Oleh: Yusriadi
Kedatangan dua mahasiswa Universitat Hamburg, Jerman, Amelia Arnold dan Luna Pujianto ke Club Menulis IAIN Pontianak, Jumat (18/8) kemarin memberikan inspirasi bagi kami. Amelia yang datang bersama teman-teman dari teraju.id, KEP, Bang Nur Iskandar, Bang Huntung, Bang Fahmi dan Mbak Dwi Syafriyanti, mengungkapkan program mereka selama satu bulan di Kalbar, Indonesia.
Amelia dan Luna datang untuk mendalami pengetahuan mereka mengenai Kalbar dan masyarakatnya. Tujuan ini sesuai dengan jurusan studi mereka, yaitu bidang bahasa dan masyarakat di Asia Tenggara.
Sejauh ini mereka sudah mengunjungi beberapa tempat dan bertemu sejumlah orang. Mereka sudah mendapatkan banyak informasi. “Ternyata Kalbar sudah maju, seperti tempat lain,” kata mereka. Sudah ada mall besar. Banyak mobil dan motor.
Saya kira situasi ini tidak seperti yang dibayangkan. Mungkin mereka membayangkan sesuatu yang eksotik.
Saya jadi teringat ketika seorang teman, peneliti datang ke Kalbar tahun 2000-an dan menulis. “Jangan bayang orang bertelinga panjang. Jangan bayangkan orang hidup di atas pohon dijumpai di Kalbar sekarang ini.”
Peneliti itu merasa perlu mengingatkan masyarakat akademik dan orang luar, bahwa pemandangan dan situasi eksotik di Kalbar sekarang ini sudah berbeda. Situasinya tidak sama seperti yang ditulis oleh ilmuan dahulu.
Rupanya, mungkin pengetahuan dunia luar tentang situasi terkini masih harus ditambah. Masih perlu upaya yang gigih untuk menyampaikan informasi akademik dengan data baru.
Tema-tema tentang masyarakat pedalaman perlu diinventarisasi lalu dibagi-bagi: apa ditulis oleh siapa. Siapa mengerjakan apa.
Meskipun saya sangat senang jika Amelia atau Luna, menjadi ilmuwan dan meneliti serta membuat terbitan tentang Kalbar dan masyarakatnya, saya merasa malu. Malu karena seharusnya kita orang Kalbar yang lebih gigih menulis tentang Kalbar. Kita memiliki bahan yang kaya dan sedia ada, seharusnya kita menggarapnya.
Ayo, kawan, kita menulis! (*)