Oleh: Nur Iskandar
Daerah ini Kalimantan Barat: istimewa. Istimewa yang nyata dalam pandangan mata.
Pertama, ia satu-satunya Provinsi dengan Ibukota yang dilintasi garis belah dunia–khaTULIStiwa. Adapun daerah lainnya di Sumatera adalah wilayah kabupaten, bukan ibukota. Sehingga Kota Pontianak sebagai ibukota Kalbar pun menjadi super-duper istimewa selain namanya Pontianak yang diperdebatkan antara Kuntilanak dan Pun Thian’a.
Kedua sungainya terpanjang di Indonesia. Sungai Kapuas. Sungai yang nyaris sama dengan Pontianak-Jakarta panjangnya. Kaya akan flora dan fauna. Kapuas juga mengikat bagaikan sabuk lintas kabupaten dan kota sejak dahulu kala. Sehingga wajar Kalbar adalah daerah istimewa.
Ketiga, keragaman etniknya. Keramah-tamahannya. Budayanya. Tak terhitung jika membuat list satu per-satu, termasuk sejarah para tokohnya.
Salah satu tokoh dalam sejarah Kalbar adalah Sultan Hamid II sang pemimpin Daerah Istimewa Kalimantan Barat (DIKB) dengan ‘selonggok’ ide-ide maju dan inovatifnya. Salah satu yang paling adiluhung adalah Lambang Negara Elang Rajawali Garuda Pancasila. Ia mesti disebut-sebut dalam HUT Pemprov Kalbar karena Allahyarham mewariskan langgam persatuan dan kesatuan Bangsa bersama Soekarno, Hatta, dan para founding fathers sezaman dengannya (1913-1978). Ia Menteri Negara pertama dari rahim Kalbar. Ia juga Gubernur pertama Kalbar dengan menjadi Kepala Daerah Istimewa Kalimantan Barat.
Lewat tukilan Hut Pemprov Kalbar hari ini, 28/1/21 kita mengenang dua kata MAJU dan INOVATIF bukan barang baru dalam roda sejarah. Sikap inovatif dan hendak daerahnya maju sudah ada sejak lama. Bahkan sejak masa raja-raja dan Sultan-Sultan. Juga jejak para ilmuwan serta para ulama daerah istimewa ini.
Lihat betapa invatifnya Maharaja Imam Sambas, Syech Muhammad Baisuni Imran yang mengirimi Syech Muhammad Abduh–Pemimpin Redaksi Almanar di Mesir? Jawaban atas pertanyaannya, “Kenapa Kaum Muslimin Mundur sedangkan Kaum Kafir Maju?” Dijawab panjang lebar menjadi sebuah buku. Buku yang menjadi bacaan wajib para ulama kelas dunia. Di mana setiap ulama besar yang hadir ke Kalbar selalu menitahkan kisah ini. Saya mendengar langsung dari Ketua MUI KH Hasan Basri–pengganti Prof Dr HAMKA. Juga saya dengar dari KH Zainuddin MZ. Termasuk Aa Gym serta Prof Dr Ustadz Abdul Somad. Saya juga punya buku hebat tersebut warisan dari ayahanda H Hasan Har. “Padahal Sambas saat pertanyaan diajukan Syech Muhammad Baisuni Imran belum lagi masuk dalam peta,” ungkap KH Zainuddin MZ membuat jamaah Mesjid Raya Mujahidin tersenyum-tawa. Senyum dan tawa bangga akan kemajuan literasi daerahnya. Inovasi pendidikan dan dakwahnya.
Cukup saya sampaikan ide kreatif dan inovatif dari Syech Muhammad Baisuni Imran dari Sambas, tak usah berpanjang lebar dengan lahirnya Tareqad Qadriah-Wanasqsabandiah juga dari ulama Kalba, hingga terkini (2020) karya mobil listrik mahasiswa FT Untan yang sepi dari “sentuhan”.
Selamat Ulang Tahun Pemprov Kalbar dengan tagline Maju dan Inovatif. Sumbang saran agar foto Mayjen KNIL Sultan Hamid II Alkadrie bisa dipajang di Kantor Gubernur sebelum deret foto Adjie Pangeran Aflus di mana beliau menjabat Gubernur dari posisi Kalimantan Selatan. Kenapa foto Sultan Hamid? Sebab secara de facto dan de jure Sultan Hamid II Alkadrie adalah kepala daerah istimewa Kalbar pertama kali. Barulah kemudian Adjie Pangeran Aflus dan seterusnya gubernur dipilih secara langsung berdasarkan sistem pemilu.
Pemasangan foto Sultan Hamid II di Kantor Gubernur juga penanda maju dan inovatif dalam penegasan pengakuan Sultan Hamid II Pahlawan Nasional yang telah ditanda-tangani dua gubernur, masing-masing Drs Cornelis, MH dan H Sutarmidji, SH, M.Hum. Sudah ditetapkan TP2GD bahwa Sultan Hamid II Pahlawan Daerah serta diperjuangkan dapat pengakuan TP2GP dan Dewan Gelar sebagai Pahlawan Nasional.
Jika foto Sultan Hamid II terpasang di Kantor Gubernur hari ini 28/1/21 maka benar-benar maju dan inovatif dalam menghargai sejarah–sebab bangsa besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawannya. Jika tidak hari ini, 28/1/21 mungkin saat yang tepat pemasangannya adalah pada Hari Lahirnya Lambang Negara, 11 Februari bulan depan.
Kalbar Maju dan Inovatif di masa Gubernur H Sutarmidji, SH, M.Hum tidak diragukan. Kenapa? 10 tahun memimpin Kota Pontianak sangat berkemajuan dalam hal jalan yang panjang dan lebar, kiri-kanan jalan terang benderang, sekolah direhab bertingkat, rumah sakit, pasar dan Puskesmas. Seabrek prestasi di pundak. H Sutarmidji, SH, M.Hum dalam pandangan saya jauh lebih inovatif dan produktif dibandingkan mantan Walikota Solo yang kini Presiden. Juga Walikota Surabaya yang kini Mensos. Hanya sayang Sutarmidji di Kalbar kurang ekspose. Padahal dia layak Menteri dan bahkan Presiden. Tagline Maju dan Inovatif buat Kalbar di masa 3 tahun ke depan masih ada harapan dicapai. Semoga.
Kita melihat Sungai Kapuas yang terpanjang kini ditebing indah. Waterfront City Kota Pontianak memantik kesukaan warga dengan ibukota provinsinya. Kota dan provinsi menjadi istimewa. Ini istimewa gaya baru.
Sekali lagi semoga maju dan inovatif ini membentang laksana sila Pancasila. Bersatu teguh-bercerai runtuh. Bhinneka Tunggal Ika.*