana. Untuk kemudian berkembang menuju bentuk ideal. Semoga’ (release)