teraju.id, Kalbar – Musim hujan tiba di pertengahan Juli 2020. Tumpahan air dari langit tercurah laksana air bah. Banjir pun melanda berbagai desa di Kabupaten Melawi, Kabupaten Landak, Kabupaten Sambas, Kabupaten Ketapang hingga wilayah rendah rentan genangan air di Kota Pontianak. Angin kencang Jumat, 17/7/20 pun memporak-porandakan beberapa rumah, baliho dan tenda di pinggiran Kota Pontianak.
Prakiraan cuaca hari ini, Senin, 20/7/2020 di Kalimantan Barat menurut Badan Metrologi dan Geofisika (BMG) berkabut, berawan, hingga hujan lokal. Limpahan air masih terus mengalir secara potensial. Dengan tambahan air pasang, maka air mudah menggenang dan mempersulit ruang gerak air untuk segera surut, sementara di berbagai lokasi banjir sudah menghantam lebih dari sepekan.
Safitri Rayuni ASN yang dekat dengan para pegiat sosial berbagai komunitas menuliskan di laman FaceBooknya, dini hari, Senin, 20/7/2020, memuji sumbangan para dermawan di Kota Pontianak dan sekitarnya. Khususnya mengenai angin puting beliung yang meluluhlantakkan rumah masyarakat lapis bawah di kawasan Pontianak Utara–Batulayang.
“Salut untuk Warga Kota Pontianak seperedarannya. Terkumpul donasi sebesar Rp. 16.791.500 di lima titik persimpangan lampu merah pada pukul 14.00-17.00, Minggu, 19 Juli 2020. Untuk donasi non tunai bisa melalui nomor rekening tertera, serta bantuan berupa sembako, pakaian layak pakai atau pembalut wanita dan sejenisnya bisa menghubungi kontak person tersedia, yg akan didelegasikan kepada komunitas komunitas penanggungjawab.
Terimakasih pada Aliansi Komunitas Relawan Peduli Banjir Kalbar
(Perempuan Pemuda Melayu, Kafilul Yatim, SBP, Siberdaya, Teater Topeng, KOMDAS/Komunitas Darah Segar, KA KAMMI, LAN, Kita Peduli, KKN, Bank Sampah, Komunitas Driver Borneo, KSR Polnep, Ramba Polnep, Oi/OCC,GSK, LAS)
You guys rocks!” Berikut tagar kebersamaan menolong yang terpapar banjir dan angin puting beliung di Kota Pontianak dan berbagai kabupaten se-Kalbar: #savekalbar, #banjirkalbar, #relawankalbar.
Di kawasan Bukit Peniraman dilaporkan terjadinya longsor. Beberapa rumah terdampak, namun tidak ada korban jiwa. Daerah penambangan tanah merah ini memang rentan longsor di musim penghujan. Lokasi sekira 40 km dari Kota Pontianak.
Di Melawi relawan PMI dan Dompet Umat juga bergerak ke desa-desa terpapar banjir. Di sana mereka memberikan bantuan kesehatan.
Melalui sumbangan sosial sandang dan pangan jiwa diingatkan selalu hati-hati karena sabetan bencana alam. Sebaliknya bencana alam hadir karena ulah tangan manusia sendiri yang tidak arif menjaga keseimbangan alam, baik di level lokal, nasional dan internasional. Sebab perubahan iklim (climate-change) di mana suhu terus meningkat serta es kutub utara dan kutub selatan mencair, dunia rentan banjir. Bencana air dan api senantiasa menjadi tantangan dari masa ke masa. Dan ke sini semakin intensif kedatangannya. (kan)