Pemanfaatan Lahan Tidur

1 Min Read

Oleh: Ambaryani

Setiap melintasi ujung jalan Jangkang -Teluk Nangka, ada yang menarik di sana. Tanaman di pinggir jalan mulai banyak. Sedikit demi sedikit semak di kanan kiri jalan mulai lapang.

Pakis yang tebal dibabat habis hingga akar. Kemudian gambut di permukaannya dicangkul. Dikumpulkan menjadi gunungan mirip susunan api unggun, yang kemudian dibakar.

Sambil menunggu api melahap habis gunungan pakis, lalang serta permukaan gambut, warga mencangkul tanahnya. Setelah semua dicangkul, kemudian ditanami ubi kayu, cabe, pinang, juga serai.

Bahu jalan tidak semua disemen. Masih ada beberapa meter di kanan dan kirinya sebelum menyentuh parit. Lahan sisa itulah yang dimanfaatkan warga untuk bercocok tanam.

Saya jadi teringat kampung Parit Wak Gatak ujung Jalan Perdamaian Kota Baru. Warga Wak Gatak banyak memanfaatkan sisa tanah jalan untuk bertanam serai, serta jeruk sambal. Banyak, bahkan hasilnya sampai bisa dijual.

Orang tua saya pernah bilang. Hidup di kampung sebenarnya lebih nyaman. Yang penting rajin. Kalau rajin, yakin. Hidup akan mudah. Ya, tak punya pun tanah, bisa menggarap tanah orang lain. Bagi hasil. Ada lahan sedikit, ditanami sayuran. Paling tidak, hasilnya bisa dinikmati sendiri. Bisa menghemat uang belanja. Malah hasilnya jika banyak bisa dijual. (*)


Kontak

Jl. Purnama Agung 7 Komp. Pondok Agung Permata Y.37-38 Pontianak
E-mail: [email protected]
WA/TELP:
- Redaksi | 0812 5710 225
- Kerjasama dan Iklan | 0858 2002 9918
TAGGED:
Share This Article
Ambaryani, Pegawai Pemerintahan Kabupaten Kubu Raya. Lulusan Program Studi Komunikasi STAIN Pontianak. Buku berjudul; 1. Pesona Kubu Raya 2. Kubu 360 adalah buku yang ditulisnya selama menjadi ASN Kabupaten Kubu Raya