in ,

Ketika Abang Bilang Pullang

IMG 20171204 143747 748

Oleh: Yusriadi

Pagi kemarin, Abang, anak saya yang berumur 4,5 tahun sedang bermain di halaman bersama Aril, anak tetangga. Pak Aril, tetangga depan rumah muncul dan bertanya,

“Ril, Wais, mana?”

Wais adalah adiknya Aril.

“Manne ye? Balek kale,” Aril menjawab bapaknya. Dia menggunakan bahasa Melayu Pontianak. Sedikit berbeda dengan bentuk yang digunakan bapaknya.

“Mane?” Pak Aril bertanya lagi.

Mungkin dia tidak jelas atau dia ingin pastikan setelah tidak melihat anaknya di rumah.

Kali ini anak saya, Abang yang menjawab, setengah berteriak. Agaknya Abang pikir Pak Aril kurang mendengar jawaban Aril.

“Pullang,”

“Apa Bang, pullang?”

Pak Aril tertawa. Dia balik bertanya.
“L-nya begelung,”katanya.

Saya ikut tertawa. Saya paham Pak Aril mentertawakan logat Abang.

Logat Abang sebenarnya biasa dipakai anaknya, Aril atau Wais. Bahasa Melayu dengan logat Madura memang salah satu cirinya hadirnya geminasi (pemanjangan atau penggandaan) konsonan. Pak Aril menyebutnya “begelung”. Contohnya, appeh (apa), manne (mana), lappar (lapar).

Sebenarnya, Abang mengucapkan “pullang” untuk pulang, karena mengikuti gaya bertutur teman bermainnya, yang umumnya dari keluarga berbahasa Madura. Sebenarnya wajar jika bahasa teman berpengaruh pada bahasanya.

Temannya juga terpengaruh pada bahasa Abang atau kami. Aril, ketika berinteraksi dengan saya, berumur 3 tahunan, sering membuat saya bingung. Dia hanya tahu bahasa ibu, bahasa Madura. Bahasa Melayu baru sedikit.

Sering, saya harus bertanya pada Mak atau Pak Aril ketika Aril berbicara pada saya. Kami mentertawakan ketidakpahaman saya. Sekarang, Aril sepenuhnya menggunakan bahasa Melayu Pontianak. Saya tidak pernah diajaknya berbahasa Madura. Dia juga tidak berbahasa Madura dengan Wais dan Abang. Hanya logat Maduranya saja yang masih tersisa dan mempengaruhi Abang.

Logat inilah yang ditertawakan Pak Aril. Dia heran Abang berlogat Madura.

Menurutbayangannya seharusnya Abang berlogat standar atau berlogat Melayu. (*)

Written by Yusriadi

Redaktur pada media online teraju.id dan dosen IAIN Pontianak. Direktur Rumah Literasi FUAD IAIN Pontianak. Lulusan Program Doktoral ATMA Universiti Kebangsaan Malaysia, pada bidang etnolinguistik.

IMG 20171204 120042 371

Fajar di Sungai Bulan

IMG 20171204 162431 218

Angin Topan Landa Pontianak: Canopy Jebol hingga Kontainer Tumbang