teraju.id, Munzalan – Workshop jurnalistik dakwah yang diselenggarakan oleh Manajemen Mesjid Munzalan Mubarakan Serdam, Senin, 4/6/18 menyimpulkan bahwa jalur profetik ini bisa menyentuh seluruh aspek kehidupan. Hal ini dikarenakan jurnalis bisa meliput secara berimbang segenap peristiwa yang terjadi di tengah masyarakat. Liputan yang berimbang itu akan menegakkan kebenaran dan keadilan sehingga stabilitas masyarakat terjamin lantaran senantiasa setimbang.
30-an peserta menyimak dengan serius dan penuh antusias. Begitupula narasumber dari Pusdiklat TOP Indonesia Cq media online teraju.id, Nur Iskandar menguraikan pengalaman profetiknya selama 25 tahun terakhir. Dimulai dari penerbitan buku perdananya di tahun 1993 hingga 2018 sekaligus aktivitasnya di pers kampus hingga pers profesional. “Scripta manen, verba volent,” ungkapnya menyitir pendapat filsuf Yunani yang berarti tulisan abadi, sedangkan ucapan menguap. Oleh karena itulah menurutnya, peranan tulisan sangat penting dalam kehidupan. Tak terkecuali tulisan-tulisan sederhana di media sosial.
Nur Iskandar menyinggung pergeseran media cetak ke media digital. “Platform boleh berubah, namun esensi tulisan tetap dibutuhkan dalam kehidupan, karena rekaman lewat tulisan lebih awet dan abadi. Tak soal apakah terbit di koran atau media online, bahkan cuitan di media sosial,” imbuhnya.
Waktu selepas Ashar hingga menjelang magrib sekaligus buka puasa bersama tidaklah terasa. Peserta bertanya tentang penulisan blogg, jurnalisme sastrawi hingga bagaimana pekerjaan menulis bisa menjamin masa depan kehidupan yang sejahtera.
Moderator Alghifari menutup workshop dengan pernyataan, bahwa waktu dua jam tidak cukup untuk praktikum sehingga dibutuhkan kegiatan sejenis yang lebih khusus. “Insya Allah kita selenggarakan lagi di lain kesempatan dengan tenggat waktu yang cukup.” Dan kegiatan ditutup dengan buka puasa sekaligus ibadah shalat magrib berjamaah. (kan)