teraju.id, Sintang—Angka ODP di Kabupaten Sintang meningkat, pelaku usaha menengah ke bawah meringis. Dampak negatif perekonomian akibat berkembangnya wabah COVID-19 dirasakan langsung oleh warga Sintang, khususnya para pedagang kecil.
“Gara-gara virus sekarang jadi morat-marit. Orang-orang kampung banyak yang takut turun ke kota. Jadi, yang belanja ke pasar juga kurang. Apalagi pedagang kecil kayak kita ini,” ucap Abu Bakar (60) selaku pelaku pedagang kaki lima.
Kondisi di Sintang saat ini masih berjalan seperti biasanya. Jalanan utama masih cukup padat. Beberapa pekerja swasta pun masih melakukan aktifitas di kantor seperti biasa. Warung-warung kopi dan tempat makan juga masih memperbolehkan makan di tempat. Himbauan untuk tetap di rumah saja pun, agaknya masih belum berlaku dengan tegas di Sintang.
Walau begitu pendapatan masyarakat di Kota Sintang mengalami penurunan dari biasanya. Abu Bakar menambahkan, pendapatan jualannya saat ini tidak seperti biasa.
“Semenjak adanya wabah covid-19 ini, barang paling laku satu sampai dua pasang sendal aja. Kita maklumi karena yang kita jual juga bukan barang pokok seperti beras atau sayuran. Tapi, dengar-dengar sayuran juga ngerasakan hal yang sama dengan kita.”
Pernyataan yang hampir sama juga disampaikan oleh Andri (35) selaku pedagang sayuran keliling. Andri mengaku bahwa dagangannya cukup banyak peminat karena sebagian besar orang sudah malas pergi ke pasar karena himbauan social distancing.
“Cuman hasilnya sama aja. Lah wong, barang-barang juga pada naik. Jadi untung saya juga tipis. Kadang malah ndak nutup, karena beli bensin, belum lagi ada yang utang.”
Andri menambahkan, ia pun tidak bisa menampik bahwa covid-19 merubah sedikit banyak pendapatannya. Belum lagi, banyak ibu-ibu yang ngutang karena suaminya yang tidak mendapat uang akibat penyebaran virus ini.
“Semua serba dirugikan. Kemarin dengar ada himbauan untuk menghentikan seluruh kegiatan di luar rumah. Di sini kalau dihentikan, terancam nggak makan semua orang.”
Mbak Nur selaku penjaga kantin sekolah pun, merasakan dampak besar untuk keluarganya. Dikarenakan sekolah libur dan sudah hampir satu bulan ini, Mbak Nur harus pintar mencari sampingan agar dapurnya tetap ‘ngebul’.
“Saya malah belum ada pemasukan sama sekali karena sekolah libur hampir sebulan. Kalau nitip kue ke warung-warung, ndak bisa banyak juga, karena takut rugi. Bahan pada mahal.”
Para pelaku usaha ini berharap agar pemerintah khususnya di Kabupaten Sintang cepat tanggap dalam menanggulangi wabah Covid-19 ini. Mengingat pemerintah pusat hanya dapat memberikan himbauan untuk tetap di rumah saja, tanpa mengucurkan bantuan dana untuk mereka yang memiliki perekonomian menengah ke bawah.
Sementara itu, data pada 8 April 2020 dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, di Kabupaten Sintang terdapat 670 ODP, 488 diantaranya telah selesai pemantauan, 0 PDP, dan 0 Positif. Sementara pasien rujukan Sanggau yang positif Covid-19 masih dalam perawatan di RS. Rujukan Ade Mohammad Djoen dan kondisinya semakin membaik. (anh)