TERAJU.ID, PURNAMA – Canopy Center yang terletak di kawasan Jalan Purnama dan berhadapan dengan Asuransi ACA tampil nyentrik. Ruang didesain etnik nan menarik dengan sentuhan seni khas Kalbar. Tampak kursi berbahan kayu tebal dan endemik daerah dengan nama pelaik. Dengan sentuhan pelitur, urat kayunya muncul sehingga tak kalah dengan ruang-ruang seni di Kota Dewata, Bali.
“Kenapa Canopy Center membuat coffee shop di ruang depan? Karena kita percaya kopi bisa menyatukan banyak hal atau bisa mempertemukan banyak hal. Jadi, seniman atau penikmat seni yang tadinya cuman (hanya) ngopi di Canopy Center dan datang melihat ada kegiatan kesenian terus ingin tahu dan kenal,” ujar Deny yang juga pemilik alias owner Canopy Center. Dan lagi-lagi Deny mengedepankan galery, meeting room dan sebagainya melalui kopi.
Canopy Center mencoba mengenalkan kopi lokal Kalbar seperti biji kopi dari daerah Punggur, Batu Ampar, Sambas dan sebagainya yang akan dikumpul satu per satu. Demikian karena hampir semua coffee shop (warung kopi) di Kota Pontianak jualannya kopi jenis robusta atau arabika dan bukan asli dari kebun warga Kalbar. Maka dari itu Canopy Center percaya dan tidak masalah atau bagaimanapun bahwa sumber yang paling penting adalah rasa. Rasa menjadi ciri khas tersendiri.
Canopy Center ambil peran mendorong kopi lokal dari petani Kalbar karena yang memberikan kenikmatan menyeruput kopi yaitu petani dan harusnya yang lebih sejahtera itu adalah mereka. Tak heran jika Canopy Center menyediakan kopi dari Punggur, Batu Ampar, Sambas, dan Bengkayang. Canopy center biasa mengambil biji kopi yang baru dikupas dan dijemur sekitar puluhan kilo per bulannya dan memproduksi sendiri biji kopi menjadi serbuk sehingga bisa membangun karakter kopinya sendiri dari yang lebih pahit, medium, dan tidak terlalu pahit.