teraju.id, Kampung Banjar – Ribuan warga mengantarkan pemakaman tokoh ulama muda Kalimantan Barat, Prof Dr H Haitami Salim, M.Ag (51 tahun) ke peristirahatan terakhir, Jumat, 21/4/17 di Kampung Banjar Serasan, Saigon, Pontianak Timur. Sebelumnya jenazah dishalatkan di rumah duka dan Masjid Raya Mujahidin.
Shalat fardhu kifayah dipimpin imam Masjid Raya Mujahidin dilanjutkan dengan pengantar Drs Nashruddin yang juga abang kandung-sulung almarhum. Sambutan kedua disampaikan Ketua Harian Yayasan Mujahidin, Drs H Syakirman.
Tepat pukul 13.00 jenazah diiringi ratusan kendaraan bermotor menyeberangi jembatan Kapuas. Dan tidak jauh dari Rumah Sakit Yarsi, tepatnya di Jl Swadesi, Gang H Sulaiman, telah siap pula menyambut ratusan warga setempat. Sementara aparat kepolisian dibantu jamaah masjid mengantur alur lalu lintas kawasan Swadesi karena sempit.
Sebelum dimakamkan, jenazah diturunkan ke masjid tepian kapuas karena hajad warga setempat yang ingin mensholatkan almarhum. Sekira 15 menit kemudian, tokoh Muhammadiyah, Makful Shafwan membawa acara, bahwa kegiatan di pemakaman bersifat tunggal, yakni hanya pemakaman serta doa. Dalam arti kata tidak ada pembacaan talqin.
Proses pemakaman berlangsung singkat karena banyaknya saudara, keluarga, sahabat serta siapa saja yang membantu proses mengangkat jenazah hingga mengulurkan peti ke liang lahat. Penutupan lubang lahat pun berjalan halus dan mulus serta lancar.
“Saya sampaikan bahwa adik saya sebelum meninggal berwasiat dua hal.
Pertama, tolong disampaikan kepada keluarga, sahabat dan jamaah di mana saja bahwa saya (almarhum Haitami Salim, red) minta maaf bilamana ada salah, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Adapun dosa mereka telah saya (Haitami, red) maafkan.
Kedua, bahwa menghadap Allah itu nikmat rasanya,” ungkap saudara kandung almarhum, Fahrul Rozi dengan suara bergetar disambut titik air mata.
Diceritakan Fahrul Rozi bahwa adiknya memang menderita sakit, namun tidak ditemukan diagnosa sakit yang serius. Sebab jantung, hati dan ginjal, semua organ fital normal. Demikian itu sampai pemeriksaan di Negeri Jiran, Malaysia. Kecuali dugaan bahwa beliau menderita usus buntu. Namun setelah dicheck ulang, usus buntu ini pun negatif.
Haitami dua kali mengumpulkan saudara-saudaranya dalam perawatan di RSUD dr Soedarso. Pertama buat berwasiat kepada keluarga. Kedua, dia mengatakan bahwa pertemuan dengan Allah sangat nikmat. Dengan demikian dia ikhlas dan keluarga pun ikhlas. Itulah pertanda bahwa Haitami akan menghembuskan napasnya yang terakhir.
Di tempat yang sama abang sulung, Nashruddin, menambahkan bahwa adiknya adalah orang yang baik. Baik kepada orang tua dan saudara. Baik kepada istri dan anak-anaknya. Baik kepada siapa saja. “Insya Allah dia khusnul khotimah. Namun kami tetap menyampaikan amanah beliau untuk minta maaf jika ada dosa dan kesalahannya.”
Di lokasi pemakaman tapak hadir Rektor Universitas Tanjungpura, Prof Dr Thamrin Usman, DEA. Ketua Harian Yayasan Mujahidin Drs H Syakirman. Sejumlah politisi, ulama, hingga civitas akademika IAIN Pontianak. Tampak hadir pula budayawan cum jurnalis senior HA Halim Ramli.
Sementara di Masjid Raya Mujahidin sejumlah tokoh yang tampak hadir dan turut menyolatkan almarhum adalah anggota DPR RI yang juga Ketua DPW Nasdem, Syarif Abdullah Alkadrie, Prabasa Ananta Tour, hingga Syarif Ishak Almutahar.
Tanda-tanda seseorang khusnul khotimah selain berwasiat, juga wafat dalam waktu-waktu istimewa. Sebut misalnya pada malam Jumat dan dimakamkan pada hari Jumat. (Nuris)