teraju.id— Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kalimantan Barat menyelenggarakan seminar online di Pontianak, Sabtu, 13 Juni 2020, kemarin. Seminar tentang new normal di Kalbar itu menampilkan, beberapa ilmuwan dari Untan Pontianak, Kadin Kalbar, Gubernur Kalbar, dan pelaku usaha.
Gubernur Kalbar, Sutarmidji, pada kesempatan itu menyampaikan pandangannya soal corona dan kebijakan pemerintah Kalbar. Perkembangan corona dan langkah-langkah yang dilakukan pemerintah daerah serta kendala-kendala yang dihadapi.
Ada beberapa poin yang menarik dan penting dari Gubernur. Pertama, soal kepatuhan warga terhadap kebijakan pemerintah. Beliau menceritakan dua kisah yang sudah disampaikan sebelumnya, yaitu tentang orang yang beliau kenal datang meminta dilaksanakan rapid test padahal sebelumnya dia menolak. Dia menolak ditest sebelumnya karena menerima informasi bahwa pengambilan darah itu berkaitan dengan PKI.
Kata Gubernur, ada juga orang yang tidak percaya pada corona. Orang yang tidak percaya corona itu karena dipandang berani, lalu diminta bantu untuk mengangkut orang tua yang akan dirapid test. Ketika diminta, dia mengatakan meminta pendapat anak dan istri dahulu sebelum mengiyakan.
“Sampai hari ini, sudah empat bulan, tidak ada dia datang,” katanya.
Kedua, Gubernur merasa penanganan corona agak susah karena banyak orang tiba-tiba menjadi ahli corona. Katanya, sekarang ini tiba-tiba semua orang menjadi ahli corona, dan itu membuat masyarakat bingung. Oleh karena itu sebaiknya, untuk hal-hal yang tidak produktif, orang-orang menahan diri.
“Saya sudah minta pada Kapolda, agar orang yang menulis macam-macam tentang corona diproses,” katanya.
Ketiga, Gubernur melihat sikap sebagain orang terhadap corona ini sudah dikaitkan dengan hal lain. Misalnya, ada faktor politik. Ada faktor yang berkaitan dengan incumbent yang akan bertarung dalam pemilihan kepala daerah yang akan datang. Bahkan, ada juga yang berkaitannya dengan pemilihan presiden lalu.
Keempat, Gubernur sudah meminta Kepolisian agar menangani orang-orang yang menghambat proses penanganan corona. Mulai dari penyebaran informasi hingga orang-orang yang melakukan tindakan pelanggaran aturan.
Itulah antara lain hal yang membuat Gubernur Kalbar geram dan merasa perlu mengambil tindakan-tindakan. Kegeraman yang dapat dipahami dalam konteks penanganan corona secara menyeluruh.
Bagaimana pun corona tidak dapat dianggap sebelah mata. Korban terus berjatuhan. Orang yang terjangkit masih banyak, dengan keadaan turun naik angkanya. (*)